رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا
لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“…Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian terhadap orang-orang yang beriman (berada) dalam hati kami. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Al-Hasyr: 10)
-Imam Al-Qurthubi menjelaskan dalam tafsirnya, Al-Jami’ li Ahkamil- Qur`an, bahwa makna ( غِلاًّ ) adalah sifat dendam dan iri hati.
Disini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam firman-Nya bahwa dalam doa tersebut mereka memohon kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala agar dihilangkan dari hati-hati mereka sifat dendam dan iri hati, baik sedikit maupun banyak.Jika hilang dua sifat tercela tersebut, maka akan tertanam dalam hati itu sifat kebalikannya, yaitu adanya kecintaan sesama mukmin, loyalitas, saling menasehati, dan lain-lain.
———
Jika kita mendoakan bagi saudara sesama
muslim/muslimah suatu kebaikan apapun tanpa sepengetahuannya dan juga
tanpa adanya wasiat dari dirinya untuk minta didoakan dengan sesuatu,
maka hal itu merupakan suatu petunjuk akan kecintaan yang jujur kepada
saudara kita tersebut. Ini juga berarti bahwa kita benar-benar
menginginkan suatu kebaikan ada pada diri saudara kita sebagaimana kita
menginginkan kebaikan itu ada pada diri kita sendiri.
“Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri (dari segala hal yang baik).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Wallahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar