Senin, 31 Oktober 2016

Kisah ZUHUD sang Khalifah

Dalam satu kesempatan, khalifah Umar bin Abdul Aziz ditanya oleh seseorang. “Wahai amirul mukminin, sebenarnya engkau bisa mengambil uang di Baitul Mal dua dirham sehari, sebagaimana dulu dilakukan Umar bin Khatab. Mengapa engkau tidak melakukannya?

Dengan senyum tawadhu’, didasari pemahaman bahwa dirinya tak lebih mulia dari kakeknya itu, Umar bin Abdul Aziz menjawab, “Wajar jika Umar bin Khatab mau menerimanya. Sebab setelah menjadi khalifah, beliau tak punya apa-apa. Tetapi aku, hartaku cukup untuk memenuhi kebutuhanku.


Masya Allah… inilah jawaban Umar bin Abdul Aziz, yang digelari khulafaur rasyidin kelima. Karena hartanya masih cukup, ia tak mau mengambil jatah dari baitul mal. Sungguh sangat jauh berbeda dari perilaku banyak pejabat dan penguasa di era sekarang. Harta mereka berlimpah, masih saja meminta banyak fasilitas. Harta mereka bukan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, bahkan harta mereka cukup untuk menghidupi tujuh turunannya. Tetapi, mereka tetap merasa kurang, kurang dan kurang. Mereka merasa perlu menumpuk, menumpuk, menumpuk. Lebih parah lagi, mereka bukan hanya menumpuk harta dari sumber yang halal. Bahkan mereka mengais dari sumber-sumber yang tak halal.

Seperti meminum air laut, banyaknya harta yang mereka peroleh hanya membuat mereka haus. Maka mereka terus mengambil dan menumpuk harta yang bukan haknya.


Zuhudnya Umar bin Abdul Aziz membuat dirinya disukai oleh bawahannya. Maka mereka bekerja dengan nyaman lalu bersama-sama bekerja memajukan kekhilafahan Islam. Dan jadilah dua setengah tahun pemerintahan Umar bin Abdul Aziz sanggup mengubah kondisi masyarakat. Lebih sejahtera, lebih berwibawa. Saat itulah jumlah muzakki meningkat pesat, dan negara kesulitan menemukan orang yang mau menerima zakat. Hal sebaliknya akan terjadi manakala pemimpin rakus dan korup. Bawahannya hidup menderita, rakyatnya hidup sengsara, jauh dari kata sejahtera.


Ya Allah… hadirkanlah untuk umatMu ini, pemimpin yang zuhud seperti Umar bin Abdul Aziz. Pemimpin yang membawa kami menjadi hambaMu yang bertaqwa, pemimpin yang mampu mengajak kami hidup sejahtera di bawah naungan ridhaMu semata. Pemimpin yang mampu mewarnai kehidupan kami menjadi penuh syukur, menjadi baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur.

---
dari KisahHikmah...

Sabtu, 29 Oktober 2016

L E L A H

L-E-L-A-H

Ada 8 kelelahan yang disukai Allah SWT dan RasulNya :

1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya (QS. 9:111)
2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.41:33)
3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh (QS.29:69)
4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi (QS. 31:14)
5. Lelah dalam mencari nafkah halal (QS. 62:10)
6. Lelah mengurus keluarga (QS. 66:6)
7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu (QS. 3:79)
8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit (QS.2:155)

Semoga kelelahan dan kepayahan yang kita rasakan menjadi bagian yang disukai Allah dan RasulNya.... Aamiin yaa Rabbal-'aalamiin..

Lelah itu nikmat. Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana?

Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat.
Itu adalah nikmat Allah swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.

Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.

Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah SWT belum berkenan memberi amanah.

Lelah dalam Mencari Nafkah
Suatu ketika Rasulullah SAW dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”
Rasulullah saw menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).

Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.
Bahkan secara khusus Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepada siapapun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah swt.”

Masya Allah..
tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.

Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa harta, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja dan lelah. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?

Kelelahan Mendidik Anak.
Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi.
Keduanya bingung dan bertanya: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”

Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah.
Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.

Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.

Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah swt. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.

Rasulullah saw bersabda: “Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.”
Allah swt akan selalu menilai dan menghitung.

Selamat Menikmati Lelahmu... Dengan lillahi ta'ala...

#copasanGrupWasap

Kamis, 27 Oktober 2016

Temukan Potensi Anak Kita....Jangan Hanya lihat kekurangannya...


Pada umumnya, kita para orang tua, lebih pandai menemukan kekurangan anaknya ketimbang keunggulannya.

Orang tua dan guru lebih pandai menemukan kelemahan seorang anak dalam pelajaran matematika ketimbang menemukan kelebihannya dalam bidang olah raga, kepemimpinan dan organisasi.


Kita cepat sekali menemukan kekurangan anak kita yg sulit sekali diajari membaca dengan baik, tapi lambat sekali menyadari kalau ia cepat sekali diajari membantu pekerjaan orang tuanya dan mengasuh adiknya dengan baik.


Kita selalu ingat kegagalan anak kita di berbagai mata pelajaran di sekolah, namun kita lupa untuk mengingat betapa anak kita pandai bergaul dan dicintai teman-temannya di sekolah.


Kita risau ketika anak kita terlambat berbicara, dan tidak sadar bahwa ia telah menjadi anak yang lincah dan cepat bisa berjalan.


Kita gundah ketika anak kita sulit sekali diajari mata pelajaran, tapi lupa bahwa anak kita sangat mudah sekali diajak berbuat baik pada orang lain.


Kita sering fokus pada kekurangan anak tapi lupa mengembangkan kelebihannya.


Mengapa kita lebih fokus pada kekurangan anak kita? mengapa bukan pada kelebihannya, yang mungkin jauh lebih banyak daripada kekurangannya ?


Bayangkan akan menjadi apakah kelak anak kita, jika kita masih terus saja berfokus pada kekurangannya....?

Berbenah yuuk....

Rabu, 26 Oktober 2016

Mengapa Harus Iri Dengan Rezeki Orang Lain ?



Tak perlu cemburu pada rezeki orang karena rezeki kita masing-masing sudah dibagi dengan begitu adilnya oleh Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. ” (QS. Az-Zukhruf: 32)

Allah membagi rezeki itu begitu adil. Kenapa kita mesti cemburu pada rezeki orang lain?

Imam Ghazali Rahimahullah menyebutkan dalam kitab Fawaaid :

"Aku melihat manusia saling mencela dan saling membicarakan kejelekan (ghibah) satu dan lainnya. Aku dapati bahwa itu termasuk HASAD (cemburu atau iri) dalam harta, kedudukan dan pengetahuan.

Lalu aku kemudian merenungkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia.” (QS. Az-Zukhruf: 32)

Aku sadari bahwa pembagian tersebut sudah ditentukan oleh Allah sejak takdir yang dahulu ada.
Kenapa aku mesti HASAD (cemburu) pada rezeki orang lain?
Itulah yang membuatku tetap ridha pada pembagian Allah.
"

BUKANKAH ALLAH MENJANJIKAN SESUATU YABG LEBIH BAIK ?

BUKANKAH ALLAH MENJANJIKAN SESUATU YANG LEBIH BAIK ?

Lalu mengapa perlu risau, bingung dan seakan menunggu sesuatu yang tak pasti, padahal segala sesuatu yang di janjikan telah pasti lebih pasti dari terbit matahari dari timur esok hari.

Janji-janji di dunia yang disebut secara terang-terangan (eksplisit), setidak-tidaknya ada sepuluh macam.


Sepuluh janji Allah untukmu didunia wahai mukmin.


1. Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah SWT, "... Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (QS. Ar-Ruum: 47).


2. Diberikan advokasi atau pembelaan (ad-difa'). Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang ber­iman...” (QS. Al-Hajj:38).


3. Mendapatkan perlindungan kasih sayang (Al-wilayah). Allah SWT berfirman, ”Allah Pelindung orang-orang yang beriman.... ” (QS. Al-Baqarah: 257).


4. Ditunjukkan kepada jalan yang benar (Al-hidayah). Didasarkan firman Allah SWT, ”... Sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang- orang yang beriman kepada jalan yang lurus. ” (QS. Al-Hajj: 54).


5. Orang-orang kafir tidak akan diberikan jalan untuk memusnahkan mereka dari muka bumi (adamu taslithiil kafirin). Allah SWT berfirman, "Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-oriing kafir.” (QS. An-Nisa.i : 141).


6. Diberikan kekuasaan di dunia dan diberikan kemapanan dalam segala bidang. Allah SWT berfirman, "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah meiyadikan berkuasa orang-orang sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan (memberikan kemapanan) agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka.” (QS. An-Nuur; 55).


7. Keberkahan dari langit dan bumi, seperti sumber daya alam yang melimpah serta rezeki yang lezat (Al-barakah dan ar-rizqu ath-thayyib). Allah SWT berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. Al-A'raaf: 96).


8. Kemuliaan dan kejayaan (Al-izzah). Allah SWT berfirman, ”Padahal kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah bagi Rasul-Nya, dan bagi orang-orang yang berinar (mukmin).” (QS. Al-Munafiquun: 8).


9. Kehidupan yang baik (al-hayah ath-thayyibah) Allah SWT berfirman, "Barangsiapa mengerjakan amal saleh baik laki-laki mau­pun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An- Nahl: 97).


10. Diberikan kemenangan (Al-fAth). Allah SWT berfirman, ”Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenang­an (kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya.." (QS. Al-Maa'idah: 52).

Dengan janji-janji yang menggiurkan tersebut tentu kualifikasi (penyeleksian) orang-orang yang dikategorikan sebagai memiliki keimanan sangat ketat. Jika tidak, tentulah banyak orang, bahkan semua orang, yang akan mengaku-aku diri sebagai orang beriman.

copas dari :
Majelis Quran Mulia
Your way to Allah

KETIKA ISLAM TINGGAL NAMA


Simaklah satu hadits Nabi SAW
Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Akan datang suatu zaman pada manusia, Ketika itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja :
Dan tidak tinggqal Al Qur’an kecuali tulisannya saja, Masjid-masjid dibangun megah, namun kosong dari petunjuk, Dan ulama mereka adalah makhluk yang terjelek yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (fitnah) itu akan kembali kepada mereka
.”

(HR. Al Baihaqy)

Apakah ini telah terjadi di Zaman ini ?

Rasulullah teleh menyebutkan keanehan ini pada abad 15 yang silam

Cobalah kita perhatikan realita ummat islam hari ini terutama di negeri penduduk muslim terbesar didunia.

1. Sekarang Islam Tinggal Namanya Saja, Mengaku orang islam tapi tak tampak islam dalam kehidupannya, Mengaku Orang Islam Tapi Menolak Mengunakan Hukum Islam, Mengaku muslimah namun Menolak memakai Hijab, mengaku Islam Tapi praktek riba dimana mana, jadilah islam hari ini islam ngaku-ngaku, bahkan ironisnya mereka yang mengaku intelektual muslim mencoba mereformasi nilai-nilai islam yang mereka anggap sudah tidak relevan/kuno dengan tatanan dunia modern zaman ini


2. Al Quran tinggal Bacaan Saja, Wahai Saudaraku Sesungguhnya Al Quran itu adalah ATURAN HIDUP, Cara Hidup, Manhaj Hidup, Alquran telah sempurna menjadi panduan, tuntunan dalam setiap sudut sudut dimensi kehidupan, dari mulai urusan personal hingga negara.
tetapi manusia membatasi perananan Alquran yang semestinya, mereka menjadikan Alquran sebagai seremonial bacaan dalam acara-acara pembukaan, hari peringatan, atau bacaan bagi orang yang sedang kemalangan, atau di jadikan sebagai pengusir setan.


3. Masjid Masjid dibangun Megah Namun Kosong Hidayah. Padahal Zaman Rasul dan Sahabat Masjid memiliki peranan besar, sebagai tempat mempersaudarakan ummat, mengokohkan jiwa-jiwa orang berimana, sebagai universitas melahirkan sarjana sarjana tangguh dalam keilmuwan, wawasan, masjid sebagai pusat membangun peradaban, dan masjid juga sebagai tempat untuk mengatur strategi politik dan perang. Masjid menjadi pusat informasi dan tempat menuangkan segala ide-ide kemajuan ummat. namun sekarang Masjid Hanya Menjadi Tempat Sholat Berjamaah Semata dan itupun hanya di isi oleh segelintir manusia, Memakmurkan Masjid Dengan Kajian Kajian Islam sudah tidak lagi berselera dengan banyak alasan. Masjid Sekarang Bahkan Tak Jarang yang Di Kunci (takut Kemalingan), masjid menjadi sasaran menyenangkan bagi gerombolan penjahat.


4. Ulama Su' (ulama Jahat) Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama sû’. mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa masa mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri.
Allah tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu. (HR al-Hakim).

Telah nyata gambaran yang telah disebutkan oleh Nabi saw 15 abad yang silam.

Lalu apakah kita menjadi penonton keadaan ini, ataukah berpura-pura tidak tahu.


Ada satu nasehat ulama karismatik negeri pernah mengatakan :
Buya Hamka
"Jika agamamu, nabimu, kitabmu dihina dan engkau diam saja, jelaslah ghiroh telah hilang darimu.

Jika ghiroh telah hilang dari hati, gantinya hanya satu, yaitu kain kafan. Sebab kehilangan ghiroh sama dengan mati"

Hari ini musuh-musuh islam dengan terang-terangan menistakan agamamu, menistakan kitab sucimu. lalu apa reaksi dan tindakankannmu selemah-lemah iman engkau benci dengan perbuatan itu. jika tidak pertanda engkau tidak lagi punya iman.

sumber : ceramah ustadz..

MUSUH YANG KUAT ATAU UMMAT YANG LEMAH?

Saudaraku
Suasana ummat islam sedang berduka , semakin menyanyat hati, merobek-robek jiwa.
Ummat Islam terus tertuduh sebagai penghasut kebencian.
Islam terus tertuduh sebagai provokator kejahatan.
Immat Islam selalu tertuduh merusak kenyamanan dan ketentraman bernegara dan bermasyarakat.
Ummat Islam telah tertuduh tidak menghormati hak-hak dan keyakinan kelompok minoritas.
Ummat islam telah tertuduh menjadi bandit-bandit kekerasan, pemerkosa hak kebebasan.

Sauadaraku, tidak disebut musuh islam kalau tidak berprilaku demikian.

Adakalanya keadaan yang sulit seperti ini memaksa kita harus bangkit. bangkit bukan untuk membinasakan musuh-musuh.
Tetapi bangkit untuk merebut kemenangan.

Saudaraku, jangan buang energi kita untuk melayani musuh-musuh islam hanya sekedar membalas komentar mereka lewat media sosial.

Jangan kuras tenaga kita untuk membalas cacian dengan cacian, ejek dengan ejekan sebab islam bukan agama yang mengajarkan kita untuk mengejek, mencaci tetapi islam mengajarkan kita tentang konsep Rabbaniy membalas ejekan dengan dakwah, membalas cacian dengan nasehat.

Yang terpenting saat ini adalah :

1.Perbaiki iman dan ibadah kita kepada Allah.
2. Jaga amalan sunnah yang mengundang pertolongan Allah.
3. Satukan kekuatan ummat tidak lagi ada perselisihan yang ada hanyalah satu memenangkan agama Allah.
4. Yaqin dengan janji Allah bahwa pertolongan Allah bersama orang-orang mukmin.
5. Taati pemimpin ummat islam, Ulama dan orang-orang yang diberi amanah menegakkan kebenaran.
6. Ingat didepan kita sudah ada surga yang di janjikan Allah, berhentilah berjuang karena dunia, karena harta, dan jangan pilih memilih sesuatu yang lebih murah harga dengan sesuatu yang teramat mahal yaitu surga.


#
SaveIslamSaveUlama

#copasdariUstMohToharuddin

Selasa, 25 Oktober 2016

Kita dan Rezeki

Ketika Allah menciptakan kita, maka Allah sudah menjamin rezeki kita hingga kita kembali kepada-NYA..
Tak kan pernah tertukar, dan tak kan pernah bisa diambil orang lain sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi rezeki kita...
Tugas kita adalah menjemput rezeki tersebut dengan kerja / ikhtiar, tawakkal dan doa.
Kita memohon keberkahan atas rezeki kita dengan cara yang Halal dan baik (Halalan thoyiban)

Senin, 24 Oktober 2016

Menutup Aib

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Anjuran Menutup Aib saudara Muslim

Dari Anas bin Malik
رضي الله عنه dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
"
Tidak sempurna iman seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri". (HR. Al-Bukhari & Muslim)

Setiap kita tidak suka jika kejelekannya disebar & diketahui orang banyak. Maka ini menjadi tuntutan iman setiap muslim untuk menutupi aib saudaranya seiman & tdk menyebarkannya.
.
Hadits yg lain
:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tdk boleh mendzaliminya & menyerahkannya kpd musuh. Barangsiapa yg berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yg menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa yg menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaih)

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda
,
لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Tidaklah seorang hamba menutupi aib hamba lainnya di dunia kecuali Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat”. (HR. Muslim No.6760)


#dariGrupWA

Istri yang Enggan Tinggal di Rumah Berharta


SYAH BIN SYUJAK AL KIRMANI adalah seorang ulama shalih yang memiliki anak perempuan yang juga ahli ibadah.

Suatu saat, penguasa negeri Kirman mengkhitbah anak perempuan Syah bin Syujak, namun sang ayah mengulur-ulur waktu untuk memberi jawaban.

Sampai akhirnya saat berkeliling menuju masjid-masjid ada seorang anak laki-laki sederhana yang shalatnya baik. Kemudian Syah bin Syujak pun bertanya kepada anak muda tersebut,”kamu punya istri?” Sang pemuda pun menjawab,”tidak.”

Akhirnya Syah bin Syujak pun memberikan kepada laki-laki tersebut satu dirham untuk membeli roti, satu dirham untuk membeli lauk dan satu dirham untuk membeli wewangian. Lalu Syah bin Syujak pun menikahkan pemuda itu dengan puterinya.

Setelah itu, masuklah sang istri ke rumah pemuda tersebut, dan mendapati ada sepotong roti yang sudah kering tergeletak di atas kendi minuman. Kemudian sang istri pun bertanya,”apa ini?” Pemuda itu pun menjawab,”roti sisa kemarin yang akan aku makan untuk berbuka puasa.”

Setelah itu, sang istri pun beranjak hendak kembali pulang ke rumah orang tuanya. Pemuda itu pun berkata,”aku sekarang tahu bahwa anak perempuan Syah tidak menerima kondisiku yang fakir.”

“Aku tidak keluar karena kefakiranmu, tapi karena lemahnya keyakinanmu. Dan aku tidak heran denganmu, tapi dengan ayahku yang mengatakan,’aku menikahkanmu dengan seorang pemuda yang menjaga kehormatan,’ bagaimana disebut menjaga kehormatan jika tidak yakin terhadap Allah kecuali dengan cara menyimpan roti?” Jawab putri Syah bin Syujak.

“Aku meminta maaf,” jawab si pemuda.

Sang istri pun membalas, “ada pun permohonan maafmu, maka engkau lebih tahu mengenai urusanmu. Sedangkan diriku, tidak akan tinggal di rumah yang tersedia hartanya.” (Kawakib Ad Durriyah, 2/103)

#copasanGrupWasap

Sabtu, 22 Oktober 2016

Karena Memberi Itu Mudah

Suatu hari, seorang Guru berjalan bersama muridnya sepulang dari sekolah. Keduanya melewati jalanan sepi dan perkebunan. Dalam perjalanan itu, mereka melihat sepasang sepatu lama, sepertinya milik seorang petani miskin yang sedang bekerja di kebun pinggir jalan itu. Karena sudah siang, pasti petani itu juga akan beristirahat.

Tiba-tiba si Murid terpikir untuk mengerjain si Petani, “Pak, gimana kalau kita sembunyikan sepatu itu di balik pohon? Kemudian kita bersembunyi, pasti seru tuh ketika melihat petani itu bingung.”

“Anakku, tidak boleh kita mencari hiburan di atas penderitaan orang lain. Apalagi itu orang miskin dan sedang lelah karena bekerja. Kamu bisa mendapat hiburan lebih besar jika seandainya kamu memasukkan uang ke dalam sepatu petani itu. Kemudian, kita sembunyi di balik pohon untuk melihat bagaimana keterkejutannya melihat ada uang di dalam sepatunya,” Kata sang guru.

Si murid tertarik dengan ide sang guru. Akhirnya dia meletakkan uang di dalam sepatu petani itu. Mereka pun bersembunyi di balik pohon seberang jalan.

Tak lama kemudian petani itu datang. Wajahnya terlihat sangat lelah. Sepertinya sedang menanggung beban sedunia di atas pundaknya. Bajunya yang compang camping juga turut menambah derita. Tapi, dia masih bisa tersenyum. Dia pun memakai sepatu tuanya itu. Tiba-tiba, ia merasa aneh. Ada sesuatu di ujung sepatunya sebelah dalam. Didorong rasa penasaran, dia membuka sepatu dan mengambil benda itu. Ternyata, uang. Dia mengambil sepatu sebelah lagi. Ternyata di dalamnya juga terdapat uang.

Dia melihat ke kiri dan kanan kemudian memperhatikan uang dan sepatunya itu; memastikan kalau dia tidak sedang bermimpi. Dalam pandangannya itu, tak terlihat ada seorang pun. Akhirnya, dia memasukkan uang itu ke dalam sakunya. Lantas, ia menjatuhkan diri seraya berlutut.

Sambil meneteskan air mata dia berkata, “Ya Allah, hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui. Hanya Engkaulah yang Tahu jika istriku sedang sakit dan anak-anakku sedang kelaparan. Engkaulah tempat kami bersandar dan berharap. Terimakasih ya Allah atas apa yang Engkau berikan…” Dia terus menangis sambil tak henti memuji Allah Swt. Akhirnya dia bangun dan pulang dengan penuh harapan dan syukur.

Si murid terdiam membisu. Dia tak kuasa menahan air matanya saat melihat kejadian itu. Gurunya pun berkata, “Bukankah kamu lebih senang seperti ini? Daripada ide pertamamu menyembunyikan sepatu?”

“Ya Pak, hari ini aku paham satu hal. Ketika memberi kita akan jauh lebih bahagia daripada saat mengambil.”

Sekarang yang perlu kita tahu adalah: memberi ada beberapa macam. Memaafkan orang lain termasuk memberi, mendoakan orang lain tanpa sepengetahuannya termasuk memberi, mencari alasan untuk selalu bisa berhusnudhan pada siapa pun termasuk memberi, menjaga kehormatan orang lain dengan tidak menyebar aibnya juga termasuk memberi.

Ini beberapa jenis “memberi”. Supaya yang namanya “memberi” tidak dimonopoli oleh orang kaya yang banyak harta saja.
Karena memberi itu mudah...

#copasanGrupWasap

Jumat, 21 Oktober 2016

Ampuni kami Yaa Rabb


📝📝 Ampuni Kami Yaa Rabb..✔️

Ya Allah, ampunilah kami..
Jika sholat yang kami kerjakan hanyalah sisa energi.

Jika sedekah yang kami berikan hanyalah sisa kembalian.

Jika do'a yang kami panjatkan hanyalah sisa harapan.

Padahal, tiap hari Kau tak pernah memberi kami sisa.

Udara yang kami hirup utuh, detak jantung tiap detik utuh, 

Makanan yang dimakan utuh,

Rizki yang kami dapatkan utuh.

Bahkan perlindungan yang ENGKAU berikan utuh.

Ampunilah kami jika masih berharap pada selainMu.

Masih senang dengan pujian, masih marah dengan cacian, namun sering diam bila agama Islam dihina.
Merendahkan orang lain.
Menyalahkan orang lain dan tidak pernah memberi maaf pada makhluk MU.

Mengabaikan Ayah dan Ibu,
padahal kedua orang tualah yang paling berjasa didunia ini.

Merasa paling baik, amalnya paling Banyak, dosanya paling sedikit.

Merasa lebih mulya karena ilmunya,

Merasa bangga karena keturunan dan status sosialnya.

Merasa lebih terhormat karena kekayaannya.

Karena hakikatnya ENGKAU-lah yang layak menilai kami.

Yaa Rabb, ajari kami mencintai-Mu dengan benar.

Seperti cintaMu yang Maha Besar.

Ampuni Hamba yang dhoif,
Ampuni Ibu Kami,
Ampuni orang tua  Kami,
Ampuni keluarga kami,
Ampuni pasangan kami,
Ampuni Anak-anak kami,
Ampuni semua saudara-saudara Kami,
Ampuni semua sahabat2 kami,

Ampuni semua kaum muslimin dan muslimat. 

Allahuma sholli 'ala sayyidina muhammad wa'ala 'ali sayyidina Muhammad. 

Aamiin Ya Ghoffaar... ✅✅

💧💧📗📘📙📔📒💦💦
_______________________
📝BukanSekadarKata📝:

http://bit.ly/1PzowxR
https://telegram.me/BukanSekadarKata

Rabu, 19 Oktober 2016

Kesulitan dan Penderitaan Juga Bagian Dari Nikmat ALLAH

Di antara sempurnanya nikmat Allah pada para hamba-Nya yang beriman, Dia menurunkan pada mereka kesulitan dan penderitaan. Disebabkan derita ini mereka pun mentauhidkan-Nya (hanya berharap kemudahan pada Allah). Mereka pun banyak berdo’a kepada-Nya dengan berbuat ikhlas.

Mereka pun tidak berharap kecuali kepada-Nya. Di kala sulit tersebut, hati mereka pun selalu bergantung pada-Nya, tidak beralih pada selain-Nya. Akhirnya mereka bertawakkal dan kembali pada-Nya dan merasakan manisnya iman.

Mereka pun merasakan begitu nikmatnya iman dan merasa berharganya terlepas dari syirik (karena mereka tidak memohon pada selain Allah). Inilah sebesar-besarnya nikmat atas mereka. Nikmat ini terasa lebih luar biasa dibandingkan dengan nikmat hilangnya sakit, hilangnya rasa takut, hilangnya kekeringan yang menimpa, atau karena datangnya kemudahan atau hilangnya kesulitan dalam kehidupan.


Karena nikmat badan dan nikmat dunia lainnya bisa didapati orang kafir dan bisa pula didapati oleh orang mukmin. (Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’, 10/333)

Nasehat, antara si Bijak dan si Angkuh

Setiap kita pasti pernah ---bahkan sering-- menerima nasehat.
Tapi tidak setiap kita mau berlapang hati ketika dinasehati.
Kadang ada ego yang mengemuka, yang membuat kita kesel dan benci dengan nasehat.
Benarlah apa kata pepatah :

Örang bijak (akan) menganggap nasehat itu menyembuhkan, sementara bagi orang yang angkuh, nasehat itu (terasa) menyakitkan.

Semoga kita termasuk orang-orang bijak, yang dengan senang hati menerima nasehat.

Selasa, 18 Oktober 2016

KEBERKAHAN GAJI / PENGHASILAN



Seseorang datang kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.

Namun anehnya, Imam Syafi’i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi’i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran.

Setelah berlalu sekian hari orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercampur dengannya.

Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:

جمع الحرام على الحلال ليكثره
دخل الحرام على الحلال فبعثره

Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya ia menjadi banyak.

Yang harampun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.

____

Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerja sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima.

Bila gaji yang kita terima tidak seimbang dengan kerja, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak.

Harta yang tidak berkah akan mendatangkan permasalahan hidup yang membuat kita susah, sekalipun bertaburkan benda-benda mewah dan serba lux. Uang banyak di bank tapi setiap hari cek-cok dengan istri. Anak-anak tidak mendatangkan kebahagiaan sekalipun jumlahnya banyak. Dengan teman dan jiran sekitar tidak ada yang baikan.

Kendaraan selalu bermasalah. Ketaatan kepada Allah semakin hari semakin melemah. Pikiran hanya dunia dan dunia. Harta dan harta. Penglihatan selalu kepada orang yang lebih dalam masalah dunia. Tidak pernah puas, sekalipun mulutnya melantunkan alhamdulillah tiap menit.

Kening selalu berkerut. Satu persatu penyakitpun datang menghampir. Akhirnya gaji yang besar habis untuk cek up ke dokter sana, periksa ke klinik sini. Tidak ada yang bisa di sisihkan untuk sedekah, infak dan amal-amal sosial demi tabungan masa depan di akhirat. Menjalin silaturrahim dengan sanak keluarga pun tidak. Semakin kelihatan mewah pelitnya juga semakin menjadi. Masa bodoh dengan segala kewajiban kepada Allah. Ada kesempatan untuk shalat ya syukur, tidak ada ya tidak masalah.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk serius dalam bekerja dan itqan, hingga rezeki kita menjadi berkah dunia dan akhirat

Semoga menjadi nasehat untuk kita semua
___
##dari ceramah ustadz

Senin, 17 Oktober 2016

Ketika Kita Merasa Sulit dan Berat Dalam Beramal Shalih

kadang...
ketika kita merasa sulit dan berat
dalam melakukan amal sholih,
bisa jadi bukan karena waktu kita terlalu sempit,
bukan karena kita terlalu sibuk...
dan....
bukan karena apapun, 

tapi bisa jadi karena...
dosa-dosa, maksiat-maksiat yang terus dan
sering kita lakukan.
Dosa-dosa itu membuat
kita semakin nyaman meninggalkan amal
sholih,
dosa-dosa itu mengajak kita untuk
bermain banyak alasan,
membuat banyak pembenaran
dan akhirnya cenderung menyalahkan orang lain

Para Nabi dan Syuhada pun Merasa Iri Dengan Mereka

"Sesungguhnya, di kalangan hamba-hamba Allah ada beberapa orang yang bukan para nabi dan bukan syuhada, tetapi para nabi dan syuhada menginginkan kedudukan yang diberikan oleh Allah kepada mereka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepada kami, siapakah mereka itu?
Rasulullah SAW bersabda, “Mereka adalah orang yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hubungan kekerabatan diantara mereka. Juga bukan karena harta yang saling mereka berikan.
Demi Allah, wajah-wajah mereka adalah (seperti) cahaya dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut tatkala manusia ketakutan dan tidak bersedih hati tatkala manusia bersedih hati
.”

Kemudian Rasulullah SAW membaca (ayat), “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Yunus : 62) (HR. Ahmad)

Tak Perlu Menunggu Sempurna Untuk Berdakwah

Kita tidak perlu menunggu sempurna untuk mengajak orang lain mendekatkan diri kepada Allah. Karena ketika kita ikhlas untuk Allah, dengan proses mengajak itu sendiri pun Allah akan membantu untuk memperbaiki diri kita sendiri agar dekat denganNya, insyaAllah.

Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(Q.S An-Nahl: 96)

Untuk Yang Senangnya (hanya) MEMBACA

Sesungguhnya mengucapkan (atau menuliskan) kata-kata yg baik lebih baik daripada diam. Hal itu disebabkan kata-kata yg baik itu akan mendatangkan manfaat kepada orang lain yang mendengarkan dan/ atau membacanya, sementara sikap diam hanya bermanfaat bagi pelakunya.

Masihkah diam menjadi pilihan kita ?


Apa Yang Akan Kita Katakan agar Allah Tidak Murka

Atas setiap tetes nikmat yang kita rasakan hari ini, Allah akan bertanya kepada kita. Lalu, apakah yang telah kita lakukan agar Allah tidak murka kepada kita, sementara untuk menegakkan shalat malam atau tilawah rutin saja teramat berat kita lakukan ?

Sabtu, 15 Oktober 2016

Setan Bisu

Jangan Menjadi Setan Bisu

Kepada saudara2ku yang belum pernah atau jarang menuliskan status menentang kezaliman thd ummat Islam lakukanlah sekarang dan terus lakukan agar kita tidak seperti ungkapan:

الساكت عن الحق شيطان أخرس

Yang diam tak suarakan kebenaran adalah setan bisu.

Semoga lisan yang berdoa dan jemari tangan yang menulis ini dapat menjadi saksi dihadapan Allah yang dengannya Allah mengampuni kita yang tak mampu membuktikan ukhuwah dengan cara yang lain.

Jumat, 14 Oktober 2016

3 (Tiga) Musibah Yang Kita Alami Setiap Hari

Setiap hari, sebenarnya semua anak adam selalu mendapatkan musibah, namun seringkali dia tidak menyadarinya, apalagi mengambil pelajaran darinya.

Musibah pertama: umur yang terus berkurang.
Ironisnya, pada hari ketika umurnya berkurang, dia tidak sedih karenanya. Tapi, apabila uangnya berkurang, dia bersedih. Padahal, uang bisa dicari lagi, sedangkan umur tidak mungkin dicari gantinya.

Musibah kedua: setiap hari dia memakan dari rezeki Allah.

Bila rezeki itu haram, dia akan disiksa karenanya. Dan bila rezeki itu halal, dia tetap akan dihisab untuk mempertanggungjawabkannya, dan dia tidak tahu apakah dia akan selamat dalam hisab itu atau tidak.

Musibah ketiga: setiap hari, dia semakin mendekat kepada akhirat, dan semakin menjauh dari dunia.

Meskipun begitu, dia tidak memperhatikan akhiratnya yang kekal sebagaimana dia memperhatikan dunianya yang fana. Padahal, dia tidak tahu, pada akhirnya nanti dia akan ke surga ataukah ke neraka.

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar hidup kami dan tujuan akhir ilmu kami.


Ya Allah, hindarkanlah kami dari neraka-Mu, dan jadikanlah rumah abadi kami adalah surga-Mu, Aamiin.

Kamis, 13 Oktober 2016

Pemenang Sejati


Seorang pemenang yg sesungguhnya adalah ketika dia mampu melawan amarahnya dgn kesabarannya,dan memaafkan dgn ketulusan.
Mereka yang berhasil ”Memenangkan” pertandingan kehidupan,
pada fase terpuruk dia mampu bertahan,
pada titik terendah dia mampu bangkit

Pemenang Sejati adalah mereka yang selalu menjaga kebersihan hati.

Rabu, 12 Oktober 2016

Rahasia Kebahagiaan

Kebahagiaan datang ketika kita berhenti memikirkan apa yang dimiliki orang lain, berhenti mengeluh dengan apa yang terjadi, dan tetap bersyukur atas apa yang dimiliki hari ini.
Bahagia itu ada di dalam hati, bukan di luar diri kita. 

Selasa, 11 Oktober 2016

JADILAH DARI YG SEDIKIT



Ketika Umar bin al-Khattab (رضي الله عنه) sedang berjalan di pasar, ia melewati  seorang pria yg sedang memohon,

اللهم اجعلني من القليل اللهم اجعلني من القليل
"Ya Allah, jadikan saya dari yg sedikit! Ya Allah jadikan saya dari yg sedikit! "

Lalu 'Umar berkata kepadanya, "Dari mana kamu mendapatkan do`a ini' (permohonan) ini?" Dan orang itu berkata, "Allah di dalam Kitab-Nya berfirman :

و قليل من عبادي الشكور
"Dan (hanya) sedikit dari hamba-hambaKu yg bersyukur." (Al Qur'an 34:13)

Lalu 'Umar menangis dan menegur dirinya, "Orang-orang  lebih berpengetahuan daripada kamu, yaa Umar!
Ya Allah jadikan kami dari yg sedikit  dari 'hambaMu."
---------------------

Kadang-kadang ketika kita menasehati seseorang untuk meninggalkan dosa, mereka merespon dengan : "Tapi semua orang melakukannya, itu bukan hanya aku!"

Padahal jika kita mencari kata-kata "kebanyakan orang" dalam Al-Qur'an, kita akan menemukan bahwa kebanyakan orang :

ولكن اكثرهم لا يعلمون
"Namun kebanyakan orang tidak mengetahui" (7: 187)

ولكن أكثرهم لا يشكرون
"dan kebanyakan orang tidak menunjukkan rasa terima kasih" (2: 243)

و لكن اكثر الناس لا يؤمنون
"dan kebanyakan orang tidak beriman" (11:17).

Dan jika kita mencari kata "sebagian besar dari mereka", kita akan menemukan bahwa sebagian besar dari mereka adalah :

و آن أكثرهم فاسقون
"pasti tidak taat" (05:59)

و لكن أكثرهم يجهلون
"bodoh" (6: 111)

بل أكثرهم لا يعلمون الحق فهم معرضون
"berpaling" (21:24)
----------------------

Maka, jadilah dari yg "sedikit", yg Allah telah berfirman tentang mereka:

و قليل من عبادي الشكور
"Dan (hanya) sedikit dari hamba-hambaKu yg berterima kasih." (34:13)

و ما امن معه الا قليل
"Tapi tidak ada yg percaya dengan dia, kecuali sedikit". (11:40)

في جنات النعيم ثلة من الاولين و قليل من الآخرين
"Berada dalam Surga kenikmatan,
Segolongan besar dari orang-orang yg terdahulu,
dan segolongan kecil dari orang-orang yg kemudian". (56: 12-14)

Semoga Allah menjadikan kita dan menerima kita di antara yang sedikit, dan yang terkemuka dari yg terkemuka.

Semoga bermanfa'at,
Baarakallahu fiikum...


#copasDariWA

Senin, 10 Oktober 2016

S.A.B.A.R

Sabar Itu Indah
dan untuk bisa merasakan dan menikmati keindahannya juga mesti bersabar, hehe.... :)

kapanpun dan dimanapun
harus selalu berusaha untuk bersabar
Berusaha sabar dalam kesedihan
Berusaha sabar dalam kekecewaan
Berusaha sabar dalam kesakitan
Berusaha dalam musibah
Berusaha sabar dalam ujian hidup

Memang sungguh benar.
Sabar itu SUSAH
Sabar itu CAPEK
Sabar itu SAKIT
Sabar itu bikin sterss
akan tetapi, jjika kita mampu melewatinya
maka sabar itu kan menjadi sebuah keindahan..
Itulah mengapa ALLAH kasih KABAR GEMBIRA bagi orang yang sabar
Karena kesabaran pasti akan mendatangkan kegembiraan dan kebahagiaan...

Tersenyumlah dan Maafkanlah...

Saat hati telah terlanjur terluka dalam...
Dan memaafkan menjadi begitu sulit..
Ingatlah firman Allah Ta'ala, yang artinya, "Maka barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." (Qs. Asy-Syura: 40)


Saudaraku.., cukuplah pahala dan ridha Allah yang menjadi pelipur lara hati kita.


Cukuplah Allah menjadi tujuan atas segala amal kita..
Tersenyumlah..
Dan maafkanlah dia..

Keep SYUKUR

Syukurilah apapun yang kita peroleh meskipun itu kurang sesuai dengan keinginan kita...
tapi percayalah...
sekurang-kurangnya atau sejelek
apa pun yang kita dapatkan, itu hanyalah dari penilaian kita..
tapi di hadapan
Allah mungkin itu adalah yang terbaik untuk saat ini buat kita.
Maka belajarlah
untuk selalu mesyukuri setiap nikmat yang kita peroleh agar kita bisa termasuk kedalam hamba-hambaNya yang pandai bersyukur...

Pengalaman Guru terbaik

Pengalaman adalah guru terbaik,
Seringkali kita mendengar dan membaca kalimat tersebut...
Faktanya memang demikian...

Pada umumnya, guru memberikan kita pelajaran lebih dulu, baru diberikan ujian...
tapi berbeda dengan pengalaman....
Pengalaman adalah guru yang sangat KERAS
Karena ia memberikan ujiannya di awal
Ketika kita lulus, barulah ia memberikan Pelajarannya

Sabtu, 08 Oktober 2016

Pemenang Kehidupan

Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu.
Yang mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual itu.

Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”

Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu?

Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

“Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.

Selamat beristirahat....

Jumat, 07 Oktober 2016

Rendah Hati

Jangan rendahkan dirimu untuk mendapatkan sesuatu,
tapi...
Rendahkanlah hatimu untuk dan ketika memberi sesuatu...

kebaikan dan istighfar

Lakukanlah kebaikan, sekecil apapun kebaikan itu...
karena kita ga tau amal kebaikan yang mana yang akan mengantarkan kita ke surga..

Beristighfarlah kapanpun dimanapun...
Karena kita ga tau, istighfar yang mana yang 'dijawab'oleh Allah....

Renungan buat kita semua...semoga kita selamat disana

Shalat 5 waktu tak ada yg ketinggalan. Apalagi shalat sunatnya.
Tiap malam bangun untuk tahajud dan tak lupa dgn zikirnya.
Apalagi sedekah tdk lupa selalu dilakukan.
Semua sdh dilakukan.
Ibadah Apa yg belum dilakukan ???? 
rasanya tidak ada. 
Haji sudah, pun begitu juga dengan zakat.

Tapi pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri bagaimanakah kita ini dalam pandangan Allah ??

Allah hanya minta kita ikhlas dan beribadah semata mata hanya untuk Allah.

Ingatkah kita ttg kisah iblis?
Sejarahnya,. iblis itu adalah ahli ibadah.
Iblis diangkat kelangit krn dia ahli ibadah.
7000 tahun iblis beribadah di langit pertama, lalu dinaikkan dia kelangit kedua begitu jg dia beribadah selama 7000 thn begitu seterusnya sampai iblis di langit ketujuh.
Semua malaikat 'mengaguminya'.

Namun mengapa sekarang iblis malah menjadi komandan untuk menghasut manusia menjauhi Allah ??
Selalu mengajak manusia untuk menyembah selain Allah ??

Hanya karena kesombongan maka  ibadah iblis tdk berarti dan tidak diterima oleh Allah.

Karena tdk mau bersujud pada Adam, iblis menunjukkan kesombongannya dan diusir oleh  Allah.

Kembali kita bertanya pada diri sendiri bgmnkah kita dimata Allah ??
Adakah kesombongam juga terselip dalam diri kita ?
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan org lain..

Wallahu a'lam....

Kamis, 06 Oktober 2016

Sebelum Terlambat

Maha Suci Engkau ya Alllah, Betapa Agung dzat-Mu..
Pada hari kiamat nanti orang-orang yang menderita (ahlil-bala’) akan dihadapkan kepada Allah. Mereka tidak menerima timbangan maupun catatan amal, tetapi langsung digelontor dengan balasan kebaikan. Sehingga orang-orang yang sehat/sempurna (ahlul-‘afiyah) berharap kiranya tubuh mereka dipotong, karena iri dengan hebatnya balasan yang diberikan Allah kepada mereka yang menderita itu.
Asal tahu saja, kesedihan adalah bagian dari bala’, kesempitan nafkah juga bala’, terputus hubungan dengan orang-orang tercinta juga bala’, dijauhi orang lain juga bala’, terlilit hutang juga bala’, kematian keluarga juga bala’, kemiskinan juga bala’, bahkan sekadar sakit tertusuk duri hingga derita paling berat yang kita alami juga bala’, problema keluarga juga bala’, iri pun bala’, intinya segala hal yang membuat dada kita terasa sempit adalah bala’.

 
Cepat-cepatlah bersedekah, karena sesungguhnya bala’ tidak akan pernah mendahului sedekah.
Alhamdulillah. Ada tiga macam amal yang tidak masuk dalam timbangan pada hari kiamat, karena sangat agungnya amal-amal tersebut, yaitu:
1. Sabar. Allah swt. befirman, “Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu akan diberi balasan tanpa hisab.” (QS.39:10). Ini amal yang balasannya tidak terbatas.
2. Memaafkan orang lain. Allah swt. berfirman, “Barang siapa yang memaafkan (kesalahan orang lain) dan memperbaiki hubungan, maka balasannya sepenuhnya ditangan Allah…” (QS.42:40). Ini juga amal yang balasannya tidak terbatas.
3. Puasa. Rasululah saw. bersabda, “Allah ta’ala berirman, ‘Semua amal manusia itu untuk dirinya sendiri, kecuai puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan menentukan balasannya.’” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Abi Hurairah ra.). Ini juga amal yang balasannya tidak terbatas.

Pada hari kebangkitan nanti malaikat pemanggil akan memanggil, “Mana orang-orang yang balasan amalnya tergantung Allah..?” maka menghadaplah orang-orang yang sabar, ahli puasa, dan orang-orang yang suka memaafkan kesalahan orang lain…

Duhai, batapa mahal apa yang dimilikinya itu.. 

Maka sabarlah, puasalah, dan maafkanlah kesalahan orang lain..!! Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang akan dipanggil dengan panggilan tersebut.

Ketika Nabi Musa as. berjalan di malam yang gelap gulita, beliau melihat api dan hendak mengambil barang sepercik untuk menerangi jalannya, beliau tidak tahu akan kelangsung hidupnya, hingga beliau mendengar nafasnya sendiri terengah-engah, ternyata beliau diarahkan untuk mendengar langsung firman Allah Rabb semesta alam. Maka, tsiqoh sajalah kepada Allah.
Ketika Nabi Ibrahim as. membaringkan putra beliau satu-satunya, dan telah meletakkan pisau di leher sang putra untuk menyembelihnya, sementara Ismail as. (sang putra) mengatakan, “Wahai ayah, laksanakan apa yang diperintahkan Allah..!”, mereka berdua tidak tahu bahwa seekor domba dari surga telah disiapkan untuk menggantikan pengorbanan mereka pada detik itu juga. Jadi, tsiqoh sajalah kepada Allah.

Ketika Nabi Nuh as. mengadu kepada Allah, “Sungguh aku telah dikalahkan, maka menangkanlah aku..” (QS.54:10), tidak terlintas seditikpun dalam benak beliau bahwa Allah swt. akan menenggelamkan umat manusia lantaran doanya itu, dan seluruh penduduk bumi akan lenyap kecuali beliau dan mereka yang ikut di dalam bahtera beliau. Jadi, tsiqoh sajalah kepada Allah.

Ketika Nabi Musa as. (yang masih bayi merah) kelaparan dan jeritannya melengking memenuhi istana Fir’un, beliau tidak mau disusui oleh siapa pun hingga membuat gaduh seluruh penghuni istana: Asia (sang permaisuri), para ibu yang diperintah menyusui, hingga para pengawal kerajaan, ternyata semua itu merupakan jawaban atas kerinduan hati seorang ibu yang berada di balik sungai terhadap anaknya, sebagai bentuk kasih sayang dan kelembutan dari Rabb semesta alam kepada sang ibu dan anaknya. Jadi, tsiqoh sajalah kepada Allah.

Ketika kegelapan menyelimuti Nabi Yunus as., dan kegelisahan membuncah di rongga dada, beliau berseru “Tidak ada Ilah selain Engkau, ya Allah, sungguh aku termasuk orang-orng yang dzalim..” (QS.21:87), Allah swt menjawab, “Kami ijabah dia, dan Kami selamatkan dia dari kegelisahan..” (Q.21:88). Jadi, tsiqoh sajalah kepada Allah. 


Ketika Rasulullah saw. meringkuk di pembaringan berselimut duka, karena meninggalnya istri dan paman beliau tercinta, dan kesedihan itu demikian menghimpit, maka Allah swt. memerintahkan malaikat Jibril as. untuk membawa beliau mi’raj ke langit, hingga dipertemukan dengan nabi-nabi lainnya (‘alaihimussalam) sehingga segala beban beliau menjadi ringan. Jadi, tsiqoh sajalah kepada Allah.


Ketika Allah hendak mengeluarkan Nabi Yusuf as. dari penjara, Allah tidak mengirimkan petir untuk mendobrak pintu penjara, juga tidak memerintahkan dinding-dinding penjara retak-retak, tetapi mengirimkan mimpi yang menyelinap di keheningan malam ke dalam benak sang raja yang tengah tidur pulas. Jadi, tsiqoh sajalah kepada Allah.


Ya, tsiqah saja kepada Allah.. Tengadahkan tanganmu dengan rendah hati dan rendah diri.. Ketahuilah, di atas tujuh petala langit ada Allah swt. yang Maha Bijaksana lagi Maha Pemurah, “Kami tidak punya apa-apa selain Engkau Ya Rabb…” Kita adalah kaum yang ketika dunia terasa sempit maka langit menjadi lapang. Maka jangan pernah putus asa.

(Kiriman dari Ustadzh Ummu Hammad, translated by miswan thahadi)

Kita dan Buku

Lembar kehidupan kita bisa diibaratkan dengan lembaran-lembaran kertas putih dan kosong pada sebuah buku..
sekotor apapun coretan dan seburuk apapun isinya di masa lalu, selalu ada lembaran baru yang masih bersih untuk kita isi dengan coretan baru yang bermakna, untuk masa depan kita...

Harapan itu masih ada, dan akan selalu ada...

Karena CINTA itu = MEMBERI

Siapapun bisa memberi (sesuatu) tanpa CINTA...
Tapi, siapapun tak pernah bisa mencintai tanpa memberi

Karena Cinta adalah (kesenangan) memberi...
Cinta Tidak menuntut dan meminta...
Cinta adalah giving n giving, not take n give

Sahabat Sejati

📝 Bukan Sekadar Kata 📝:

📌📌 Sahabat sejati adalah mereka yang sanggup menempuh hujan bersama kita, bukan yang hanya mau menumpang payung kita. Ketika hujan hilang, ia pun ikut hilang......
💧💧📗📘📙📔📒💦💦

_______________________
📝BukanSekadarKata📝:

Bahagia itu....


Bahagia itu bukan berarti kita (bisa) memiliki semua yang kita cintai...
Bahagia itu mencintai semua yang kita miliki..

Bahagia itu sederhana...
Jika kita tidak bisa membuatnya bahagia, maka jangan membuat ia terluka...

Bahagia itu...
selalu bersyukur kepadaNYA....

Rabu, 05 Oktober 2016

tetap SEMANGAT

Seberat apapun beban masalah yang kita hadapi saat ini, percayalah bahwa semua itu tidak pernah melebihi batas kemampuan kita...
Ga ada soal yg ga ada jawabannya...
Ga ada gembok yg ga ada kuncinya...

Ketika malam sudah larut dan pekat, pertanda Fajar akan segera tiba...
Tetap Semangat...

tentang CINTA

Cinta tidak akan menuntut kesempurnaan, cinta akan memahami, menerima dan rela ununtuk berkorban. Karena cinta seharusnya membuatmu bahagia bukan terluka.

Janganlah kamu mencintai seseorang karena paras/wajahnya, hartanya dan jabatannya, tapi cintai karena kebaikan dan ketulusan hatinya karena diantara itu semua, hanya kebaikan dan ketulusan hatinya yang tetap abadi.

Jika kamu mencintai seseorang, cintailah dia apa adanya, bukan karena kamu ingin dia menjadi seperti yang kamu inginkan, karena sesungguhnya kamu hanya mencintai cerminan diri kamu pada dirinya.

Selasa, 04 Oktober 2016

episode KESABARAN


    
Suatu hari, Rasulullah SAW bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq.
Ketika sedang bercengkrama dengan Rasulullah, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar.
Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu.
Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya.
Ia melanjutkan perbincangannya dengan Rasulullah.

Melihat hal ini, Rasulullah tersenyum.
Semakin marahlah orang Arab Badui tsb.
Untuk ketiga kalinya ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan dari sebelumnya...
Selaku manusia biasa, akhirnya, dibalaslah makian orang Arab Badui tersebut.
Maka terjadilah 'Perang Mulut'.

Seketika itu, Rasulullah beranjak dari tempat duduknya.
Beliau meninggalkan Abu Bakar 'Tanpa Mengucapkan Salam'.
Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung.

Dikejarnya Rasulullah yg sudah sampai di halaman rumahnya.
Kemudian Abu Bakar berkata :
"Wahai Rasulullah, janganlah Engkau biarkan aku dalam kebingungan yg sangat dalam.
Jika aku berbuat kesalahan, tolong jelaskan kesalahanku...
"

Rasulullah menjawab,
"Sewaktu ada seorang Arab Badui datang dg membawa kemarahan, memfitnahmu lalu mencelamu, kulihat engkau tenang, diam dan engkau tidak membalas. Aku bangga melihat engkau orang yg kuat mengahadapi tantangan, menghadapi fitnah, kuat menghadapi cacian. Dan aku tersenyum karena Ribuan MALAIKAT turun di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun untukmu, kepada ALLAH SWT."
Begitu pun yg kedua kali, ketika ia mencela serta memfitnahmu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya.
Oleh sebab itu, aku tersenyum.

Namun...
Ketika ketiga kalinya ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu.
Hadirlah iblis di sisimu.
Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan denganmu.
Aku tidak ingin berdekatan dengan iblis , dan aku pun enggan memberi salam kepada iblis."

Setelah itu Abu Bakar menangis....

Abu Dzar, yang selalu 'sendirian'

Wanita itu menyadari bahwa suaminya akan wafat, tak lama lagi. Butir-butir air mata mulai membasahi pipinya.

“Mengapa engkau menangis?” tanya lelaki itu, yang tak lain adalah Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu ‘anhu.

“Bagaimana mungkin aku tidak menangis, sementara engkau akan wafat dan aku tidak punya kain untuk dijadikan kafan…” jawabnya sesenggukan.

