Selasa, 25 November 2014

Bukan hanya Sekadar makan

“BU, anak saya nanti paksa makan ya, dia emang suka susah kalau makan!” tukas ayah Azka.

Seraya tersenyum Bu Atika, yang diajak berbicara, berkata, “Maaf Pak, di sini kami tidak memaksa anak makan, tapi kami upayakan ia makan dengan melihat guru juga teman-temannya makan dengan senang.”

Berbeda dengan Mama Krisna. Pagi-pagi dia sibuk melaporkan kejadian hari kemarin kepada saya. Krisna yang baru masuk satu hari ikut makan bersama. “Saya lihat dari jendela kemarin, Krisna makan, Bu. Dia lihat pak guru dan teman-teman makan. 

Selesainya bareng ama temen-temen. Terus makannya rapi. Padahal kalau di rumah makan bisa 1 jam kadang hampir 2 jam. Makanya kemarin saya nunggu sampai jam makan. Penasaran mau liat dia makan apa enggak,” tuturnya.

Makan adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap makhluk. Makan adalah kebutuhan hidup. Namun di sekolah kami kegiatan makan tak hanya sekadar makan. Bukan sekedar mengisi perut kosong sampai kenyang lalu selesai. Kegiatan makan di sekolah kaya akan berbagai pengetahuan dan keterampilan hidup.

Kegiatan makan diawali dengan pengetahuan tentang adab makan. Membangun pengetahuan dari mulai apa yang harus dilakukan sebelum makan. Dilakukan saat makan. Kemudian apa yang dilakukan setelah makan.

Sebelum makan anak belajar bersih-bersih, mencuci tangan. Setelah itu belajar mengantri menunggu giliran mengambil alat makan. Dibangun juga sikap sabar menunggu mengantri saat mengambil makanan. Hingga sabar menunggu semua makanan siap tersimpan dalam piring masing-masing teman. Lalu diawali dengan berdo’a sebelum makan. Setelah dipersilahkan, semua anak memulai makan sendiri tanpa disuapi.

Saat hidangan bergerak berkeliling, guru akan menyebutkan ciri-ciri, kandungan gizi dan manfaat makanan yang terhidang. Jika ada anak yang bicara aku tidak suka. Atau ada anak yang bilang tidak enak. Guru akan bicara Rasulullah SAW melarang kita mencela makanan. silahkan dilihat dulu, kemudian cium aromanya, lalu cicipi sedikit. Karena makan bukan sekedar urusan lidah.

Guru juga menyampaikan anak-anak mengunyah makanan sebanyak 32 kali atau sampai 40 kali. Makan dengan tenang tidak tergesa-gesa. Makan secukupnya tidak berlebihan maupun kekurangan. Saat makan guru pun makan dengan lahap hidangan yang disediakan. Maksudnya agar anak-anak tertarik untuk mencoba makanan yang sama karena melihat model dari gurunya.

Setelah semua selesai makan, kemudian membaca do’a sesudah makan. Setelah itu setiap anak akan menyimpan piring kotor ke tempat yang sudah disediakan lantas mengklasifikasikannya. Anak menyimpan piring dengan piring. Sendok dengan sendok. Lalu gelas dengan gelas. Setelah itu setiap anak memastikan mejanya bersih. jika ada remah-remah tersisa maka mereka sigap mengambil lap atau tisu yang sudah tersedia. 

Saat inilah terbangun sikaptanggung jawab.

Betapa banyak pengetahuan yang dapat dibangun saat makan.
Kita membangun banyak sikap akhlakul kharimah seperti sikap sabar, sikap syukur juga sikap tanggung jawab. Membangun pengetahuan pada anak tentang kandungan dan manfaat berbagai macam makanan. Membangun pengetahuan tabble manners juga. Tentu saja semua pengetahuan ini penting untuk hidup mereka saat dewasa.

Para pebisnis mengundang makan para kolega. Tentu karena mereka paham saat makan adalah saat yang begitu menyenangkan. Baiknya kita juga lakukan hal yang sama pada anak kita. Ayo kita mulai bangun makan yang menyenangkan penuh pengetahuan. Bukan hanya sekadar makan. []
 ---
copas dari milis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar