Rabu, 21 Mei 2014

Resep Bahagia


Sebuah catatan ringan..

Kita tidak bisa membuat semua orang senang dengan apa yang kita lakukan..
Ada yang suka dgn apa yg kita lakukan, tapi mungkin ada juga yg tidak suka..
Ada yg bahagia atas capaian kita, tapi mungkin ada juga yg tidak senang..

Jika kita melakukan sesuatu hanya karena orang lain, maka percayalah!! Kita akan menderita..
Jika kita melakuan sesuatu hanya karena orang lain, maka semangat kita pun akan tergantung dari pujian atau cacian orang2 atas apapun yg kita lakukan..

Lakukanlah sesuatu yang menurut kita baik..
Lakukanlah sesuatu yang akan membawa kebaikan terhadap hidup kita dan banyak orang..
Lakukanlah sesuatu karena mengharap ridho-Nya..
Lakukanlah sesuatu karena ibadah..
Maka kita akan lebih menikmati setiap kerja2 kita dan merasakan kebahagian dalam hidup.

Tidak percaya? Silahkan dicoba.

Apa yang Bisa Kulakukan?

Ketika aku berpikir negatif pd seseorg, tanpa sadar aku telah menghakimi org itu.

Lebih mudah mana? Berusaha menyingkirkan semua kerikil tajam di setiap jalanan, atau memakai sepatu agar kaki kita tdk terluka?

Lebih mungkin mana?
Berusaha mensterilkan smua tempat agar tak ada kuman, atau memperkuat daya tahan tubuh kita sendiri?

Lebih mudah mana?
Berusaha mencegah setiap mulut agar tak bicara sembarangan, atau menjaga hati kita sendiri agar tak mudah tersinggung?

Lebih penting mana?
Berusaha menguasai org lain atau belajar menguasai diri sendiri?

Yg penting bukan bgmn org hrs baik pdku, tetapi bgmn aku berusaha baik pd semua org.

Bukan org lain yg membuat aku bahagia, tetapi sikapkulah yg menentukan aku bahagia atau tidak.

Selasa, 20 Mei 2014

Mengapa ? (Renungan lagi)

Seorang nenek duduk dipelataran parkir. di sampingnya terpajang aneka keripik dengan kemasan sederhana. Nampak tidak menarik, apalagi saat sibuknya lalu lalang orang yang keluar masuk gedung mall. Senyumnya ramah menyapa setiap orang yang melaluinya, ia tak bosan menyapa satu demi satu, berharap dagangannya dibeli. Kebanyakan bahkan tak sempat menjawab tawaran sang nenek. Ada juga yang menolak dengan halus. Dan sebagian kecil membelinya. Satu bungkus 10rb, tak seberapa mahal untuk satu kemasan keripik pisang dagangannya. Tapi lihatlah, wajahnya begitu bahagia saat seseorang membelinya.

Seorang kakek setiap hari berjalan kaki berkeliling kompleks, ia membawa sapu lidi hasil buatannya sendiri. Seorang ibu menawar sapu lidi buatan sang kakek, harga yang ditawarkan sudah murah, hanya 10rb. Tapi ibu itu menawar agar sapunya 5rb saja. Diakhir transaksi, kakek melepas sapunya seharga 8rb. Si ibu puas karena mendapat diskon 2rb. Dan hari itu, kakek pulang dengan uang hanya 8rb saja. Uang makannya hari itu, yang harus ia bagi lagi bersama istri dan cucunya. Ia tak berhasil menjual banyak, hanya satu sapu saja.

Disebuah restoran, satu keluarga menikmati makanan dengan lahapnya. Bisa menghabiskan beberapa ratus ribu untuk makan disana. Tak lupa seusai membayar Bill, ayah meninggalkan satu lembar uang 20rb sebagai tip.

Dirumah, seorang ibu mengumpulkan barang bekas karena nanti bisa dijual ke tukang rongsokan yang lewat. Lumayan, terkadang dengan tawar menawar yang sengit, akhirnya si ibu mendapat uang 10-20rb. Terkadang si ibu dan si abang masih bergerutu karena harga yang tidak terlalu cocok.

Bayangkan, jika nenek penjual keripik tadi, kita beli saja meski tak butuh. 10rb baginya, bukan hasil meminta, tapi perjuangan kerasnya melangkah puluhan kilometer dari rumahnya mengais rezeki halal.

Jika seandainya kakek penjual sapu, dibayar 20rb meski harga sapu 10rb. Ketimbang menawarnya, ia tentu pulang dengan langkah yang bahagia. Bisa membawakan makanan yang sedikit lebih baik dari biasanya untuk istri dan cucunya.

Lalu seandainya ibu yang mengumpulkan barang bekas memberikan saja dengan sukarela. Toh ia tidak lagi membutuhkan barang itu. Apa yang terjadi? Doa mengalir dari abang tukang rongsok. Bisa jadi istrinya sedang sakit, atau anaknya butuh biaya sekolah.

Membeli yang tidak kita butuhkan, melebihkan dari harga yang ditawarkan, atau memberikan sesuatu kepada mereka ditengah kerasnya perjuangan hidup mereka yang bertahan untuk tidak meminta2. Kitalah yang lebih berbahagia akhirnya, karena mereka begitu saja mendoakan kita dengan tulus.

Mengapa kita membeli mahal tanpa menawar di tempat yang berkelas, lalu menawar sebisa mungkin saat belanja dipinggir jalan. Mengapa 20rb terasa mahal, saat nenek menawarkan sebungkus keripik dagangannya, dibanding kita yang mudah saja meninggalkan 20rb sebagai uang tip usai makan di restoran...

Merenung Sejenak....



‪Ketika simpati demi simpati kau terima, tundukkan kepalamu, juga hatimu… hati-hati dengan kesombongan…‬‬

‪Ketika kemenangan demi kemenangan kau raih, tundukkan kepalamu, juga hatimu…. hati-hati dengan kelalaian…‬

‪Ketika harapan demi harapan dibebankan ke pundakmu, tundukkan kepalamu, juga hatimu…. hati-hati dengan kelengahan…‬‬

‪Ketika apresiasi demi apresiasi dialamatkan kepadamu, tunddukkan kepalamu, juga hatimu… hati-hati dengan ketergelinciran…‬‬

‪Ketika ujian demi ujian dapat kau lalui, tundukkan kepalamu, juga hatimu, ……….. jangan abaikan evaluasi terhadap berbagai kekurangan dan kekeliruan….‬‬

‪Ketika tugas-tugas berat semakin mendekatimu, hendaknya engkau semakin dekat dengan T
RABBmu…‬‬

‪Ketika tanggung jawab di pundakmu semakin besar, hendaknya engkau semakin serahkan kekuatanmu kepada Rabbmu..‬

‪Ketika semua pandangan mulai tertuju kepadamu, ingatlah pandangan Rabbmu yang tak putus kepadamu…‬

‪Betapa banyak orang yang tabah dengan kekalahan, namun jatuh dalam kemenangan…‬

‪Betapa banyak orang yang bertahan dalam kesempitan, namun tergelincir dalam kelapangan…‬

‪Betapa banyak orang yang ikhlas mengawali perjuangan, namun penuh perhitungan saat menggapai kejayaan… 

#edisiMerenung‬
‪‬