Kamis, 01 November 2012

Normalkah Kita ?


Ketika seorang anak lahir ke dunia, maka orang tuanya dengan penuh debar dan harap bertanya, “ Normalkah anak saya ?” Lega rasanya apabila anak tersebut terlahir normal. Biasanya yang sering dilihat pertama kali adalah kelengkapan bentuk fisiknya, termasuk jumlah jari-jemarinya, selain tentu saja jenis kelaminnya.

Normal ? ya, kita ingin jadi orang yang normal dan berharap keturunan yang normal pula. Normalnya, kita memiliki lima jari di tiap tangan dan kaki, dari jempol sampe kelingking. Normalnya, jempol selalu lebih besar dari kelingking. Kalau kelingkingnya yang lebih besar ? ya artinya nggak normal.

Kenapa jempol yang kerap digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang baik dan  positif, normalnya lebih besar dari jari yang lain ? Dan mengapa kelingking yang sering digunakan sebagai lambang negatif, mesti lebih kecil ? Apa artinya ?

Bagaikan jempol dan kelingking, ternyata Allah mengkaruniai kita dengan kebaikan dan hal positif yang lebih besar daripada keburukan dan hal-hal yang negatif. Maka normalnya kita akan selalu cenderung kepada kebaikan, ingin melakukan hal-hal yang positif, dan menghindari hal-hal negatif. Lantas, kalau ada orang yang cenderung kepada keburukan dan hal negatif, bahkan kecenderungannya pada yang negatif lebih besar daripada yang positif bagaimana ? wah, itu pasti diragukan kenormalannya.

Jadi mari kita jaga diri kita agar lebih cenderung pada kebaikan dan hal-hal yang positif. Juga berusaha mengendlikan diri dari keburukan dan hal-hal negatif. Dengan begitu kita bisa menjadi manusia yang normal.

Jadi, normalkah kita ? 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar