Kamis, 13 Desember 2012

Pendidikan Anak, antara di Rumah dan di Sekolah


Saudaraku yg dirahmati Allah...
Pernahkah kita mendapati anak2 kita merasa 'asing' di sekolahnya ? ia terlihat murung disaat temen2 sekolahnya riang...ia hanya diam ketika temen2nya ramai bercerita....

tulisan berikut mencoba menganalisa faktor2 apa yg menjadi penyebab anak kita spt itu...

Judul topik ini adalah Pendidikan, antara di rumah dan di sekolah....
tapi bahasan-nya lebih menitik beratkan ttg bagaimana sebenarnya 'perlakuan' kita --para ortu--- dalam mendidik anak di rumah, yg mengakibatkan atau membawa 'pengaruh' kepada anak dalam menempuh pendidikan di sekolah...

Dr. Kanner di dalam bukunya Child Psychiatry memuat hasil penelitian terhadap sejumlah anak yang mengalami kesulitan dalam belajar di sekolah, juga mengalami kesulitan dengan teman-temannya dalam pergaulan. Salah satu kasus seorang anak memperlihatkan ekspresi wajah kurang gembira. Ia terlihat lebih banyak murung dan menyendiri. Ia lamban sekali menjawab pertanyaan. Angka-angka yang dicapainya di sekolah kurang dari cukup. Ibu anak itu sedih dengan keadaan anaknya yang demikian.
"Tolonglah, Dok!, agar dia berhasil menjadi anak yang pintar"....


Dari ibu anak itu, Dr.Kanner memperoleh beberapa keterangan yang diperlukannya. Keterangan pertama yang diperolehnya adalah bahwa anak itu ternyata belum cukup umur ketika dimasukkan sekolah. Faktor itu bagi Dr. Kanner sebenarnya tidak terlalu menentukan. Keterangan kedua ialah bahwa ayah itu adalah seorang lelaki bertipe kasar, sering marah-marah, terlalu galak terhadap istri dan anaknya. Bersikap kasar, sering dia perlihatkan terhadap si anak. Akibatnya anak itu sering merasa tegang di bawah ancaman dan sikap kasar ayahnya. Situasi inilah kemudian menyebabkan perilakunya di sekolah menjurus kurang normal. Ia suka menyendiri. Terhadap guru lelaki, terutama yang mirip dengan ayahnya, ia merasa takut. Melihat lelaki dengan profil seperti ayahnya membuat ambang bawah sadarnya teringat akan figure ayah berikut kekejamannya.

(semoga para ayah dan suami pembaca setia blog ini bukanlah org2 yg kejam thd keluarganya...)


Kasus lain yang ditemukan Dr. Kanner adalah kasus guru yang sering kesal melihat kenakalan seorang anak lelaki berusia enam tahun. Ia sulit diatur. Berkali-kali guru memperingatkannya agar tenang dan tidak menganggu teman-temannya. Tetapi ia tidak memperdulikannya. Sering ia merebut dan memakan bekal makanan teman-temanya, memperlakukan teman-temanya sebagai pesuruhnya dan berbagai sikap lain yang menjengkelkan yang kadang-kadang berakhir dengan perkelahian. Setelah diselidiki, ternyata kedua orangtuanya memperlakukan anak itu dengan sikap manja berlebihan. Orang tua mendidik si anak dirumah dengan cara memenuhi segala keinginannya. Mereka kurang menyadari bahwa dampak negatif cara mendidik yang keliru di rumah, menyebabkan perilaku si anak di sekolah sangat menjengkelkan guru, maupun teman-temannya.


Ahli psikologi dan ahli pendidikan hampir sependapat, bahwa sikap dan cara orang tua mendidik anak di rumah, mempengaruhi perilakunya di sekolah. Anak yang ada di rumah memperoleh pendidikan yang tepat dan benar serta baik, umumnya akan memperlihatkan sikap dan perilaku yang normal di sekolahnya. Ia dapat bergaul dengan baik temannya. Ia mungkin bukanlah murid yang menarik bagi temannya, tetapi setidak-tidaknya, kehadirannya di lingkungan sekolah tidak menjengkelkan. Menurut Dr. Kanner, cara mendidik anak yang tidak edukatif, dapat menimbulkan dampak negatif, antara lain termanifestasi di dalam pergaulan anak di sekolahnya. Nasehat Dr. Kanner dalam hal ini ialah. Jika Kita tidak ingin anak kita mengalami kesulitan dan hambatan di lingkungan sekolahnya, berikanlah mereka pendidikan yang tepat di rumah.

Semoga para ortu semakin memahami, betapa TIDAK MUDAH mengemban amanah berupa ANAK...
bukan sekedar bisa punya anak atau tidak...
bukan sekedar mampu ngasih nafkah...
tapi yg berat adalah, bagaimana MEMBENTUK, MENDIDIK serta tetap berusaha menjaga ke-fitrahan anak...

Betapa kita seringkali disibukkan utk urusan ini itu... sampe2 kita lupa, bahwa ada KEWAJIBAN & TANGGUNG JAWAB BESAR didepan mata kita, sementara waktu & kesempatan yg ada utk memenuhi Kewjiban & tanggung jawab tsb, relatif sedikit, dan bahkan hanya waktu2 yg tersisa dari kehidupan kita...

sepertinya kita kudu banyak2 istighfar...mohon ampun kpd ALlah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar