Kamis, 22 November 2012

Menciptakan Momen Istimewa bersama Pasangan




Didalam buku BERPIKIR DAN BERJIWA BESAR , DAVID. J.SCHWARTZ berkisah Suatu malam, tuturnya sebagai bagian program pelatihan penjualan, saya mendiskusikan “pengembangan lingkungan Rumah tangga untuk sukses penjualan “ untuk mengilustrasikannya, saya bertanya kepada peserta pelatihan .” kapan terakhir kali, selain tahun baru, ulang tahun perkawinan, atau hari ulang tahunnya , anda membuat kejutan kepada istri anda dengan hadiah istimewa ?”

David J.Schwartz merasa kaget dengan jawaban peserta pelatihan. Dari 35 orang, hanya seorang yang membuat kejutan bagi istrinya selama sebulan terakhir. Sebagaimana dilakukan Schwartz, rasa rasanya pertanyaan diatas menarik untuk diangkat. Pernahkah kita berfikir untuk membahagiakan kekasih kita dengan menciptakan momen istimewa baginya.
Mungkin karena alasan kesibukan, sehingga banyak orang tidak lagi mampu meluangkan waktu untuk kekasih mereka. Pertemuan pertemuan yang terjadi tidak jarang bagaikan perjumpaan ditengah padang gersang. Kering dan tidak menyegarkan.
mungkin, kita tidak pernah merencanakanya.
Kita menganggap bahwa istri tidak membutuhkannya.
Tugas tugas yang bertumpuk menggiring kita berpikir keras untuk menyelesaikannya.
Sesungguhnya karena tugas tugas bertumpuk itulah, kita perlu istirahat sejenak.
Mengendorkan saraf ketegangan kerja, sekaligus memberikan perhatian istimewa buat kekasih kita.
Agar ada energi baru yang disuntikkan kedalam diri dan hubungan kita.
ada beberapa kasus dimana banyak diantara kita kurang memberikan perhatian yang terencana.
Perhatian yang akan memberi sumbangan besar bagi hubungan hubungan kita sehingga kita menemukan kesegaran interaksi.
Sebuah investasi kecil yang berdampak besar.
Investasi yg akan membuat istri merasa bahagia. Kenapa ?
kesaksian cinta masih mereka temukan dalam diri kita.
Ditengah kesibukan dan terbatasnya waktu, kita masih sempat memikirkan hubungan hubungan istimewa denganya.
Rasanya kita harus berpikir untuk tidak meremehkannya. Rasulullah ternyata dalam pernik pernik kehidupan berkeluarganya tidak melupakan persoalan ini. Beliau selalu menciptakan momen momen istimewa, tentu ditengah kesibukan beliau yang luar biasa. Kenapa bisa ? karena, beliau merencanakannya. Begitu kita merencanakan maka kita akan mampu meluangkannya.

Aisyah bercerita bahwa suatu hari orang orang Habsyi masuk mesjid lalu melakukan permainan. Saat itu Rasulullah bertanya kepadaku :
“Wahai Humaira, apakah kamu ingin melihat mereka ?”
“ya, tentu.” Jawabku.

Beliau lalu berdiri dipintu. Aku mendekat lalu menyandarkan daguku di pundak beliau dan menempelkan wajahku pada pipi beliau. Salah satu ucapan ucapan mereka ketika itu adalah :” Wahai Abul Qaasim, selamat berbahagia.”

Selanjutnya Rasulullah bersabda :” Aisyah, sudah cukup bagimu ?”
“Ya Rasul, jangan terburu buru,” JAwabku
Akhirnya beliau berdiri seperti semula. Beberapa saat kemudian beliau berkata.” Cukup, ya ?”
“jangan tergesa gesa, Ya Rasulullah.”

Aisyah lalu berkata :” sesungguhnya aku tidak terlalu suka melihat mereka bermain. Hanya saja aku ingin agar istri istri beliau yang lain mendengar bahwa beliau berdiri seperti itu dan aku berdiri di belakang beliau.”
Aisyah tidak menikmati permainan dari orang orang Habsyi. Ia sama sekali tidak menyukainya. Wanita muda itu hanya mengharap perhatian lebih dari suaminya. Perhatian yang istimewa, dan dia menghendaki orang lain mengetahui seluruh perhatian Rasulullah kepadanya. Disitulah kebahagiaan itu terajut dengan baik. Sesuatu itu tidak perlu mahal. Yang terpenting adalah perhatiannya.
Apapun yang memperlihatkan bahwa kita mendahulukan kepentingan keluarga akan sangat dihargai.

Ada sebuah kisah menggelikan, tetapi juga menggambarkan bahwa perhatian sangat dihargai para wanita.
Ini kisah saat seorang suami tergerak untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada istrinya. Ia merencanakan untuk memberikan perhatian istimewa, meski sangat sederhana. Pada hari yang telah ditentukan, ia mendekati istrinya.

“Sayang, aku sangat mencintaimu. Selamat ulang tahun ! semoga Allah memberkahi keluarga kita .” katanya lega
“jazaakallahu khairan katsiira, mas. Terimakasih..” jawab sang istri dengan haru. Kata kata suaminya terasa salju yg menyejukkan jiwanya. Lalu ia melanjutkan perkataannya :” apakah mas lupa ?”

“lupa apa sayang ?”
“tanggal lahirku bukan hari ini, mas.. tapi besok !”
“Astaghfirullahal’adziim, maafkan aku sayang.” Rasa kaget, malu dan rasa bersalah menggumpak diwajahnya.
“tak apa , mas. Aku tetap senang. Bahagia.”

Menciptakan momen istimewa bagi kekasih kita adalah wujud dari perhatian yang terencana. Didalamnya berpadu banyak hal ; kebersamaan, kerinduan, kemanjaan dan seluruh bahasa jiwa yang mungkin lahir karena keberadaanya. Seluruhnya membentuk irama cinta yang mempesona.

Syarat pembentukan irama itu adalah : Kesabaran.

Kesabaran untuk membersamai kekasih kita ketika ia menangkap bulir bulir perhatian yang kita tiupkan dengan nafas ketulusan.
Ia akan menmenikmati kebersamaan yang kita ciptakan.
Seakan akan sebelumnya telah terjadi perpisahan yang teramat lama.
Ia melekat dalam rengkuhan kita dan teramat susah untuk meninggalkan momen itu.
Saat seperti itu, ia tengah memberi penghargaan atas perhatian suaminya. Dan secara beriringan kita juga belajar mengenali bahwa ketulusan menambah gairah yang tak berkesudahan.
Maka, jika perpisahan menyekat suami-istri, momen momen kebersamaan itu menjelma menjadi kenangan. Dan, kenangan mendekatkan jarak psikologis antara keduanya.

selamat menciptakan momen istimewa bersama pasangan... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar