Rabu, 07 November 2012

Waspadai Jebakan Setan


Dalam QS. Al-A’raf ayat 16-17 dinyatakan,


قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
"Setan berkata, ’Karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi manusia dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur’."

Setiap manusia berpeluang terjerumus dalam jeratan setan karena Allah menyertakan setan pada diri manusia, bahkan ia berada pada aliran darah manusia. Dalam hadis dinyatakan, "Sesungguhnya setan berada pada peredaran darah manusia dan aku khawatir ia membisikkan keburukan pada hatimu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam menjalankan strateginya, setan mempunyai dua target, yaitu memperbudak manusia dan mengondisikan manusia untuk lupa kepada Allah SWT.
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
"Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa kepada Allah. Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi." (QS. Al-Mujadilah : 19)

Untuk menjadikan manusia budaknya dan lupa kepada Allah, setan telah memasang jebakan-jebakan untuk menjerat setiap orang Mukmin. Jebakan-jebakan itu di antaranya,
  • Pertama, waswasah ini digunakan setan dengan membisikkan keraguan pada manusia agar tidak bersegera melakukan kebaikan dan amal saleh. Ketika tugas dan kewajiban memanggil untuk segera dilaksanakan, setan membisikkan dengan kenikmatan tayangan televisi atau kegiatan lain yang tidak bermanfaat. Kita lebih nikmat terbalut selimut daripada bersegera wudhu dan pergi ke masjid. Itulah waswasah-nya setan.
  • Kedua, jebakan tazyin. Strategi ini digunakan setan dengan membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Salah satu contohnya adalah kita kadang merasa terkesan jalan-jalan saat pacaran dibandingkan dengan setelah menikah. Ini adalah karena unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sedangkan nikah itu ibadah.
  • Ketiga, jebakan tamanni. Jeratan ini digunakan setan untuk memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Jeratan ini berhasil terhadap manusia yang terlalu banyak keinginan, angan-angan, dan harapan, sedangkan kenyataan hidupnya jauh dari angan-angan tersebut. Akhirnya dengan menghalalkan segala cara, ia berupaya menggapai, merebut, dan merampas segala keinginannya.
  • Keempat, jebakan ’adawah. Strategi ini digunakan setan untuk menumbuhkan permusuhan di antara sesama Muslim. Setan menumbuhkan prasangka buruk di antara manusia agar mereka saling membenci dan bermusuhan. ’Adawah ini menyeret manusia menjadi makhluk pemarah, iri dan hasud, serta tamak dan rakus terhadap sesama.
  • Kelima, jeratan takhwif. Strategi ini menjadikan manusia enggan berbuat baik karena ketakutan-ketakutan yang tidak mendasar. Mungkin kita sering merasa takut menginfakkan sebagian harta kita karena takut jatuh miskin. Kita sering takut berbuat jujur dan mengungkapkan kebenaran karena takut dipecat oleh atasan.
  • Keenam, jebakan shaddun. Strategi ini dijalankan setan dengan menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah SWT. dengan menggunakan berbagai hambatan. Kita sering merasa malas untuk melaksanakan shalat sunat padahal biasanya rajin. Kita sering merasa ngantuk sewaktu membaca Al-Quran padahal kita sudah cukup tidur. Itulah shaddun setan.
Semua strategi jebakan di atas dijalankan oleh setan secara sungguh-sungguh. Maka, upaya agar terhindar dari jeratannya, kita harus selalu ingat kepada Allah SWT karena Allah itu lebih dekat daripada urat leher kita sendiri. Jangan lengah dari aturan-aturan-Nya, barengi seluruh aktivitas kita dengan doa dan dzikir serta memohon perlindungan-Nya....
Ayo...lawan jebakan setan...karena setan itu musuh yg nyata buat kita....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar