Kamis, 27 Februari 2020

M.U.S.I.B.A.H

📌 Setiap kita pasti pernah mengalami musibah, apapun bentuknya.
Bisa jadi musibah yg kita alami sejatinya merupakan bentuk teguran Allah atas kelalaian dan kesalahan kita.

Sebenarnya sudah ada yang mengingatkan kita akan kesalahan yg kita lakukan,
tapi kita sering tidak mempedulikan peringatan tsb...
kita merasa tidak melakukan kesalahan, hingga akhirnya Allah sendiri yang memberikan teguran dengan diberikannya musibah kepada kita.


📍
Dan tidak lah musibah menimpa kita kecuali atas izin Allah..

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(surat at Taghabun (64) ayat 11)

Dalam ayat tsb, Allah mengabarkan kepada kita, bahwa ketika ditimpa musibah, Allah akan memberikan petunjuk kedalam hati orang yang beriman.


Maksudnya, orang beriman yang mengalami musibah akan bisa mengambil HIKMAH atau pelajaran atas musibah yg terjadi.
Orang beriman akan melakukan introspeksi, merenung dan merasa bahwa Allah sedang memberikan pelajaran kepadanya.
Kemudian dia berusaha memperbaiki dirinya untuk kembali kepada Allah.
Ketika dia sedang dalam proses hijrah, maka ia harus menyempurnakan hijrahnya, hingga Allah benar-benar mencintai dan meridhoinya.



📕
Jika kita ---yg selama ini mengaku sebagai orang yg beriman--ga bisa mengambil hikmah dan pelajaran atas musibah yang ada, jangan-jangan ada masalah dengan HATI dan IMAN kita.


Waspadalah..🖇

Segera kembali kepada ALlah, perbanyak istighfar dan amalan-amalan lainnya.


🏷
Semoga musibah yang ada bisa berbuah keberkahan, melahirkan kecintaan dan keridhoan Allah.


Wallahu a'lam.



Bagi saudara2ku yang sedang tertimpa musibah, bersabarlah... merapatlah kepada Allah..
Karena diantara buah dari kesabaran adalah KEBAHAGIAAN dan Kegembiraan.
Selamat menjemput kebahagiaan sejati.

M.E.N.I.K.A.H ITU 💕?

Menikah itu untuk mencari seseorang yg bisa diajak hidup bersama sampe ke surga.
mottonya : SEHIDUP SESURGA.
Betapa ruginya jika menikah hanya sekadar urusan duniawi, hanya utk mencari kenikmatan dunia.
So... Pastikan bahwa kamu menikah dengan orang yg tepat.
Yaitu orang yang bisa membawa dan mengantarkanmu ke surga...
Bukankah SURGA itu Kenikmatan yang Hakiki dan ABADI ?
Relakah kau tukar kenikmatan surga dengan tipuan kemilaunya nikmat dunia ?


#RoadToHeaven

Rabu, 26 Februari 2020

💕Episode CINTA dan KESETIAAN💕


::: Belajar dari ZAINAB BINTI MUHAMMAD, PUTRI SULUNG RASULULLAH SAW :::

Sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihu wasallam diangkat menjadi rasul, Abul Ash bin Rabi’ menghadap beliau.
“Saya ingin menikahi Zainab, putri sulung Anda”
Sebuah contoh kesantunan dan tatakrama.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Aku tak mau melakukannya sebelum meminta izin padanya”.

Sesuai syariat yang nanti akan diwahyukan kepadanya.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam menyampaikannya pada Zainab,
“Anak pamanmu mendatangiku dan menyebut-nyebut namamu. Apakah engkau rela ia menjadi suamimu?”
Wajahnya memerah dan ia tersenyum. Malu-malu.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam kemudian menikahkan Zainab dengan Abul Ash.
Bermulalah dahsyatnya sebuah kisah cinta.
Dari pernikahan berkah ini lahirlah Ali dan Umamah.

Tiba masanya muncul sebuah masalah baru.

Yaitu, terkait diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sebagai Rasul Allah. Saat itu Abul Ash sedang bepergian beberapa saat lamanya.
Ketika ia kembali, Zainab sudah memeluk Islam dan mengimani risalah yg dibawa ayahnya. Abul Ash pun mengetahuinya.
Zainab berkata, “Aku punya sebuah berita besar untukmu”.
Abul Ash berdiri, lalu meninggalkan Zainab. Zainab mengejarnya, kemudian ia berkata:
Ayahku diutus sebagai nabi dan aku telah memeluk Islam.”
Abul Ash menjawab, “Bagaimana sikapmu? Beritahu aku!
Zainab menimpali, “Aku takkan mendustakan ayahku. Karena ia bukan pendusta. Ia adalah orang jujur dan sangat dipercaya.
Bukan hanya aku yang berislam kepadanya. Ibuku dan saudara-saudaraku juga melakukannya.
Ali bin Abi Thalib sepupuku juga beriman. Anak bibimu, Usman bin Affan juga memeluk Islam. Sahabatmu Abu Bakar juga menyatakan Islam”.
Kalau Aku…. kata Abul Ash.
“Aku tak mau nanti orang-orang mengatakan Abul Ash menghinakan kaumnya, kafir dengan nenek moyangnya demi istrinya. Ayahmu pasti akan tertuduh. Mohon maaf. Hargailah sikapku?”


Sebuah dialog cinta yang jauh dari memperturutkan ego dan gengsi.

Zainab tersenyum, “Jika bukan aku, siapa lagi yang akan memaklumimu? Tapi suamiku, aku adalah istrimu. Aku ingin membantumu dalam kebaikan hingga engkau bisa memutuskannya dengan benar.

Zainab membuktikan kata-katanya selama 20 tahun. Ia bersabar. Setia dengan cintanya. Setia dengan akidahnya.
Abul Ash tetap berada dalam sikapnya. Hingga sampailah saat hijrah nabawi.
Zainab menghadap ayahnya.

“Ya Rasulallah, mohon izin aku ingin menetap bersama suamiku.”

Bukti cintanya yang sangat dalam. Dan Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengizinkannya dengan penuh sayang.
Zainab menetap di Mekkah.

Saat terjadi Perang Badar, suaminya memutuskan bergabung berperang bersama pasukan Quraisy. Menarget Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan kaum muslimin.
Suaminya memerangi ayahnya.

Bermalam-malam ia menangis dan merintih, tenggelam dalam duka. Ia panjatkan doa dan bermunajat penuh kepasrahan.
“Ya Allah… aku takut jika setiap matahari terbit akan menerima kenyataan bahwa anakku menjadi yatim atau aku kehilangan ayahku…”

Abul Ash bertempur masih dengan keyakinanya. Meski ia sendiri tak benar-benar yakin akan sikapnya.

Usailah pertempuran Badar. Abul Ash tertawan. Beritanya sampai ke Mekkah.
Dengan penuh cemas ia menanyakan tentang kabar ayahnya
“Kaum Muslimin menang” ia mendapat kabar demikian.
Ia bersujud pada Allah, mensyukuri karunia-Nya. Ia juga bertanya berita tentang suaminya.

Mereka menjawab, “Ia ditawan oleh mertuanya.”
Ia bergegas ingin menebus suaminya. Ia kirimkan kalung perhiasan.
Ia tak punya apa-apa yang berharga selain perhiasan dari ibunya yang ia kenakan.
Perhiasan yang selalu melekat di dadanya. Kalung itu kemudian dibawa saudara kandung Abul Ash menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam terhenyak ketika melihat kalung istrinya, Khadijah yang sangat dikenalnya.
Tebusan siapa ini?”
“Tebusan Abul Ash bin Rabi`”
Ada tetesan air mengalir dari pelupuk mata beliau, seraya berbisik pelan,
Ini adalah kalung Khadijah.”

Sebuah ungkapan kesetiaan yang terpatri dalam hati. Tak luntur meski jasad pemiliknya sudah bertahun-tahun terpendam dalam tanah.

Beliau kemudian berdiri dan berkata, “Wahai manusia… Lelaki ini tidak aku cela sebagai menantu.”
Sebuah narasi pengakuan dan sikap adil yang nyata.
Mengapa kalian tak bebaskan ia dari tawanan? Mengapa kalian tak mengembalikan kalung tebusannya kepada Zainab?”
Para sahabat menjawab , “Labbaik, wahai Rasulullah

Kesantunan dan ketaatan tertulis dalam sejarah.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam kemudian memberikan kalung tersebut kepada Abul Ash dan berkata,
“Sampaikan kepada Zainab agar jangan mengabaikan kalung Ibunya, Khadijah.”
Sebuah pesan cinta dan kesetiaan yang dahsyat.

Nabi Shallallahu alaihi wasallam berkata, “Wahai Abul Ash aku sampaikan sebuah rahasia.”

Kemudian Abul Ash mendekati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
Wahai Abul Ash, sesungguhnya Allah sudah memerintahkan kepadaku untuk memisahkan antara perempuan muslimah dan orang kafir. Maka, kembalikanlah putriku kepadaku!”
Dengan penuh penghormatan Abil Ash berkata, “Siap. Aku akan melakukannya!

Zainab keluar rumah menuju gerbang kota Mekkah hendak menyambut jantung hatinya.

Sabar ia tunggu kedatangan suaminya.
Abul Ash terlihat. Tak lama kemudian ia mendekat.
Suaminya membisikinya, “Aku akan pergi
Ke mana?” pendar mata binar Zainab kembali meredup
Bukan aku, tapi Engkau yang pergi. Aku berjanji menyerahkanmu pada ayahmu!”
“Mengapa?”
“Untuk memisahkan antara aku dan dirimu. Kembalilah pada ayahmu!”
Abul Ash menepati janjinya.
Mengapa engkau tak membersamaiku saja. Masuklah Islam”
Zainab membujuk penuh harap, penuh cinta.

Dan Abul Ash tetap pada pendiriannya. Zainab pun meninggalkan Mekkah. Meninggalkan suaminya. Menaati perintah Allah dan ayahnya. Ia hijrah ke Madinah membawa anak-anaknya.

Sejak saat itu, selama 6 tahun silih berganti para lelaki melamarnya. Namun, Zainab tak pernah berkenan menerima. Ia tetap setia menunggu cintanya yang tertinggal di Mekkah. Bersama sekeping harap agar mantan suaminya datang menghadap ayahnya dan membersamainya kembali seperti sedia kala.


Setelah tahun-tahun sulit. Menjelang terjadinya Fathu Makkah, Abul Ash sebagaimana biasa ia melakukan perjalanan, berdagang ke negeri Syam.

Dalam perjalanan pulang ke Mekkah ia bersama kafilah dagang Quraisy membawa 100 ekor unta dengan 170 orang. Mereka terendus oleh pasukan mata-mata umat Islam. Mereka pun akhirnya ditawan. Namun, Abul Ash berhasil kabur, lenyap dan menghilang.
Abul Ash berlindung di balik kegelapan malam yang semakin gelap serta larut. Ia mengendap-endap memasuki kota Madinah. Bersembunyi beberapa saat.
Menjelang fajar, ia semakin mendekat. Rumah Zainab yang ditujunya. Inilah tsiqoh, sebuah kepercayaan.
Zainab bertanya, “Apakah Engkau datang dalam keadaan muslim?
Abul Ash menjawab, “Bukan. Aku kabur!”
Mengapa engkau tidak berislam saja”
“Tidak”
Abul Ash meminta jaminan dan perlindungan. Dan Zainab bersedia melindungi. Menjamin dirinya.
Jangan takut, anak bibiku. Selamat datang wahai Abu Ali dan Abu Umamah”
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdiri di mihrab, mengimami kaum muslimin Shalat Fajar berjamaah.
Beliau mengucapkan takbiratul ihram, para makmum di belakang beliau juga bertakbir.
Saat itu dari shaf jamaah perempuan, Zainab mengangkat suaranya. Ia berkata,
Aku Zainab binti Muhammad, telah memberi jaminan kepada Abul Ash, maka lindungilah dia.”
Ketika selesai shalat, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menoleh kepada para jamaah dan bertanya,
Apakah kalian semua mendengar seperti yang aku dengar?”
Mereka menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
Demi Dzat yang diriku ada dalam genggaman-Nya. Aku tidak tahu kecuali apa yang aku dengar, seperti yang kalian dengar. Sungguh orang yang paling lemah di antara kaum muslimin telah memberi perlindungan.”

Nabi Shallallahu alaihi wasallam berdiri menyeru,
“Wahai para manusia. Sungguh terhadap lelaki ini sebagai menantu, saya tidaklah mencelanya. Menantuku ini telah berbicara denganku dan ia membenarkanku, ia memberi janji dan ia menunaikan janjinya terhadapku”.
Penuh khidmat dan hening para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam mendengarkannya.
“Bila kalian setuju untuk mengembalikan hartanya dan membiarkannya pulang ke negerinya, maka ini lebih aku sukai. Tetapi bila kalian menolak, maka semua urusan kuserahkan kepada kalian, keputusan ada di tangan kalian. Saya takkan memprotesnya.”

Inilah musyawarah. Beliau tidak menggunakan otoritas kepemimpinannya.

“Kami bersedia menyerahkan kembali hartanya”
Para sahabat menyetujui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dan inilah adab dan kesantunan sebagai balasan keteladanan dan tawadhu pemimpin.
Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Wahai Zainab, kita telah memberi perlindungan kepada orang yang engkau beri perlindungan dan jaminan.”
Lalu Rasulullah membersamai putrinya ke rumahnya.
“Wahai Zainab! Hormatilah Abul Ash. Dia itu putra bibimu, dia adalah ayah dari anak-anakmu. Tetapi jangan dekati dia, itu tidak halal bagimu.
Syariat dipraktekkan dan dipadu dengan akhlak mulia serta kasih sayang.
Zainab menganggukkan kepala, “Labbaik, wahai Rasulullah.”
Zainab menemui Abul Ash bin Rabi’ dan berkata,
Perceraian kita telah menyulitkan kita. Maukah engkau masuk Islam dan tinggal bersama kami?”
Harapan dan cinta menyatu, keluar dari bibir putri manusia termulia. Namun, Allah belum mengabulkannya.
Abul Ash mengambil hartanya dan pulang menuju Mekkah.
Sesampai di kota Mekkah ia berkata kepada penduduk Mekah,
Wahai penduduk Mekkah, terimalah harta kalian. Apakah masih ada yang kurang?”
Mereka menjawab, “Semoga Allah membalas kebaikan kepadamu. Engkau telah menunaikan amanah dengan sangat baik.”
Abul Ash berkata, “Aku sungguh bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya.”

Bergegas, Ia pun pergi berhijrah menuju Madinah. Menjemput hidayahnya. Menyusun kembali kepingan cinta dan kesetiaannya.
Ketika waktu fajar, ia memasuki kota Madinah. Ia bergegas menghadap Nabi Shallallahu alaihi wasallam.
Dia berkata, “Wahai Rasulullah, kemarin Engkau memberi perlindungan kepadaku. Kini, saksikanlah aku datang dan bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya.”
Abul Ash melanjutkan, “Wahai Rasulullah, apakah engkau memberi izin kepadaku untuk kembali (ruju’) kepada Zainab?
Nabi Shallallahu alaihi wasallam memegang pundak Abul Ash dan berkata, “Mari berjalan bersamaku.”
Beliau ke rumah Zainab, mengetuk pintu dengan penuh bahagia.
Anakku, Zainab. Ini anak bibimu datang kepadaku. Dia meminta izin kepadaku untuk kembali kepadamu. Bersediakah engkau?”
Maka, nampak muka Zainab kemerahan seraya tersenyum, malu-malu. Pertanda rela, ungkapan persetujuannya.
Seisi Madinah gegap gempita, menyambut bahagia. Merayakan pertemuan cinta dan kesetiaan. Langit cerah, seputih ketulusan cinta Zainab.
Namun, ini bukan akhir sebuah kisah…
Setahun kemudian, Zainab putri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dipanggil oleh Allah. Ajalnya telah sampai.
Isak tangis kesedihan Abul Ash terdengar menyayat siapa saja yang mendengarnya. Para sahabat menyaksikan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengusapnya. Turut merasakan kesedihan yang mendalam. Menerima takdir Allah dengan penuh keimanan.
Suara berat Abul Ash menyeruak, “Wahai Rasulullah aku tak mampu hidup tanpa Zainab
Dan benar, setahun kemudian ia menyusul kekasihnya.
Menghadap Allah subhânahu wa ta’âlâ
Itulah kisah tentang cinta dan kesetiaan.

Bersyukurlah, Allah telah karuniakan perempuan baik mendampingimu. Rawatlah cintanya. Ajaklah membangun istana cinta di dunia. Kelak Allah akan membalasmu dengan karunia cinta yang abadi, kesetiaan yang tak pernah luntur oleh masa.
##############
Dialih bahasakan oleh al-faqîr ilâ ‘afwi rabbih Dr. Saiful Bahri
dengan beberapa perubahan redaksi dan penambahan.

Sumber tulisan:
1.https://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=208173 atau di tautan: https://al-maktaba.org/book/31615/34748

2. Beberapa redaksi diambil dari At-Tarikh al-Islamiy karya Mahmud Syakir, Siyar a’lâm an-Nubalâ karya Imam al-Hafizh Syamsuddin adz-Dzahabiy.
3. Hadis jaminan Zainab kepada Abul Ash juga diriwayatkan oleh ath-Thabraniy, al-Hakim dan al-Baihaqi dari riwayat Ummu Salamah ra.
**

Jumat, 21 Februari 2020

DOA adalah CARA TERBAIK untuk Mencintai


Seorang bijak ditanya, "Bagaimana kau mengetahui cinta saudaramu?"
Dia menjawab, "Apabila dia mau empati dengan bebanku, bertanya tentang keadaanku, menutupi kekhilafanku, memaafkan kesalahanku, bersabar atas sikapku yg buruk dan menasehatiku untuk selalu ingat kepada tuhanku.'

Kemudian dia ditanya lagi, "Lalu, bagaimana kamu membalasnya?"
Dia menjawab, "Aku doakan dia tanpa dia ketahui.."..

JIKA HIDUPMU BEGITU BERHARGA, MENGAPA ENGKAU MALAS ?



🌿 Untukmu wahai jiwa yang malas,,,

➰ Betapa ruginya dirimu, jika engkau memperturutkan rasa malas yang menggelayut dalam jiwamu.

Orang lain telah mendahuluimu dengan amal, keutamaan, cita-cita, serta prestasi hidup.
Sementara dirimu masih tertidur, belum berbuat apa-apa dan tertinggal.

Orang lain telah menghafal puluhan juz, bahkan hafal 30 juz.
💥 Sementara dirimu juz 30 pun tak hafal-hafal dari dulu sampai sekarang.

Orang lain telah mendahuluimu berpagi-pagi menjemput rezeki.
Sementara dirimu masih nyaman dalam hangatnya selimut.

Orang lain telah mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya.
💥 Sementara engkau belum mengumpulkan apa-apa.

👣 Kafilah kebaikan telah berangkat, tapi engkau masih sibuk mempersiapkan diri.

Para perindu malam telah sibuk bermunajat,, dan mendirikan malam-malamnya dengan shalat tahajud, membaca Al-Qur’an dan memohon ampun kepada Allah dikeheningan malam.
Sementara dirimu masih terbuai dengan mimpi-mimpi.

Bangunlah wahai para pemimpi!

Sesungguhnya kemulian tak akan bisa kau dapatkan dengan kemalasan.

Cita-cita tertinggi tak akan bisa kau raih dengan sikap santai, dan berlambat-lambat.

Semua keutamaan itu hanya bisa kau raih dengan bangun, bangkit, dan bersegera,
Maka bergegaslah, berangkatlah lebih awal, jangan menunda-nunda, milikilah tekad yang membara serta istiqamahlah dalam menjalaninya.

🔖 Wahai orang yang bermalas-malasan, mungkin sebuah syair ini cocok untuk menggambarkan keadaanmu,

📜 “Hai orang yang tertipu, siang harimu hanya ada lupa dan lalai

📜 Dan malam harimu hanya ada tidur lelap

📜 Kamu tentu akan hancur binasa

📜 Karena kamu hanya memperjuangkan sesuatu yang justru kelak akan kamu ingkari sendiri

📜 Hidupmu didunia tak ubahnya laksana binatang

📜 Kamu suka hal-hal fana dan bergelimang dalam angan-angan hampa

📜 Sama seperti orang tidur yang sedang dibuai oleh nikmat-nikmat mimpi”

🌿 Wahai jiwa yang lemah,,,
Jika engkau menyadari betapa menyesalnya ahli surga atas setiap detik yang mereka lewatkan tanpa melakukan amal kebaikan, tanpa ada ucapan dzikir didalamnya, tanpa ada memberi manfaat kepada yang lain, karena melihat balasan dan ganjaran yang begitu besar atas setiap amal kebaikannya.

Mereka ingin dikembalikan ke dunia agar bisa menambah kebaikannya, walaupun itu cuma sementara,
“Penduduk surga tidak menyesali sesuatu kecuali terhadap satu saat yang lewat, sementara mereka tidak berdzikir kepada Allah didalamnya.” (Diriwayatkan At-Thabrani)

🌿 Wahai jiwa,,, betapa berharganya kesempatan yang engkau punya sekarang!
Tapi kenapa engkau sia-siakan!

💫 Jika hidup begitu berharga, mengapa engkau malas?

🌏 Mumpung masih hidup di alam dunia. Kesempatan bagimu melakukan amal masih terbentang luas.

⌚ Manfaatkanlah setiap detiknya yang begitu berharga.

💭 Coba bayangkan apabila engkau telah berpindah dari alam dunia ini, terputus sudah segala kesempatan untuk beramal, yang ada engkau hanya menunggu balasan.

Tidak akan pernah ada peluang, tidak akan pernah ada harapan untuk kembali ke dunia agar engkau bisa memperbaiki segalanya.

Tidakah engkau dengar berita dari Al-Qur’an tentang rengekan orang yang dihadapkan kematian kepadanya;
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, kembalikan aku (ke dunia), agar aku berbuat amal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak Sesungguhnya itu perkataan yang diucapkannya saja dan didepan meraka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mukminun: 99-100)

➡ Atau berita tentang penyesalan ahli neraka, dan mereka minta dikembalikan ke dunia;
📖 “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, ‘Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman’.” (QS. Al-An’am: 47)

🌴 Jika kesempatatan begitu beharga, kenapa engkau tak bergegas!

💨 Bangunlah, hempaskan setiap kemalasan yang membelenggu jiwa...!

🌿 Sungguh sahabatku, jika engkau benar-benar tahu akan berharganya hidup, tentu engkau tak akan bermalasan lagi.

🌿 Jika engkau tahu keutamaan orang-orang yang datang lebih awal, tentu engkau akan bergegas
.
🌿 Jika engkau tahu keutamaan mendirikan shalat berjamaah di masjid, niscaya engkau akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.

💎 Jika engkau merasakan keutamaan serta kemuliaan yang dimiliki oleh para ahli ilmu, tentu engkau akan berlelah-lelah untuk belajar, menghafal, dan menuntut ilmu.

🌿 Maka saudaraku, Hempaskanlah kemalasan! Raihlah keutamaan!

🌿 Wahai jiwa, agar kemalasan tak bersarang dalam jiwamu!

💥 Karena sungguh malas dalam beribadah adalah salah satu sifat yang dimiliki kaum munafik:
📖 “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.” (QS. An-Nisa’: 142)

♨ Jika malas masih bersemayam dalam dirimu maka mohonlah pertolongan dan perlindungan kepada Allah, bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengajarkannya kepada kita.

💎 “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ketidak berdayaan, malas, pengecut dan pikun (HR. Muslim)

✨ Karena dengan hanya pertolongan Allahlah kita bisa terhindar dari sifat-sifat jelek.

Sabtu, 15 Februari 2020

CINTA SEJATI nan ABADI


Kisah cinta terpanjang itu adalah saling cinta karena Allah.
Dimulai dengan saling menasehati untuk menjadi lebih baik.. Berlanjut dengan saling mendoakan dikala dekat dan jauh.. Berjuang bersama di jalan Allah demi menggapai ridha dan cinta Allah..
Puncaknya adalah bertemu di 'Mimbar-Mimbar dari Cahaya' di surga sukses dengan meraih Cinta Allah.. .

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi:
"Orang-orang yang saling cinta karena Aku, untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya.."
[HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata: Hadits Hasan Shahih]


Ya Allah, masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang saling cinta karenaMu, aamiin ya Mujibas Sa'ilin..



#
RoadToHeaven

Jumat, 14 Februari 2020

Yang Berharga Setelah TAQWA



Isteri yang sholihah, dialah yang qana'ah.
Yang tahu hari tak selalu cerah tapi dia tak berubah.
Istri yang sholihah itu tidak harus kaya, kalau pun kaya Alhamdulillah.
Dia juga tidak harus cantik, kalau pun cantik itu hadiah.

Isteri yang sholihah itu adalah yang qana’ah, lebih senang jika berada di rumah.
Meski kadang bosan dan suntuk, tapi berusaha untuk selalu sumringah
Membersamai & memperhatikan anak-anak dan selalu berwajah cerah
Keluar rumah hanya untuk belanja atau pergi bersama suaminya.

Dia tahu barang-barang kebutuhan hidup telah mengalami kenaikan harga,
Tapi ia tidak pernah menyusahkan suaminya dengan segala tuntutannya.


Ada juga memang wanita yang bekerja di luar rumah,
tapi yang sholihah, dia mau berhenti kerja kalau suaminya memerintahkannya,
dan tetap bekerja kalau suaminya meridhoinya.


Kau mungkin bingung bagaimana mungkin mendapatkan wanita shalihah
sementara sedari tadi aku terus berkata yang shalihah adalah yang qana'ah,
sedangkan qanaah itu tidak tampak di mata.


Yang jelas, nggak usah muluk-muluk cari yang cantik,
karena yang cantik seperti bintang di langit.
Mungkin saja dia mudah ditemukan, bahkan di gelap malam,
tetapi sadarilah dia tak mudah dijangkau tangan.
Ketika itu pun kau mungkin melihatnya berkilauan,
tetapi sadarilah ketika siang dia menghilang.


Isteri yang sholihah itu seperti mutiara di dasar laut,
tak selalu putih, terkadang terbungkus lumut.
Di dalam cangkangnya dia merasa nyaman dan senang berada..
menjaga diri dan tak mudah digoda.
Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya.
Tapi kau akan tahu seberharga apa dia ketika kau mendapatkannya.


Benar lah pesan sang Nabi yg mulia :
"Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah taqwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah.” [Hadits Riwayat Ibn Majah]


#SempurnakanHijrahmu

Kamis, 13 Februari 2020

MENGAPA ENGKAU SAKIT HATI?



Dunia ini sangat luas. Tidak sesempit yang engkau bayangkan.

Jika dia meninggalkanmu, sesungguhnya masih banyak orang lain yang lebih baik dari si dia. Jika dia mengkhianatimu, masih sangat banyak orang yang setia dan bertanggung jawab.

Biar saja ada orang yang tidak setia dan berkhianat, yang engkau ketahui hari ini, namun engkau masih memiliki hari-hari lain. Engkau masih akan bertemu orang-orang lain.
Pengalaman ini justru akan membuatmu lebih berhati-hati untuk menapaki kehidupanmu berikutnya.

Jangan mudah menautkan hatimu kepada seseorang. Jangan mudah terjebak syahwat sesaat. Jangan mudah tergoda rayuan. Jangan mudah tergoda pandangan. Dunia ini sungguh luas. Ada sangat banyak cowok salih, ada sangat banyak cewek salihah.

Lihatlah masa depanmu yang masih panjang membentang. Sungguh engkau tidak pantas untuk patah hati. Engkau berhak menikmati keindahan dunia yang Allah ciptakan ini.

Jika di tempat ini engkau merasa tersakiti, masih sangat banyak tempat yang lain lagi. Dunia ini sungguh luas. Jangan engkau sempitkan dengan kesedihan dan keterpurukanmu.

Cobalah perhatikan alam ciptaan Allah yang terhampar di alam semesta. Betapa indahnya kehidupan ini.

Betapa indah ayat-ayat yang Allah bentangkan di muka bumi. Syukurilah, lihatlah dengan tatapan keceriaan dan optimisme. Bahwa selalu hal baru, harapan baru, kondisi baru seiring dengan berjalannya waktu.

Benar, tidak layak engkau patah hati. Lihatlah, dunia ini Allah ciptakan dengan sangat indah. Walaupun ini keindahan yang sementara, karena ada keindahan yang sangat indah kelak di surga.

Ini hanya cuplikan kecil yang kelak bisa nikmati secara sempurna di surga abadi.


Edisi coretan tengah malam.


inspired by pak Cah

Rabu, 12 Februari 2020

Karena Dalam Memaafkan Ada Kekuatan

Salah satu bentuk perjuanganmu dalam mengarungi biduk pernikahan adalah dengan senantiasa merefleksikan diri untuk menjadi seseorang yang mudah memaafkan kesalahan pasangan.

Pasanganmu bukanlah sosok yang sempurna. Ia memiliki kekurangan, sama sepertimu yang juga memiliki kekurangan. Ia bisa melakukan kesalahan, sama sepertimu yang juga bisa melakukan kesalahan. Ia bisa mengecewakanmu, sama sepertimu yang juga bisa saja mengecewakannya.

Maka, jadilah sosok pemaaf bagi pasanganmu. Karena memaafkan tidak hanya baik untuk dirinya, namun juga baik untuk dirimu sendiri.

Ketika seorang istri melakukan kesalahan, nasihatilah ia dengan lemah lembut. Tanpa perlu membentaknya, tanpa perlu menyakiti hatinya. Lalu maafkanlah dia. Wanita itu, hanya perlu dirangkul, dan diberikan segenap kasih sayang. Jika mereka mendapati itu, Insyaa Allah setiap nasihatmu akan masuk ke dalam relung hatinya.

Dan ketika seorang suami melakukan kesalahan, maafkanlah ia dengan tulus tanpa perlu menjadikan kesalahannya sebagai stok kenyinyiranmu, tanpa perlu mengungkit kesalahan itu, terlebih ketika ia telah berusaha untuk menjadi sosok yang lebih baik untukmu.

Karena rumah tangga akan lekat dengan keberkahan, ketika pasangan suami istri mampu menumbuhkan keinginannya untuk saling ikhlas memaafkan kesalahan pasangan, dan berfokus kembali kepada setiap harapan serta pencapaian yang akan dibangun bersama. Insyaa Allah.

📝 @nikahbutuhilmu - #regrann

TAK SEMUA KEBAIKAN PASANGAN BISA KITA KETAHUI



Ada sangat banyak kebaikan pasangan kita.
Sebagiannya kita ketahui namun ada pula yang tidak kita ketahui.


Ada kebaikan istri yang tidak pernah diketahui suami, sampai mati.
Ada kebaikan suami yang tidak pernah diketahui istri, sampai mati.


Kadang istri melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati suami padahal sesungguhnya istri tidak suka.

Kadang suami melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati istri padahal sesungguhnya ia tidak suka.

Keduanya pandai menampakkan sikap positif sehingga pasangannya merasa bahagia.

Maka saling berterimakasihlah kepada pasangan atas kebaikannya yang sangat banyak.

Mengapa Menikah Membutuhkan Kedewasaan ?


Menikah dan hidup berumah tangga memerlukan kedewasaan dan kematangan kepribadian.

Bukan hanya berumah tangga, bahkan dalam bekerja, berkarier, berorganisasi, maupun bermasyarakat, juga memerlukan karakter pribadi yang dewasa.

Tahukah kamu, seperti apa pribadi dewasa itu? Menurut perspektif psikologi, seseorang yang memiliki pribadi dewasa, dalam dirinya terdapat ciri-ciri sebagai berikut:

a. Memiliki “sense of self” atau konsep diri yang kuat, seperti bisa mengambil keputusan untuk dirinya tanpa mengandalkan orang lain.

b. Dapat menjalin hubungan sosial dengan orang lain secara sehat, dalam jangka waktu panjang.

c. Memiliki kematangan spiritual dan emosional, mampu mengelola dan mengontrol emosi, sehingga kondisi mood-nya tidak bergantung kepada aksi atau reaksi orang lain.

d. Bisa menerima dirinya secara seimbang, misalnya mengetahui dan menerima kelebihan dan kekurangan diri, sehingga bisa bertindak dengan tepat.

e. Bisa menyusun argumen, pendapat, pandangan, dan persepsi yang logis dan masuk akal.

f.  Bisa berpikir jangka panjang dan membuat perencanaan kehidupan.

g. Bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.

h. Mampu mengelola konflik atau perbedaan dengan bijak.

Dari berbagai ciri-ciri dewasa menurut psikologi tersebut, apakah kamu sudah memiliki pribadi dewasa?

Menjadi tugas kamu untuk mendewasakan pribadi. Sangat berbahaya, jika orang belum dewasa sudah menikah.

Laki-laki dan perempuan yang tidak dewasa, jika mereka hidup berumah tangga, tidak akan bisa bertahan lama.

Mereka tidak bisa mengendalikan emosi, tidak bisa menyelesaikan masalah secara dewasa, tidak mampu menghadapi badai persoalan dalam kehidupan.

Itulah sebabnya, menikah hanya boleh dilakukan oleh orang dewasa.