Sekelompok pelari akan berlomba, garis finish sudah jelas tergambar
dalam benak mereka, hadiah yang menggiurkan pun sudah menanti
mereka. Mereka tahu bahwa ini perlombaan demi kebaikan, kesungguh-
sungguhan adalah salah satu faktor kemenangan. Latihan yang intensif
dan teori-teori tentang teknik berlari yang benar telah masing-masing
kuasai dan fahami, karena itupun salah satu kunci kemenangan.
Akhirnya, lomba pun dimulai, pistol start pun menyalak, maka serentak
semua pelari itupun menghela tubuh mereka dan berusaha berlari
sekencang-kencangnya, tatapan mereka tajam, fokus ke depan, garis
finish tertera jelas di bayangan bola mata mereka, lawan disamping kiri
maupun kanan seolah-olah terlupakan. Namun, pada saat lomba itu
sedang berlangsung, ada sesuatu yang lain, ada satu pelari yang begitu
sibuk untuk membetulkan cara berlari lawan tandingnya, dia menegur ke
kiri, ke depan, ke kanan bahkan ke belakang, untuk menjelaskan
bagaimana cara berlari yang benar. Dia lupa bahwa lawan tandingnya itu
adalah orang-orang yang telah terlatih dan mengetahui konsep dan teknik
untuk berlari. Dia lupa akan hal itu, bahkan dia lupa bahwa saat itu dia
sedang berlomba.
Sementara si pelari “sibuk” itu semakin asyik dengan kegiatan tegur-
menegurnya itu, para lawan-lawannya justru semakin fokus berlarinya.
Akhirnya, para lawan tanding itu terlebih dahulu menyentuh garis finish.
Lalu bagaimana nasib sang pelari “sibuk”, dia kebingungan karena lawan
tandingnya sudah mencapai garis finish lebih dahulu, sementara dirinya
tertinggal jauh dibelakang.
“ Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang
lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap
umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu, (QS.5 : 48)
Fokus dalam ber’amal adalah suatu kemestian. Kita semua adalah bagian
dari satu sistem dakwah yang besar. Perhatian kita pada ‘amal-amal yang
sedang kita laksanakan janganlah sampai melencengkan kita dari agenda
besar dakwah yang telah ditetapkan. Ada keterkaitan diantaranya.
Keterkaitan tersebut menjadikan kita berusaha mensinkronkan antara apa
yang kita lakukan dengan agenda dakwah tersebut. Karenanya kita
berusaha menjauh dari titik-titik yang akan menghambat pencapaian
agenda-agenda tersebut, karenanya kita tidak akan membuang secara
mubazir sumber daya yang kita miliki hanya untuk melakukan kerja-kerja
dakwah yang tidak efisien.
Semangat untuk berkompetisi ‘amal kebajikan dalam bingkai ukhuwah,
terus menerus ditumbuhkan seiring dengan semakin kayanya kita akan
berbagai khazanah pemikiran, wacana ataupun teori, karena itulah yang
memberdayakan dakwah dan akan lebih terasa hasilnya. Semangat
berkompetisi ini tidak hanya ditumbuhkan dikalangan kita saja. Tapi juga
sikap ini juga harus muncul ketika kita berada dilapangan dakwah
bersama gerakan/jama’ah dakwah lain yang juga sama-sama mengusung
misi kebaikan.
Marilah kita raih kelezatan ‘amaliyah setelah sebelumnya kita menikmati
kelezatan ‘ilmiyah. Janganlah kau batasi dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar