Jumat, 29 September 2017

Munajat CINTA (bukan judul lagu lho)

Ya Allah...
Berilah kami cinta-MU
dan cinta orang-orang yang mencintai-MU
TUnjukkan kami amalan yang dapat menyampaikan kami pada cinta-MU
Jadikan cinta-MU lebih kami cintai dari diri kami sendiri, keluarga kami dan semua yang kami miliki...
Aamiin...

Kamis, 28 September 2017

Nilai Tingkatan Amal disisi Allah



๐Ÿ‹ ... Sesungguhnya, nilai suatu amal itu bertingkat-tingkat di sisi Allah Ta'ala sesuai tingkatan hati pelakunya.

Tingkatan di sini bukan berdasarkan banyaknya amal atau bentuknya, melainkan berdasarkan motivasi, ketulusan, dan sikapnya dalam mengutamakan Allah daripada dirinya sendiri.

Al-Hasan meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Utsman bin 'Affan ra. "Wahai orang kaya, kalian memborong kebaikan, kalian bersedekah, memerdekakan budak, melaksanakan haji, dan berinfak!"

Mendengar itu, Utsman lalu berkata, "Kalian iri kepada kami, padahal kami iri kepada kalian. Demi Allah, satu dirham yang disedekahkan oleh seseorang dengan susah payah, lebih baik daripada sepuluh ribu dirham yang diambil dari harta yang melimpah."

๐Ÿ‰ ... Apa yang dikatakan Utsman ra. sesuai dengan apa yang disabdakan Rasulullah ๏ทบ saat Abu Hurairah ra. bertanya, "Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?"

Beliau menjawab, "Sedekah yang dikeluarkan dengan susah payah oleh fakir miskin. Dan mulailah (bersedekah) kepada orang yang menjadi tanggunganmu" ... (HR Abu Dawud)

Dalam Al-Musnad dan Shahih Ibnu Hibban disebutkan pula hadits riwayat Abu Dzar Al-Ghiffari ra. "Aku bertanya kepada Rasulullah ๏ทบ," ujar Abu Dzar. "Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama?"

Beliau lalu menjawab, "(Sedekah) yang dikeluarkan dengan susah payah oleh orang yang melarat (karena mengharap ridha Allah)."

๐Ÿ ... Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Risรขlah Al-Mustarsyidรฎn.

Rabu, 27 September 2017

Macam-macam Rezeki Dari Allah

1.Rezeki Yang Telah Dijamin.

‎ูˆَู…َุง ู…ِู† ุฏَุงุจَّุฉٍ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ุฅِู„َّุง ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฑِุฒْู‚ُู‡َุง ูˆَูŠَุนْู„َู…ُ ู…ُุณْุชَู‚َุฑَّู‡َุง ูˆَู…ُุณْุชَูˆْุฏَุนَู‡َุง ูƒُู„ٌّ ูِูŠ ูƒِุชَุงุจٍ ู…ُّุจِูŠู†ٍ

"Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya."(Surah Hud : 6).

2. Rezeki Karena Usaha.

‎ูˆَุฃَู† ู„َّูŠْุณَ ู„ِู„ْุฅِู†ุณَุงู†ِ ุฅِู„َّุง ู…َุง ุณَุนَู‰

"Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya."(Surah An-Najm : 39).

3. Rezeki Karena Bersyukur.

‎ู„َุฆِู† ุดَูƒَุฑْุชُู…ْ ู„َุฃَุฒِูŠุฏَู†َّูƒُู…ْ ูˆَู„َุฆِู† ูƒَูَุฑْุชُู…ْ ุฅِู†َّ ุนَุฐَุงุจِูŠ ู„َุดَุฏِูŠุฏٌ

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."(Surah Ibrahim : 7).

4. Rezeki Tak Terduga.

‎ูˆَู…َู† ูŠَุชَّู‚ِ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَุฌْุนَู„ ู„َّู‡ُ ู…َุฎْุฑَุฌًุง( ) ูˆَูŠَุฑْุฒُู‚ْู‡ُ ู…ِู†ْ ุญَูŠْุซُ ู„َุง ูŠَุญْุชَุณِุจُ

"Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."(Surah At-Thalaq : 2-3).

5. Rezeki Karena Istighfar.

‎ูَู‚ُู„ْุชُ ุงุณْุชَุบْูِุฑُูˆุง ุฑَุจَّูƒُู…ْ ุฅِู†َّู‡ُ ูƒَุงู†َ ุบَูَّุงุฑًุง ( ) ูŠُุฑْุณِู„ِ ุงู„ุณَّู…َุงุกَ ุนَู„َูŠْูƒُู… ู…ِّุฏْุฑَุงุฑًุง

"Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.”
(Surah Nuh : 10-11).

6. Rezeki Karena Menikah.

‎ูˆَุฃَู†ูƒِุญُูˆุง ุงู„ْุฃَูŠَุงู…َู‰ٰ ู…ِู†ูƒُู…ْ ูˆَุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠู†َ ู…ِู†ْ ุนِุจَุงุฏِูƒُู…ْ ูˆَุฅِู…َุงุฆِูƒُู…ْ ุฅِู† ูŠَูƒُูˆู†ُูˆุง ูُู‚َุฑَุงุกَ ูŠُุบْู†ِู‡ِู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู† ูَุถْู„ِู‡ِ

"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya."
(Surah An-Nur : 32).

7. Rezeki Karena Anak.

‎ูˆَู„َุง ุชَู‚ْุชُู„ُูˆุง ุฃَูˆْู„َุงุฏَูƒُู…ْ ุฎَุดْูŠَุฉَ ุฅِู…ْู„َุงู‚ٍ ู†َّุญْู†ُ ู†َุฑْุฒُู‚ُู‡ُู…ْ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”
(Surah Al-Israa' : 31).

8. Rezeki Karena Sedekah

‎ู…َّู† ุฐَุง ุงู„َّุฐِูŠ ูŠُู‚ْุฑِุถُ ุงู„ู„َّู‡َ ู‚َุฑْุถًุง ุญَุณَู†ًุง ูَูŠُุถَุงุนِูَู‡ُ ู„َู‡ُ ุฃَุถْุนَุงูًุง ูƒَุซِูŠุฑَุฉً

“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.”
(Surah Al-Baqarah : 245).

Kita ingin dimaklumi tapi ga mau memaklumi.

Betapa sering kealpaan, kelalaian, kekhilafan, dan segala kekurangan yang melekat pada diri orang lain, terlihat begitu jelas dimata kita, dan kitapun menilainya melalui persepsi kesempurnaan, sehingga manusia itu terlihat begitu banyak cela dan dosa.
Sementara pada saat yang sama, saat kita melakukan kekeliruan, kelalaian, atau apapun namanya, kita sudah siapkan 1001 alasan pembenaran dan pengecualian (untuk menjaga sebuah kesempurnaan semu).
Kita ingin dimaklumi tapi ga mau memaklumi....

Astaghfirullah....

Ingatlah dan Lupakanlah

ingatlah selalu orang yang pernah menolongmu,
lupakanlah orang yang pernah engkau tolong.
ingatlah selalu dosa-dosa yang telah kau lakukan,
lupakanlah menghitung pahala yang telah kau kumpulkan..

  ingatlah orang yang pernah engkau sakiti,
lupakanlah orang yang pernah menyakitimu.

  ingatlah harta yang belum engkau sedekahkan,
lupakanlah harta yang telah engkau infakkan…

Menghormati Madzhab Fiqih Mayoritas Penduduk


FIQIH
๐Ÿ“š F-005
Menghormati Madzhab Fiqih Mayoritas Penduduk

✅ Yang dimaksud dengan madzhab fiqih mayoritas penduduk dalam hal ini adalah salah satu dari sekian madzhab yang mu’tabar (diakui) menurut Ahlu As-Sunnah wa Al-Jama’ah, terutama empat madzhabnya yakni Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali, di mana perbedaan pendapat di antara empat madzhab tersebut adalah perbedaan yang mu’tabar dan sah.
Dan untuk Indonesia, mayoritas ulamanya mendalami dan mengajarkan fiqih madzhab Syafi’i kepada masyarakat.

๐Ÿ“– Dalil yang menunjukkan penghormatan kepada madzhab mayoritas penduduk diantaranya adalah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

ุงَู„ุตَّูˆْู…ُ ูŠَูˆْู…َ ุชَุตُูˆู…ُูˆู†َ، ูˆَุงู„ْูِุทْุฑُ ูŠَูˆْู…َ ุชُูْุทِุฑُูˆู†َ، ูˆَุงู„ุฃَุถْุญَู‰ ูŠَูˆْู…َ ุชُุถَุญُّูˆู†َ

Berpuasa adalah pada hari di mana kalian berpuasa, idul fitri adalah hari kalian beridul fitri, dan idul adha adalah hari kalian beridul adha (berqurban). (HR. At-Tirmidzi, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra,  Ad-Daraquthni – shahih).

✅ Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullah menjelaskan makna hadits ini:

ูˆَูَุณَّุฑَ ุจَุนْุถُ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ุนِู„ْู…ِ ู‡َุฐَุง ุงู„ุญَุฏِูŠุซَ، ูَู‚َุงู„َ: ุฅِู†َّู…َุง ู…َุนْู†َู‰ ู‡َุฐَุง ุฃَู†َّ ุงู„ุตَّูˆْู…َ ูˆَุงู„ูِุทْุฑَ ู…َุนَ ุงู„ุฌَู…َุงุนَุฉِ ูˆَุนُุธْู…ِ ุงู„ู†َّุงุณِ .

Dan sebagian ulama menafsirkan hadits ini, dengan perkataan: “Yang dimaksud adalah bahwa berpuasa dan beridul fitri itu bersama jamaah dan mayoritas masyarakat.”

Dari hadits dan penjelasannya terlihat bahwa penghormatan terhadap pendapat mayoritas masyarakat – selama bukan kesesatan – adalah bagian dari arahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan pendapat salah satu madzhab fiqih yang mu’tabar bukanlah kesesatan. Bahkan untuk masalah-masalah yang berkaitan erat dengan syiar persatuan dan kebersamaan, seperti puasa Ramadhan, idul fitri dan idul adha, penghormatan itu diarahkan sampai pada tingkat mengikuti pendapat mayoritas masyarakat muslim dan meninggalkan pendapat sendiri, bukan sekedar menghargai lalu tetap melaksanakan pendapat sendiri atau pendapat minoritas. Apalagi jika pendapat mayoritas ini dikuatkan dengan keputusan dari pihak yang berwenang.

๐ŸŽฏ Praktek Salaf Shalih dan Para Ulama Besar

✅ Sikap ‘Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullah

Khalifah ‘Umar bin Abdul ‘Aziz menetapkan dan mengumumkan ketetapannya ke seluruh wilayah khilafah saat itu:

ู„ِูŠَู‚ْุถِ ูƒُู„ُّ ู‚َูˆْู…ٍ ุจِู…َุง ุงุฌْุชَู…َุนَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูُู‚َู‡َุงุคُู‡ُู…ْ

Hendaklah setiap kaum memutuskan perkara (diantara mereka) dengan kesepakatan dari ahli fiqih mereka masing-masing. (Diriwayatkan oleh Ad-Darimi dalam Sunannya).

Zuraiq bin Hakim rahimahullah menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz saat ia menjadi gubernur Syam:

ุฅِู†َّูƒَ ูƒُู†ْุชَ ุชَู‚ْุถِูŠ ุจِุงู„ْู…َุฏِูŠู†َุฉِ ุจِุดَู‡َุงุฏَุฉِ ุงู„ุดَّุงู‡ِุฏِ ุงู„ูˆَุงุญِุฏِ ูˆَูŠَู…ِูŠู†ِ ุตَุงุญِุจِ ุงู„ุญَู‚ِّ، ูَูƒَุชَุจَ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ุนُู…َุฑُ ุจู†ُ ุนَุจْุฏِ ุงู„ุนَุฒِูŠุฒِ: ุฅِู†َّุง ูƒُู†َّุง ู†َู‚ْุถِูŠ ุจِุฐَู„ِูƒَ ุจِุงู„ْู…َุฏِูŠู†َุฉِ، ูَูˆَุฌَุฏْู†َุง ุฃَู‡ْู„َ ุงู„ุดَّุงู…ِ ุนَู„َู‰ ุบَูŠْุฑِ ุฐَู„ِูƒَ، ูَู„َุง ู†َู‚ْุถِูŠ ุฅِู„َّุง ุจِุดَู‡َุงุฏَุฉِ ุฑَุฌُู„َูŠْู†ِ ุนَุฏْู„َูŠْู†ِ، ุฃَูˆْ ุฑุฌُู„ٍ ูˆَุงู…ْุฑَุฃَุชَูŠْู†ِ

“Sesungguhnya engkau dulu di Madinah memutuskan (perkara) dengan kesaksian seseorang dan sumpah dari pemilik hak.”
Maka Umar bin Abdul Aziz menulis balasannya: “Sesungguhnya kami sebelumnya memutuskan seperti itu di Madinah, lalu kami menemukan penduduk Syam tidak seperti itu. Maka kami tidak memutuskan kecuali dengan kesaksian dua orang laki-laki yang terpercaya atau dengan kesaksian seorang laki-laki dan dua orang perempuan (mengikuti kebiasaan penduduk Syam).” (I’lam Al-Muwaqqi’in, Ibnul Qayyim, 3/97).

Hal tersebut menunjukkan bahwa Umar bin Abdul Aziz amat peduli untuk TIDAK MENGUBAH kebiasaan suatu masyarakat selama kebiasaan itu tetap dalam bingkai syariat.

✅ Sikap Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah

Saat Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur hendak menyatukan kaum muslimin dari berbagai wilayah dengan pendapat Al-Imam Malik, beliau menolak dan menyatakan:

ูَุฅِู†ْ ุฐَู‡َุจْุชَ ุชُุญَูˆِّู„ُู‡ُู…ْ ู…ِู…َّุง ูŠَุนْุฑِูُูˆู†َ ุฅِู„َู‰ ู…َุง ู„َุง ูŠَุนْุฑِูُูˆู†َ ุฑَุฃَูˆْุง ุฐَู„ِูƒَ ูƒُูْุฑًุง ูˆَู„َูƒِู†ْ ุฃَู‚ِุฑَّ ุฃَู‡ْู„َ ูƒُู„ِّ ุจَู„ْุฏَุฉٍ ุนَู„َู‰ ู…َุง ูِูŠู‡َุง ู…ِู†َ ุงู„ุนِู„ْู…ِ.

Jika Anda pergi mengubah dari apa yang mereka kenal menjadi apa yang tidak mereka kenal, mereka akan menganggapnya kufur. Akan tetapi, akuilah setiap negeri atas ilmu yang ada pada penduduknya masing-masing. (Al-Jarh wa At-Ta’dil, Ibnu Abi Hatim, hlm 29).

✅ Sikap Ibnu Abdil Bar rahimahullah

Ibnu Abdil Bar mengemukakan alasan mengapa ia mengandalkan riwayat Yahya bin Yahya dalam melakukan syarah terhadap kitab Al-Muwatha karya Al-Imam Malik rahimahullah:

ุฅِู†َّู…َุง ุงุนْุชَู…َุฏْุชُ ุนَู„َู‰ ุฑِูˆَุงูŠَุฉِ ูŠَุญْูŠَู‰ ุจْู†ِ ูŠَุญْูŠَู‰ ุฎَุงุตَّุฉً ู„ِู…َูˆْุถِุนِู‡ِ ุนِู†ْุฏَ ุฃَู‡ْู„ِ ุจَู„َุฏِู†َุง ู…ِู†َ ุงู„ุซِّู‚َุฉِ ูˆَุงู„ุฏِّูŠู†ِ ูˆَุงู„ูَุถْู„ِ ูˆَุงู„ุนِู„ْู…ِ ูˆَุงู„ูَู‡ْู…ِ، ูˆَู„ِูƒَุซْุฑَุฉِ ุงุณْุชِุนْู…َุงู„ِู‡ِู…ْ ู„ِุฑِูˆَุงูŠَุชِู‡ِ، ูˆِุฑَุงุซَุฉً ุนَู†ْ ุดُูŠُูˆุฎِู‡ِู…ْ ูˆَุนُู„َู…َุงุฆِู‡ِู…ْ، ูَูƒُู„ُّ ู‚َูˆْู…ٍ ูŠَู†ْุจَุบِูŠ ู„َู‡ُู…ُ ุงู…ْุชِุซَุงู„ُ ุทَุฑِูŠู‚ِ ุณَู„َูِู‡ِู…ْ ูِูŠู…َุง ุณَุจَู‚َ ู„َู‡ُู…ْ ู…ِู†َ ุงู„ุฎَูŠْุฑِ، ูˆَุณُู„ُูˆูƒُ ู…ِู†ْู‡َุงุฌِู‡ِู…ْ ูِูŠู…َุง ุงุญْุชَู…َู„ُูˆู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ุจِุฑِّ، ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†َ ุบَูŠْุฑُู‡ُ ู…ُุจَุงุญุงً ู…َุฑْุบُูˆุจุงً ูِูŠู‡ِ.

Yang membuat aku mengandalkan riwayat Yahya bin Yahya secara khusus adalah karena posisi beliau yang terhormat di mata penduduk negeri kami dari sisi kepercayaan mereka terhadapnya, keagamaan, kelebihan, ilmu, dan pemahaman beliau. Juga karena para penduduk banyak menggunakan riwayatnya sebagai warisan dari para syaikh dan ulama mereka. Maka setiap kaum hendaklah mempraktekkan cara pendahulu mereka yang baik dan menempuh metode kebajikan yang telah mereka bawa selama ini, meskipun cara dan metode yang lain boleh atau menarik. (At-Tamhid, Ibnu Abdil Bar, 1/10).

✅ Sikap Abu Umar Ahmad bin Abdullah bin Hasyim rahimahullah, guru Ibnu Abdil Bar

Dalam masalah mengangkat tangan saat berpindah gerakan dalam shalat, madzhab Maliki dari riwayat Ibnu Al-Qasim rahimahullah adalah tidak mengangkat tangan sama sekali kecuali saat takbiratul ihram, berdasarkan riwayat dari sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Sementara mengangkat tangan berdasarkan riwayat Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Abu Umar Ahmad bin Abdullah memuji gurunya yaitu Abu Ibrahim Ishaq bin Ibrahim rahimahullah  yang mengangkat tangan tidak hanya saat takbiratul ihram karena mengikuti hadits riwayat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Namun, ketika Ibnu ‘Abdil Bar bertanya kepada gurunya mengapa beliau tidak mengangkat tangan seperti “kakek gurunya” sesuai hadits Ibnu Umar? Sang guru menjawab:

ู„َุง ุฃُุฎَุงู„ِูُ ุฑِูˆَุงูŠَุฉَ ุงุจْู†ِ ุงู„ู‚َุงุณِู…ِ؛ ู„ِุฃَู†َّ ุงู„ุฌَู…َุงุนَุฉَ ุนِู†ْุฏَู†َุง ุงู„ูŠَูˆْู…َ ุนَู„َูŠْู‡َุง، ูˆَู…ُุฎَุงู„َูَุฉُ ุงู„ุฌَู…َุงุนَุฉِ ูِูŠู…َุง ู‚َุฏْ ุฃُุจِูŠุญَ ู„َู†َุง ู„َูŠْุณَ ู…ِู†ْ ุดِูŠَู…ِ ุงู„ุฃَุฆِู…َّุฉِ

Aku tidak akan menyalahi riwayat Ibnu Al-Qasim, alasannya karena jamaah (masyarakat) hari ini mengikuti beliau. Dan menyalahi jamaah dalam hal yang kita telah diperbolehkan mengamalkannya (maksudnya dalam maslah furu’) bukanlah sikap para imam. (Al-Istidzkar, Ibnu Abdil Bar, 1/408-409).

✅ Sikap Ibnu Taimiyah rahimahullah

Ketika membahas bacaan basmalah dalam Al-fatihah di dalam shalat, apakah dibaca keras atau tidak dst .. Ibnu Taimiyah menyelingi dengan satu adab fiqih dengan menyatakan:

ูˆَูŠُุณْุชَุญَุจُّ ู„ِู„ุฑَّุฌُู„ِ ุฃَู†ْ ูŠَู‚ْุตِุฏَ ุฅِู„َู‰ ุชَุฃْู„ِูŠูِ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ْู‚ُู„ُูˆุจِ ุจِุชَุฑْูƒِ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ْู…ُุณْุชَุญَุจَّุงุชِ؛ ู„ِุฃَู†َّ ู…َุตْู„َุญَุฉَ ุงู„ุชَّุฃْู„ِูŠูِ ูِูŠ ุงู„ุฏِّูŠู†ِ ุฃَุนْุธَู…ُ ู…ِู†ْ ู…َุตْู„َุญَุฉِ ูِุนْู„ِ ู…ِุซْู„ِ ู‡َุฐَุง

Disukai bagi seorang (imam) untuk menyengaja mengakrabkan hati (mayoritas jamaah) dengan meninggalkan (yang ia yakini mustahab/sunnah), karena maslahat keakraban (ukhuwah) di dalam agama ini lebih agung dari pada maslahat melakukan hal seperti ini (yang mustahab tsb). (Al-Qawa’id An-Nuraniyah Al-Fiqhiyah, Ibnu Taimiyah, hlm 46).

Dari ucapan dan sikap para ulama besar yang teramat memahami Al-Quran dan Hadits di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa madzhab atau pendapat mayoritas masyarakat dalam hal-hal yang tidak sesat, atau dalam hal yang memang diperbolehkan terjadi perbedaan pendapat lalu mayoritas masyarakat menganut salah satu diantaranya, maka sikap yang baik adalah menghormati mereka.

๐ŸŽฏ Prinsipnya adalah:
ุนَุฏَู…ُ ุงู„ุชَّุดْูˆِูŠุดِ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ูˆَุฅِุซَุงุฑَุฉِ ุงู„ูِุชْู†َุฉِ ุจَูŠْู†َู‡ُู…ْ

Tidak mengganggu ketenangan masyarakat dan tidak memancing kegaduhan di tengah masyarakat.

Ini adalah prinsip umum yang harus didahulukan dari maslahat mengamalkan perbuatan yang kita anggap sunnah atau mustahab namun masyarakat tidak memahaminya atau membutuhkan waktu untuk memahaminya.

✅ Prinsip ini diambil dari sikap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak memugar Ka’bah sesuai bangunan Nabi Ibrahim alaihissalam. Beliau membiarkannya karena jika dilakukan pemugaran akan memancing kegaduhan masyarakat Quraisy. Beliau bersabda kepada ‘Aisyah radhiyallau ‘anha:

«ูŠَุง ุนَุงุฆِุดَุฉُ، ู„َูˆْู„ุงَ ู‚َูˆْู…ُูƒِ ุญَุฏِูŠุซٌ ุนَู‡ْุฏُู‡ُู…ْ - ุจِูƒُูْุฑٍ - ู„َู†َู‚َุถْุชُ ุงู„ْูƒَุนْุจَุฉَ ูَุฌَุนَู„ْุชُ ู„َู‡َุง ุจَุงุจَูŠْู†ِ ุจَุงุจٌ ูŠَุฏْุฎُู„ُ ุงู„ู†َّุงุณُ، ูˆَุจَุงุจٌ ูŠَุฎْุฑُุฌُูˆู†َ» (ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ ูˆู…ุณู„ู…)

Wahai Aisyah, kalau bukan karena kaummu belum lama kafir, pasti telah kuubah Kabah, aku jadikan dua pintu, satu pintu untuk orang-orang masuk, satu pintu untuk mereka keluar. (HR. Al-Bukhari & Muslim).

✅ Juga dari ucapan Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:

ุญَุฏِّุซُูˆุง ุงู„ู†َّุงุณَ ุจِู…َุง ูŠَุนْุฑِูُูˆู†َ، ุฃุชُุญِุจُّูˆู†َ ุฃู†ْ ูŠُูƒَุฐَّุจَ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆู„ُู‡ُ ؟!

Bicaralah kepada masyarakat dengan hal yang mereka kenal (mereka mudah memahami), apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?! (Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari  dalam Shahihnya).

Ungkapan beliau “apakah kalian ingin Allah dan Rasul-Nya didustakan?!” menunjukkan bahwa meskipun yang kita sampaikan adalah ayat Al-Quran atau Hadits Rasul yang tentu saja baik, namun jika hal itu belum dapat dimengerti oleh masyarakat, atau perlu waktu bagi mereka untuk memahaminya, maka hendaklah kita hindari, paling tidak bertahap menyampaikannya. Karena bila kita sembrono, mungkin yang terjadi adalah ayat atau hadits itu didustakan.

Membiarkan masyarakat mengamalkan amalan dari madzhab yang mu’tabar akan membuat potensi para da’i dan pemimpin lebih fokus dalam membangun hal-hal lain yang diperlukan oleh ummat.

Channel Telegram Ilmu SYARIAH :

@ilmusyariah / bit.ly/1RF5IPk

Senin, 25 September 2017

Kebencian adalah kejahatan Terburuk


Kebencian adalah kejahatan yang terburuk,
karena ia mampu membangun kemarahan tak beralasan untuk menzhalimi orang-orang baik yang tak bersalah.

Mahalnya KEJUJURAN

Kejujuran yang kita tanam bertahun-tahun akan sirna oleh sekali dusta yang kita sengaja...
kejujuran sulit menanamnya dan lama untuk menuainya...namun kedustaan cepat dituainya dan akan membuat pelakunya merasa nikmat di awalnya namun akan menjadi penderitaan yg abadi.

PERSATUAN UMAT LEBIH PENTING DARIPADA PENDAPAT BARU


Diceritakan dalam kitab al-Musawwadah fi Ushul al-Fiqh karya Ibnu Taimiyah:

(ุนู† ุงู„ู‚ุงุถูŠ ุฃุจู‰ ูŠุนู„ู‰ ุฃู†ู‡ ู‚ุตุฏู‡ ูู‚ูŠู‡ ู„ูŠู‚ุฑุฃ ุนู„ูŠู‡ ู…ุฐู‡ุจ ุฃุญู…ุฏ ูุณุฃู„ู‡ ุนู† ุจู„ุฏู‡ ูุฃุฎุจุฑู‡.

Al-Qadhi Abu Ya'la didatangi seorang pelajar fiqih untuk belajar mazhab Hanbali kepadanya. Lalu Abu Ya'la menanyakan tentang negeri asalnya. Pelajar itu mengabarkan tentang hal ihwal negerinya.

ูู‚ุงู„ [ุฃูŠ ุฃุจูˆ ูŠุนู„ู‰] ู„ู‡: ุฅู† ุฃู‡ู„ ุจู„ุฏูƒ ูƒู„ู‡ู… ูŠู‚ุฑุฃูˆู† ู…ุฐู‡ุจ ุงู„ุดุงูุนูŠ ูู„ู…ุงุฐุง ุนุฏู„ุช ุฃู†ุช ุนู†ู‡ ุฅู„ู‰ ู…ุฐู‡ุจู†ุง.

Abu Ya'la berkata kepadanya: Penduduk negerimu semuanya mengikuti mazhab Syafi'iy. Kenapa Anda akan berpindah ke mazhab kami?

ูู‚ุงู„ ู„ู‡: ุฅู†ู…ุง ุนุฏู„ุช ุนู† ุงู„ู…ุฐู‡ุจ ุฑุบุจุฉ ููŠูƒ ุฃู†ุช.

Pelajar itu berkata: Aku berpindah dari mazhab Syafi'iy karena suka kepada Anda.

ูู‚ุงู„ [ุงู„ู‚ุงุถูŠ ุฃุจูˆ ูŠุนู„ู‰]: ุงู† ู‡ุฐุง ู„ุง ูŠุตู„ุญ ูุฅู†ูƒ ุฅุฐุง ูƒู†ุช ููŠ ุจู„ุฏูƒ ุนู„ู‰ ู…ุฐู‡ุจ ุฃุญู…ุฏ ูˆุจุงู‚ูŠ ุฃู‡ู„ ุงู„ุจู„ุฏ ุนู„ู‰ ู…ุฐู‡ุจ ุงู„ุดุงูุนูŠ ู„ู… ุชุฌุฏ ุฃุญุฏุง ูŠุนูŠุฏ ู…ุนูƒ، ูˆู„ุง ูŠุฏุงุฑุณูƒ ูˆูƒู†ุช ุฎู„ูŠู‚ุง ุฃู† ุชุซูŠุฑ ุฎุตูˆู…ุฉ ูˆุชูˆู‚ุน ู†ุฒุงุนุงً، ุจู„ ูƒูˆู†ูƒ ุนู„ู‰ ู…ุฐู‡ุจ ุงู„ุดุงูุนูŠ ุญูŠุซ ุฃู‡ู„ ุจู„ุฏูƒ ุนู„ู‰ ู…ุฐู‡ุจู‡ ุฃูˆู„ู‰ ูˆุฏู„ู‡ ุนู„ู‰ ุงู„ุดูŠุฎ ุฃุจู‰ ุฅุณุญุงู‚ ูˆุฐู‡ุจ ุจู‡ ุฅู„ูŠู‡).

Abu Ya'la berkata: Ini jelas tidak baik. Jika Anda hidup di negerimu mengikuti mazhab Hanbali, sementara seluruh penduduk negerimu mengikuti mazhab Syafi'iy, Anda tidak akan menemukan seseorang yang akan mengulangi pelajaran dan belajar bersama Anda. Anda pasti akan mengobarkan permusuhan dan menimbulkan pertengkaran. Justru Anda mengikuti mazhab Syafi'iy seperti penduduk negeri Anda itu lebih baik.

Kemudian Abu Ya'la menunjukkan pelajar tersebut kepada Syaikh Abu Ishaq dan membawanya kepada beliau untuk belajar fiqih Syafi'iy.

Syaikh Abi Ishaq adalah pengarang kitab al-Muhadzdab, kitab monumental dalam mazhab Syafi'iy yang di-syarah oleh Imam Nawawi dengan kitab al-Majmu'.

Minggu, 17 September 2017

IBNU MASKAWAIH

Ibnu Maskawaih, tokoh abad ke-4 Hijriah, semasa mudanya suka berfoya-foya dan berhura-hura, kemudian bertaubat dan berubah 180 derajat hingga akhirnya menjadi seorang yang --bukan hanya shalih tapi juga-- pakar pendidikan dan menelurkan banyak karya tentang pendidikan dan moral (etika).

Pepatah Arab mengatakan:

ุฅุฐุง ุฒุงุฏ ุงู„ุดูŠุฆ ุนู† ุญุฏู‡ ุงู†ู‚ู„ุจ ุฅู„ู‰ ุถุฏู‡

"Apabila sesuatu melebih batas kadarnya ia akan berubah menjadi sebaliknya."


Hikmahnya:

Jangan pernah mencela atau menghina seseorang karena kondisinya saat ini.
Boleh jadi ia akan menjadi orang yang lebih baik daripada dirimu di kemudian hari.

Ketika kita melihat orang yang bergelimang dosa dan kesalahan, berdoalah supaya Allah SWT memberinya hidayah dan membimbingnya ke jalan yang benar serta kita mohon perlindungan dari segala keburukan.

Semoga Allah memperbaiki kita semua.

Jumat, 15 September 2017

TANGGUH

Tangguh bukan berarti bisa menaklukan segalanya,
namun untuk tetap berdiri tegak
walau tubuh ini memberi sinyal untuk menyerah,
kita tetap gigih bertahan.
Itulah yang dinamakan tangguh.

Tangguh adalah sikap jujur dalam menjalani hidup,
memaksimalkan fungsi dirinya,
berani mengambil resiko
dalam melaksanakan hal-hal besar dalam hidup,
berani mengakui kesalahan
dan berhenti mengeluh mengasihani diri...

Kamis, 14 September 2017

Perbedaan Ucapan Alhamdulillah

Perbedaan Ucapan Alhamdulillah

Yang pertama adalah ucapan hamdalah yang berbunyi:


ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„َّุฐِู‰ ุจِู†ِุนْู…َุชِู‡ِ ุชَุชِู…ُّ ุงู„ุตَّุงู„ِุญَุงุชُ


Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat” yang artinya segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatan-Nya menjadi sempurna segala amal sholih


Kemudian, ucapan hamdalah lainnya adalah:

ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุญَุงู„ٍ
.

Alhamdulillah ‘ala kulli hal“ yang artinya segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.
Lantas, apa beda penggunaan dua kalimat ini?

Kalimat yang pertama diucapkan untuk melihat hal-hal yang kita sukai, sedangkan kalimat kedua, diucapkan ketika menyaksikan hal-hal yang tidak kita sukai, meniru apa yang disabdakan oleh tuntunan kita, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, seperti yang termaktub dalam hadits berikut ini:

ุนَู†ْ ุนَุงุฆِุดَุฉَ ู‚َุงู„َุชْ ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุฅِุฐَุง ุฑَุฃَู‰ ู…َุง ูŠُุญِุจُّ ู‚َุงู„َ « ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„َّุฐِู‰ ุจِู†ِุนْู…َุชِู‡ِ ุชَุชِู…ُّ ุงู„ุตَّุงู„ِุญَุงุชُ ». ูˆَุฅِุฐَุง ุฑَุฃَู‰ ู…َุง ูŠَูƒْุฑَู‡ُ ู‚َุงู„َ « ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุญَุงู„ٍ ».

Dari Aisyah, kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan “Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat”. Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucapkan “Alhamdulillah ‘ala kulli hal“” [HR Ibnu Majah no 3803 dinilai hasan oleh al Albani]


Demikian perbedaan kedua ucapan Alhamdulillah tersebut, mudah-mudahan yang sedikit ini berguna.

Wallahu a’lam

#dariWAG

Akhlak ulama dalam menyikapi perbedaan pendapat...


Alangkah indahnya ungkapan al-Imam asy-Syafi’i kepada Yunus ash-Shadafi:

ูŠَุง ุฃَุจَุง ู…ُูˆْุณَู‰ ، ุฃَู„َุง ูŠَุณْุชَู‚ِูŠْู…ُ ุฃَู†ْ ู†َูƒُูˆْู†َ ุฅِุฎْูˆَุงู†ًุง ูˆَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ู†َุชَّูِู‚ْ ูِูŠْ ู…َุณْุฃَู„َุฉٍ

“Wahai Abu Musa, Apakah kita tidak bisa untuk tetap bersahabat sekalipun kita tidak bersepakat dalam suatu masalah?!”.


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullahu Ta’ala juga pernah mengatakan:



ูˆَุฃَู…َّุง ุงู„ِุงุฎْุชِู„َุงูُ ูِูŠ ” ุงู„ْุฃَุญْูƒَุงู…ِ ” ูَุฃَูƒْุซَุฑُ ู…ِู†ْ ุฃَู†ْ ูŠَู†ْุถَุจِุทَ ูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†َ ูƒُู„َّู…َุง ุงุฎْุชَู„َูَ ู…ُุณْู„ِู…َุงู†ِ ูِูŠ ุดَูŠْุกٍ ุชَู‡َุงุฌَุฑَุง ู„َู…ْ ูŠَุจْู‚َ ุจَูŠْู†َ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠู†َ ุนِุตْู…َุฉٌ ูˆَู„َุง ุฃُุฎُูˆَّุฉٌ ูˆَู„َู‚َุฏْ ูƒَุงู†َ ุฃَุจُูˆ ุจَูƒْุฑٍ ูˆَุนُู…َุฑُ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُู…َุง ุณَูŠِّุฏَุง ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠู†َ ูŠَุชَู†َุงุฒَุนَุงู†ِ ูِูŠ ุฃَุดْูŠَุงุกَ ู„َุง ูŠَู‚ْุตِุฏَุงู†ِ ุฅู„َّุง ุงู„ْุฎَูŠْุฑَ

“Adapun perselisihan dalam masalah hukum maka banyak sekali jumlahnya. Seandainya setiap dua orang muslim yang berbeda pendapat dalam suatu masalah harus saling bermusuhan, maka tidak akan ada persaudaraan pada setiap muslim. Abu Bakar Radiallahu’anhu dan Umar Radiallahu’anhu saja—kedua orang yang paling mulia setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam—mereka berdua berbeda pendapat dalam beberapa masalah, tetapi keduanya tidak menginginkan kecuali kebaikan.”

Jika Setiap Kesalahan Saudaramu Selalu kau Cela

Kalaulah setiap dosa yang dilakukan temanmu engkau cela
Niscaya engkau tidak akan mendapati seorang pun yang tidak akan engkau cela
Oleh karena itu, hiduplah kamu seorang diri, atau tetaplah bersambung dengan saudaramu ...
tapi ingat... saudaramu itu adalah seorang manusia yang sesekali melakukan dosa dan pada kali yang lain meninggalkannya

Apa Yang Bisa Kau Lakukan ?

Apa yang bisa kau lakukan?
Jika uang hanya bisa membeli kesenangan, bukan kebahagiaan, maka apa yg bisa kau lakukan utk menyempurnakan nikmat-NYA ?
Jika bertambahnya kekayaan tidak menjamin bertambahnya kenikmatan, maka apa yg bisa kau lakukan agar hidup ini penuh rahmat-NYA ?
Jika di malam-malam yg hening kau tak bisa menyungkurkan keningmu utk bersujud kepada-NYA, maka apa yg bisa kau lakukan utk membuka jalan ke surga-NYA ?

#Merenung

Rabu, 13 September 2017

Tak Ada Yang Sempurna

Setiap kita mungkin memiliki sahabat yang pandai sekali. Gelarnya cukup panjang dan diraih dari perguruan tinggi terkemuka. Hanya saja dalam berinteraksi, komentar atau tindakannya kadang-kadang menampakkan bahwa dia kurang dewasa.

Ada juga sahabat yang lain, dia pandai dan cukup dewasa dalam mengelola segala hal. Sayangnya beliau sakit-sakitan. Pergi berkunjung ke dokter rutin, mengkonsumsi obat dan istirahatnya juga rutin.


Ada lagi yang pinter dan sehat, tapi sayang beliau tidak ada waktu sedikitpun. Entah karena keunggulannya, banyak orang yang berusaha menyibukkannya, sehingga seakan sudah tidak ada waktu lagi mengerjakan apapun. Akibatnya segala janji dan amanatnya seringkali meleset.


Demikianlah, ada saja seseorang itu kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada yang lebih dalam segala hal atau kurang dalam segala hal. Jadi tidak ada manusia di sekitar ini yang memiliki kesempurnaan hidup.


Karena itulah:
* Kalau menginginkan dapat sahabat yang sempurna, maka jangan bersahabat dengan manusia.
* Kalau menginginkan dapat atasan yang sempurna, maka jangan jadi anak buahnya manusia.
* Kalau menginginkan dapat dosen yang sempurna, maka jangan berkuliah kepada manusia.
* Kalau menginginkan dapat istri yang sempurna, maka jangan beristrikan manusia.

Nobody perfect...

#copasWAG

IKHLAS, belajar dari ibunda Siti Hajar


Hajar protes. Mengapa suaminya meninggalkan dia dan anaknya yang masih kecil di tengah padang pasir tak bertuan.

Seperti jamaknya manusia dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberinya putra.

Hajar mengejar Ibrahim, suaminya, dan berteriak: *"Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini? Bagaimana kami bisa bertahan hidup?"*

Ibrahim terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh. Remuk redam perasaannya terjepit antara pengabdian dan pembiaran.


Hajar masih terus mengejar sambil menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit, *"Apakah ini perintah Tuhanmu?"*

Kali ini Ibrahim, sang khalilullah, berhenti melangkah. Dunia seolah berhenti berputar. Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim.

Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah. Pertanyaan, atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semua terkesiap.

Ibrahim membalikan tubuhnya, dan berkata tegas, *"Iya!"*.

Hajar berhenti mengejar. dia terdiam. Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang mengagetkan semuanya: malaikat, butir pasir dan angin.

*"Jikalau ini perintah dari Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Tuhan akan menjaga kami."*

Ibrahim pun beranjak pergi. Dilema itu punah sudah. Ini sebuah pengabdian, atas nama perintah, bukan sebuah pembiaran. Peristiwa Hajar dan Ibrahim ini adalah *romantisme keberkahan*.


Itulah ikhlas. *Ikhlas adalah wujud sebuah keyakinan mutlak pada Sang Maha Mutlak*. Ikhlas adalah kepasrahan bukan mengalah apalagi menyerah kalah.

Ikhlas itu adalah engkau sanggup berlari melawan dan mengejar, namun engkau memilih patuh dan tunduk. Ikhlas adalah sebuah kekuatan menundukkan diri sendiri dan semua yang engkau cintai.

Ikhlas adalah memilih jalanNya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain. Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa.

Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengalkulasi hasil akhir. Ikhlas tak pernah berhitung.

Ikhlas tak pernah pula menepuk dada. Ikhlas itu tangga menuju-Nya. Ikhlas itu mendengar perintah-Nya dan menaati-Nya. Ikhlas adalah ikhlas. Titik.


*"Belum cukupkah engkau memahami apa itu ikhlas dari diamnya Hajar dan perginya Ibrahim?"*


#copasWAG

Selasa, 12 September 2017

Manjadi Orang Hebat

"ORANG HEBAT ITU"

Orang yang meninggalkan dunia sebelum ia meninggal dunia.

Bersedekah sampai kaya, bukan kaya baru bersedekah.

Berdakwah dengan memperbaiki diri bukan sudah baik baru berdakwah.

Datang ke masjid sampai  tua, bukan sudah tua baru ke masjid.

Berfikir baru berucap dan berbuat, bukan berucap dan berbuat baru berfikir

Beramal sampai ikhlas, bukan ikhlas baru beramal.

SELAMAT MENCOBA SEBELUM AJAL TIBA

#copasWAG

Senin, 11 September 2017

ketika EMAS bertemu dengan TANAH

Kisah Inspiratif :

Sebongkah emas bertemu dengan sebongkah tanah.

● Emas berkata pada tanah, “Coba lihat pada dirimu, suram dan lemah, apakah engkau memiliki cahaya mengkilat seperti aku.......?
Apakah engkau berharga seperti aku....... ?”

● Tanah menggelengkan kepala dan menjawab, “Aku bisa menumbuhkan bunga dan buah, bisa menumbuhkan rumput dan pohon, bisa menumbuhkan tanaman dan banyak yg lain, apakah kamu bisa....... ?”

Emas pun terdiam seribu bahasa......

Dlm hidup ini banyak orang yang seperti emas, berharga, menyilaukan tetapi tdk bermanfaat bagi sesama.

Sukses dlm karir, rupawan dlm paras, tapi sukar membantu apalagi peduli.

Tapi ada juga yg seperti tanah. Posisi biasa saja, bersahaja namun ringan tangan siap membantu kapanpun.

Makna dari kehidupan bukan terletak pada seberapa bernilainya diri kita, tetapi seberapa besar bermanfaatnya kita bagi orang lain.

Jika keberadaan kita dapat menjadi berkah bagi banyak orang, barulah kita benar- benar bernilai.

Apalah gunanya kesuksesan bila itu tidak membawa manfaat bagi anggota team kita.

Apalah arti kemakmuran bila  tidak berbagi pada yg membutuhkan.

Apalah arti kepintaran bila tidak memberi inspirasi di sekeliling kita.

Karena hidup adalah proses, ada saatnya kita memberi dan ada saatnya kita menerima.

Salam Sukses & Barokah


#copasWAG

Bersungguh-sungguh menajdi BAIK

Karakter baik tidak terbentuk semalam, Manusia yang bersungguh-sungguh dan berlatih untuk memiliki sifat yang baik, insya Allah akan dimudahkan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berusaha melatih dirinya melakukan kebaikan, maka dia akan mendapatkannya, dan barangsiapa berusaha menghindari keburukan, maka dia dihindarkan dari keburukan tersebut.” (HR. Bukhari)

Memberi = Menerima, belajar dari SUMUR

MEMBERI = MENERIMA

Pernahkah kita memperhatikan sebuah sumur ?
Sebuah sumur bila di timba airnya setiap hari tidak akan pernah kering, terus ada air di dalam nya..

Anehnya.... kalau dalam satu hari saja airnya tidak di timba, ketinggian air yang ada di dalam sumur itu tidak meningkat.. Tetap saja seperti semula..
Inilah hukum alam..
Di mana di dalam alam terdapat misteri yang bertujuan untuk selalu memberi & keseimbangan..


Sesungguhnya kehidupan kita juga sama & serupa dengan sumur ini..

Pada umumnya orang berpikir bahwa jika kita memberi apa yang kita miliki pasti akan berkurang dari apa yang di miliki semula..
Tapi kalau kita mau belajar dari sumur ini, semakin banyak memberi akan semakin banyak air yang mengalir kepadanya..

Dalam hal memberi tidak harus dalam bentuk uang atau materi..
Kita bisa memberi dalam bentuk apa saja yang kita miliki..

Saat kita mengajarkan & memberi ilmu, maka dengan sendirinya kemampuan kita akan semakin meningkat..

Yang perlu diperhatikan adalah jangan memberi karena terpaksa,
jangan memberi karena ingin dipuji, jangan memberi untuk menunjukkan bahwa kita kaya & jangan memberi dgn kemelekatan.


Sebaiknya kita memberi karena menginginkan orang lain bisa bahagia, bisa hidup lebih baik & layak..

Dengan mengembangkan sikap mental memberi yang murni, kita yakin setiap orang bisa melakukannya..

Pilihan terserah pada diri kita..
Sedangkan manfaat langsung yang bisa kita rasakan saat memberi adalah perasaan kepuasan batin..

Dan inilah sebenarnya kebahagiaan sejati..

THE MORE YOU GIVE... THE MORE YOU RECEIVE..
Semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula yg kita terima...

Ada Yang Perlu Kita RENUNGI

Atas berlimpahnya harta yang tak menambah keteduhan hati dan kesejukan jiwa, tentu ada yang perlu kita renungi :
Tentang diri sendiri,
tentang tetangga kita,
tentang do'a-do'a kita
serta berbagai hal
yang berkaitan hubungan kita dengan Allah Ta'ala
maupun hubungan dengan sesama.


ketika Semakin Bertambah USIA

 ๐Ÿ’ง Semakin bertambah usia semakin lemah Tangan menggenggam..karena Alloh sedang mendidik kita agar melepaskan cinta Dunia.
                   (Qs.Hud:15-16)

๐Ÿ’ง   Semakin bertambah usia semakin kabur Matanya... Karena Alloh sedang menCerahkan mata hati untuk  melihat Akhirat.
                     (Qs.Al Isra:72)

 ๐Ÿ’ง  Semakin bertambah usia semakin Sensitif.... karena Alloh sedang mengajar.. bahwa pautan Hati dengan makhluk senantiasa mengHampakan.. namun Hati yang berpaut kepada Alloh, tiada pernah meNgecewakan.
            (Qs.Al Lukman :22)

 ๐Ÿ’ง  Semakin bertambah usia semakin gugur gigi-giginya....karena Alloh sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan Gugur kedalam Tanah selamanya.
             Qs.Ali Imran:145) 

 ๐Ÿ’ง  Semakin bertambah usia semakin ditarik Nikmat kekuatan Tulang & Sendi....karena Alloh sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi Nyawanya akan di ambil...
                 (Qs.An Nisa:78)

 ๐Ÿ’ง  Semakin bertambah usia semakin Rambut putih....karena Alloh sedang ingatkan kain kafan yang Putih.
            (Qs.Ali Imran:185)

 ๐Ÿ’ง  Begitu juga Hati...semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian...karena Alloh sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta manusia dan dunia...
                (Qs.Al-An'am:32)

#copasWAG

Jumat, 08 September 2017

Gusti Allah Mboten Sare, Allah Tidak Tidur, tidak juga Lalai



Kita sering kesal dan marah ketika melihat kezhaliman yg semakin merajalela, bahkan seakan tak tersentuh oleh aturan hukum yg ada...
Pelaku kezhaliman semakin sombong dan arogan, merasa sudah menang....
padahal  ia lupa, bahwa sesunggunnya ia hanya menunggu waktu untuk menerima balasan dari Allah...

ูˆَู„َุง ุชَุญْุณَุจَู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุบَุงูِู„ًุง ุนَู…َّุง ูŠَุนْู…َู„ُ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ُูˆู†َ ۚ ุฅِู†َّู…َุง ูŠُุคَุฎِّุฑُู‡ُู…ْ ู„ِูŠَูˆْู…ٍ ุชَุดْุฎَุตُ ูِูŠู‡ِ ุงู„ْุฃَุจْุตَุงุฑُ

" Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, " (surat Ibrahim ayat 42)

Menjadi PEMENANG Kehidupan

Sesungguhnya pemenang kehidupan adalah orang yang tetap semangat meski kelelahan senantiasa hadir dalam kehidupan nyata. Tetap tegar dalam setiap ujian yang menyapa. Tetap teguh meski godaan tak henti menyesakan dada.

Kenyataannya, terlampau banyak kisah hidup yang memilukan bermula dari cara kita yang salah dalam menata hati. Oleh karena itu, menata hati adalah cara kita dalam menyiasati kehidupan. Menyiasati berbagai kondisi kehidupan agar tetap dalam keadaan lebih baik. Dan kunci dalam menata hati adalah iman dan positif thinking.

Maka sudah saatnya kita bertanya pada hati kita masing-masing? Di bagian mana dalam kehidupan ini, dalam kesibukan yang melelahkan; dalam hari-hari yang penuh langkah perjuangan; dalam pergolakan cinta dan kebencian; dalam kesunyian dan keramaian; di antara kegembiraan dan kesedihan; di antara ketenangan dan kegelisahan; di antara ritme keagamaan dan keduniaan; di antara berbagai lintasan ujian dan harapan; di antara kearifan melihat zaman; di antara tugas dan amanat menjalankan jabatan, saatnya bertanya, di mana hati ini kita posisikan?


Sebagus dan seindah apa pun bentuk manusia, hanya akan membawa kehinaan bila tidak disertai dengan keindahan hati yang dihiasi iman dan amal shalih.

Penentu baik dan buruknya amalan seseorang amat bergantung kepada hati. Seperti yang digambarkan baginda Rasulullah Saw, “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh ini ada segumpal daging. Apabila ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.” (H.r. Bukhari Muslim)

Dengan menata hati, berarti kita tengah menata kehidupan ini. Hati menjadi penentu atas segala keputusan yang kita ambil karena di sanalah niat terletak. Banyak orang yang ingin mengubah hidupnya, tetapi hanya tinggal keinginan. Berhenti pada kata ingin saja. Tidak pernah sukses karena orang sukses adalah mereka yang selalu berbuat. Kalau kita ingin mengubah hidup kita menjadi lebih dari yang kita impikan, kita harus mengubah tindakan kita sampai menjadi kebiasaan.

(Disarikan dari Buku Menjadi Lebih Baik Agar Ditolong Allah, Pro U Media Jogja)


Sumber :
Biro Tausiyah Rutin ODOJ

Keep SYUKUR

Seseorang mungkin lebih cantik
ataupun lebih tampan dari kita,
sehingga lebih diperhatikan dan
punya banyak teman.
Seseorang mungkin lebih kaya dan
punya kedudukan dibanding diri kita,
sehingga mudah mendapatkan
apa yang diinginkannya.
Seseorang mungkin lebih pintar
dan punya banyak relasi dibanding kita,
sehingga punya kesempatan
lebih banyak untuk melakukan
banyak kegiatan.
Seseorang yang lain mungkin telah
meraih impiannya
sementara kita
masih di sini berjuang mengejar
impian.
Yakinlah,
Ketika kita terus membandingkan
diri dengan orang lain, maka kita
tidak akan pernah menemukan
ujungnya
walaupun kita telah
memiliki kelebihan.

Ingat....
masih ada langit di atas langit.
Maka bersyukur adalah kuncinya.
Bersyukur atas segala yang telah
kita miliki.
Bersyukur karena setiap diri kita
diciptakan unik dan tak satupun
yang bisa menjadi seperti diri kita.

Kamis, 07 September 2017

Berbaik Sangka kepada Allah

ุนู†ุฏู…ุง ุชุธู† ุจุฃู† ุจุนุฏ ุงู„ุดู‚ุงุก

 ุงู„ุณุนุงุฏุฉ ูˆุจุนุฏ ุฏู…ูˆุนูƒ ุฅุจุชุณุงู…ุฉ

 ูู‚ุฏุฃุฏูŠุช ุนุจุงุฏุฉ ุนุธูŠู…ุฉ ุฃู„ุงูˆู‡ูŠ

 ุญุณู† ุงู„ุธู† ุจุงู„ู„ู‡

 'Indamaa Tazhunnu Bi-anna ba'dasy Syaqoo-i As Sa'aadatu Wa ba'da Dumuu'ika Ibtisaamatun
Faqod addaita 'Ibaadatan 'Azhiimatan Allaa Wahiya Husnuzh Zhonni Billaah

Di kala kamu yakin bahwa sesudah kesengsaraan terdapat kebahagiaan, dan setelah linangan air matamu, terdapat senyuman, maka sungguh kamu telah menunaikan ibadah yang mulia, yaitu  berbaik sangka kepada Allah...

Rabu, 06 September 2017

Islam, antara Toleran dan Kemuliaan

Islam memang agama rahmat, agama damai, agama kasih sayang, agama toleran, agama wasathiyah.
Tapi semuanya itu baru betul-betul terwujud bila Islam punya kekuatan dan kekuasaan. Bagaimana akan membuktikan kalau kita orang yang penuh rahmah, kedamaian, toleran dan wasathiyah, kalau kita sendiri dalam keadaan terhina dan tertindas.

Justru kampanye Islam agama damai dalam kondisi di bawah telapak orang, yang muncul adalah kemunafikan dan menjilat kepada musuh agar dikasihani, takut dituduh teroris, dan membungkuk-bungkuk kepada musuh demi kesenangan dunia.
Supaya dikatakan agama damai, dia rela saudaranya sesama muslim dibantai di mana-mana. Demi julukan umat yang toleran dia lebih marah kalau gereja dirusak dari pada mesjid dan mushaf al Qur'an dihancurkan.

Yang melakukan hal itu bukanlah memperlihatkan kerahmatan dan ketoleransian Islam, tapi lagi memperagakan sikap najisnya. Sementara Islam sendiri berlepas diri dari tindakan seperti itu.

"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. (Al Anfal: 61)
Tadabburilah ayat ini dan ayat sebelumnya.
Alangkah izzahnya kita bila semacam kalimat "wa mu'tashima" berkumandang, musuh gemetaran dan dan seluruh hak Islam kembali ke pangkuannya. Keadilan ditegakkan dan tidak ada yang terzalimi.

Sekalipun tidak mampu meng-'izzahkan Islam ini dihadapan musuh, aku tidak akan menghinakannya di hadapan mereka.


Akhirnya aku katakan: Aku tidak pernah menemukan najis yang lebih kotor dan menjijikkan dari pada seorang muslim yang jadi agen musuh untuk menghancurkan umat Islam ini dari dalam, ia sadari atau tidak.

Tidak percuma kalau Allah mengatakan bahwa tempat orang munafik itu di dalam kerak neraka. Lebih dalam dari pada tempat Fir'aun, Abu Jahal dll.

by. ust Zulfi Akmal