Jangan menangis, bergembiralah. Sebab saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Akan wafat seorang laki-laki diantara kalian di tanah gersang, disaksikan sekelompok orang beriman.’ Para sahabat yang mendengar hadits ini, semuanya telah meninggal di kota, di kampung, atau di tempat lain. Tinggallah aku yang kini akan meninggal di tanah gersang ini.”

Abu Dzar sengaja mengasingkan diri di tanah gersang perbatasan Madinah dan Rabdzah. Sebab, sahabat yang zuhud ini tak mau terkena fitnah dunia. Umat Islam saat itu telah mencapai kemenangan dan perluasan wilayah. Ia melihat banyak orang hidup mewah dan meninggalkan kesederhanaan. Ia telah berdakwah dan mengajak khalifah untuk menggerakkan umat Islam kembali hidup sederhana seperti pada zaman Nabi, namun dakwahnya yang ‘tegas’ dipandang sahabat lain tidak tepat dengan kondisi masyarakat. Akhirnya ia pun mengasingkan diri, demi persatuan umat Islam.

Beberapa saat kemudian sang istri keluar dari gubuk mereka dan melihat ke kanan dan ke kiri. Dan dengan izin Allah, rupanya ada rombongan musafir yang melintasi tempat itu.

Tolong, lelaki muslim meninggal, kafanilah dia.”
“Siapa laki-laki ini?” tanya para musafir.
“Abu Dzar Al Ghifari.”
“Sahabat Rasulullah?”
“Iya..”


Dengan penuh haru mereka pun mendatangi Abu Dzar Al Ghifari. Salah seorang pemuda kebetulan membawa kain pemberian ibunya. Kain itulah yang dipakai untuk mengkafani Abu Dzar Al Ghifari.

Semoga rahmat Allah selalu tercurah kepada Abu Dzar...

Mukmin dan Dunia

Tidaklah berbahaya..
jika sebuah kapal berada diatas air
Tetapi yang berbahaya adalah...
Jika ada air didalam kapal

Keberadaan seorang mukmin di dunia
Bukanlah suatu masalah
Yang menjadi masalah adalah...
Jika dunia berada di hati seorang mukmin


Lelaki dan Wanita

Lelaki itu akan jadi suami...
Maka mesti mandiri sejak dini...
Lelaki itu akan jadi ayah...
Maka ilmu dan keteladanan jangan sampai payah...
Lelaki itu akan jadi pemimpin...
Maka mesti berlatih strategi memimpin...

Wanita itu akan jadi istri...
Maka mesti belajar ilmu membahagiakan suami...
Wanita itu akan jadi ibu...
Maka kasih sayang dan kesabaran jadi nomor satu...
Wanita itu akan jadi ratu rumah tangga...
Maka mesti berlatih memanaje keluarga...

Ilmu berkeluarga itu tak ada sekolahnya...
Sedikit referensinya...
Padahal penting adanya,,,
besar manfaatnya...

Semoga bisa menjadi calon suami atau calon istri yang berkualitas...
Yang pantas mendapatkan pendamping terbaik...
Aamiin...😇😇

Senin, 03 Oktober 2016

Kita dan Yang Kita Katakan


Mungkin anda sudah sering mendengar sebuah nasehat bijak:
"Hati-hati dengan Self Talk mu (kata-katamu), karena kata-kata yang keluar dari bibirmu adalah do' a yang membentuk hidupmu!"

Hhmm...
Mungkin anda berpikir,
"Bagaimana mungkin?"

Oke sekarang ucapkan kata-kata yang menghancurkan hidup, kata-kata yang menggambarkan KEKALAHAN, kata-kata yang sedih, putus asa, patah hati, kecewa, sakit hati, terluka, dlsb..

Saat anda ucapkan berulang-ulang kata-kata yang tidak memberdaya hidup ini, dalam sekejap tubuh anda akan segera merasa lemas, kepala tertunduk, bahu anda turun, loyo, sorot mata anda meredup, bibir anda sulit untuk tersenyum, dan seluruh tubuh anda malas untuk bergerak..

Dalam kondisi seperti ini, MATI seperti menjadi satu-satunya solusi terbaik..

Oke, sekarang ganti ucapkan kata-kata yang menggambarkan KEMENANGAN HIDUP, kata-kata yang penuh pengharapan, yang membuat anda semangat dan bergairah sekali, rencana-rencana hebat, impian besar, rasa syukur yang dalam, dlsb..

Saya yakin, dalam waktu sekejap tubuh anda akan berubah menjadi segar, kepala anda akan tertarik ke atas, bahu anda kembali tegak, tatapan dan pancaran sorot mata anda akan terlihat berbinar-binar, dan senyum anda akan mengembang dengan sendirinya..

Dalam kondisi seperti ini, anda akan SIAP untuk menaklukkan tantangan hidup sebesar apapun..

Sahabat..
Kata-kata itu ibarat benih, dan pikiran adalah tanah yang subur..

Apapun kata-kata yang berulang-ulang anda tanam dalam pikiran, termasuk kata-kata yang anda ucapkan secara verbal, semuanya adalah anda sendiri yang memiliki kehendak bebas untuk MEMILIH dan MEMUTUSKAN..

Jika anda berharap menuai banyak KEMENANGAN, kesuksesan, kebahagiaan, kebaikan, keajaiban, keberlimpahan, dan keberuntungan hidup, maka anda harus rajin menanam dan merawat kata-kata positif dalam pikiran anda..

Demikian sebaliknya, jika anda terus menerus menanam kata- kata negatif dalam pikiran anda, jangan salahkan jika anda akan menuai banyak KEKALAHAN , penderitaan, kekurangan, kesedihan, kesulitan, dan kepahitan hidup..

Ini seperti seseorang yang saat memiliki masalah, lalu dia curhat dan bercerita kemana-mana kepada setiap orang yang ditemuinya dengan sedetil-detilnya, dengan ungkapan perasaan marah, kecewa, rasa tersakiti, yang membuat kisah semakin mengharu biru, berharap mendapatkan  simpati, dan belas kasihan atas permasalahan yang sedang menimpa dirinya..

Orang yang seperti ini terus sibuk memikirkan, fokus pada masalah, dan lupa untuk berkonsentrasi dan fokus mencari solusinya..

Tidak heran jika orang yang seperti ini hidupnya dipenuhi PENDERITAAN dan TRAGEDI..

Maka tidaklah mengherankan jika kehidupan orang yang seperti ini sangat "memprihatinkan" sekali..

Orang seperti ini sering disebut sebagai PECANDU DERITA..

Mungkin dia sering berdo'a kepada Tuhan, namun tanpa disadarinya dia sudah menghapus do'a nya sendiri, dengan rajin mengucapkan kata-kata negatif yang berlawanan dengan do'a-do'a pengharapan yang diucapkannya sendiri..

So, mulai sekarang  biasakan diri untuk senantiasa menanam, merawat, dan menjaga setiap kata-kata yang akan keluar dari mulut kita pastikan HANYA KATA-KATA YANG POSITIF...

SEMOGA BERMANFAAT..

(Dari seorang teman..dan nasehat utk diriku sendiri..)

Let's Transform!

Kekuatan Sejati ada di Hati

Sesungguhnya Allah meletakkan kekuatan orang beriman di dalam hatinya, bukan pada anggota tubuhnya. Tidakkah Anda memperhatikan orang tua yang sudah lemah fisiknya tapi masih mampu berpuasa di siang yang sangat panas dan bangun di malam hari untuk melakukan shalat malam? Padahal banyak orang-orang yang masih muda lagi kuat fisiknya tidak sanggup untuk melaksanakannya.”
(Dari kitab Hilyatul Auliya, karya Abu Nu’aim al-Ashbahani)