Selasa, 25 Agustus 2020

Pasangan Hidup, antara KEKASIH dan SAHABAT

 

❓ sudah berapa lama anda menikah?
5? 7? 10? Atau lebih?

๐Ÿ’–Sekarang, perhatikan pasanganmu. Perhatikan baik baik, segala details yang ada di wajahnya. Mulai dari rambutnya, turun ke mata.. hidung, bibir, dagu.. lehernya.
๐Ÿ’กSudah mulai terlihat jelas, guratan usia itu. Ya! Ia tidak lagi semuda dulu, ketika ia menikahimu. Namun, guratan garis kebijaksanaan itu, menyatakan dengan tegas.. telah berapa lama ia mendampingi dengan setia, engkau mengharungi hidup.

๐Ÿ’š
Dimulai dengan awal-awal pernikahan yg tentu saja membuat hati bahagia, menunggu tibanya buah hati pertamamu. Melewati segala serba-serbi menjadi orang tua baru.
Cobaan, rintangan, keberkahan.. satu-demi-satu. Urusan pengasuhan, mertua,saudara, himpitan keuangan, hingga putra ketiga hadir dalam keluarga kecilmu.

▶
Kini, mungkin urusan anak, sudah tidak serepot dulu. Maklumlah, sudah yang kesekian, sudah pakarlah dianggapnya. Rumah juga sudah sering rapihnya.

๐Ÿ“ถ
Kendaraan sudah bertambah..karena anak juga bertambah, jumlahnya jadi 2.
Bisnis mulai lancar, anak mulai besar, orang tua mulai menua dan sakit disana sini.
Setiap tahapan kehidupan membawa tantangan baru.

☑
Ia pun, kini, lebih menjadi sahabat dibanding kekasih. Segala sesuatunya sudah seperti rutinitas abadi. Mulai dari bangun pagi, siapkan sarapan, menyiapkan semuanya agar siap berangkat.. Memastikan tidak ada yg tertinggal, hingga ke penghujung hari.
Menemani anak belajar, murojaah, makan malam, lipat kain, menidurkan anak.dan kitapun tidur. Hingga pagi menjelang, dan rutinitas itu terulang kembali.

๐Ÿ’ง
Yang agak serius dibicarakan di tahap perkawinan seusia ini : sakit orang tua, sumber rezeki, kemana Si adik jadi masuk TK yang uang masuknya berjuta-juta itu? Kalau iya, darimana uang dicari. Menghitung cicilan apa saja yang sudah lunas, dan apa yang mesti dilunasi.
Kebutuhan kakak yang masuk SMP/SMA, geliat dia menjelang dewasa,dan berharap kelak hidupnya bahagia dunia dan akhirat.. de el el .. de el el...

๐ŸŒด
Daannn, kalaupun ada yang seru yang bisa dibicarakan diantara semua itu, yaa paling seputar teman, politik, agama, dan keadaan negeri saat ini.
Diselangi dengan updetan kabar teman itu dan teman ini. Iya kan?
Coba dibaca lagi ๐Ÿ‘†๐Ÿผ. Bukankan ia sudah lebih menjadi sahabat, dibanding kekasih???

๐ŸŒธ
๐ŸŒธ๐ŸŒธ

๐Ÿงก
Menjelang 40 kah? Walau masih 5-6 th lagi. Sudah waktunya, introspeksi diri. Jangan lupakan tujuan utama, berkumpul kelak di Jannah-NYA nanti. Bersamanya? atau tidak? Pengennya sih. Tapi, apakah usahanya sudah sepadan?

๐Ÿ’Ž
Usia segini, sudah masuk 'injury time' kalau istilah di persepak bolaan. Banyak yang sudah mulai mengeluh sakit sana, sakit sini. Tidak sedikit, yang ditinggal mati?

๐ŸŒฟ
Aduhai, berapa lama lagi kah kiranya diizinkan bersama oleh Ilahi? Menikmati semua ini? Anak-anak.. kehidupan, orang tua. Yang pasti, jauh di dalam hati, kita tahu, tidak ada yang abadi. Dan semua ini, sewaktu-waktu bisa berganti. Karena memang, tidak ada warranty ( jaminan ) akan selalu begini.

๐Ÿ’•
Lalu, bagaimana kalau ia tiba-tiba pergi?
Bukankah berita kematian berseliweran disana sini? Setiap hari?
Siapkah? Jika ia pergi? Sahabat yang juga kekasih hati? Mendadak, kita sendiri. Semoga tidak ada penyesalan nanti. Sesal karena kurang berbakti, kurang bisa menyenangkan pada hal-hal kecil yg remeh sekali. Kurang berpegangan tangan, memasakkan kesukaan, tertawa bersama, mengelap iler atau kangen sama ngoroknya .. hahaha.

❗
Intinya..
Cherish what you have! Nikmati si dia!
Kita tidak pernah tahu, berapa lama lagi waktu yang kita punya bersamanya, menyentuh jemarinya, kecupan sayang dan manja. Keluarlah dari rutinitas anda, sekali kalii saja.

๐Ÿ’š
Anak-anak memang penting. Toh, sudah 24 jam kita dedikasikan pada mereka. Sekarang lihat yang ada disamping, yang walau termakan waktu, ganteng dan cantiknya masih bertahan sampai kini.
Dialah yang Allah pilihkan untukmu. Sebaik baik imam bagimu.

๐Ÿ’“
Enjoy while you can..
Tapi jangan lupa janji utamamu...
Beribadahlah yang lajuuuu...
Apalagi menjelang empat puluh.
Sehingga kelak Allah mempersatukanmu.. dilevel Jannah no 1!
Aamiin....๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ

By. bunda Elly Risman

Karena SURGA itu terlalu luas

 

Adalah ia, Anas bin Malik sedang sangat bahagia. Saat mendengar Rasulullah bersabda, "Seseorang, kelak (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya."
Dengan terisak, ia berkata bahwa ia sangat mencintai hadits ini dan tak akan pernah menukarnya dengan apapun di dunia.

Ia, dengan kerendahan hatinya, mengakui bahwa dirinya dalam hal amal, tak lebih baik dari Umar dan Abu bakar. Apalagi Rasulullah, jauuhh ....
Tapi sungguh, setelah Rasulullah, ia sangat mencintai dua lelaki itu. Dan amat berharap, kelak dibersamai mereka dalam jannah-Nya.

Anas bin Malik, paham betul. Bahwa segala amalannya belum tentu diterima dan seluruh dosanya belumlah tentu diampuni. Namun, ia mencintai mereka dengan sepenuh hati. Pun para sahabat yang mulia, meski tak dipungkiri lagi tingkat keimanan mereka, namun berlomba dalam kebaikan masihlah menjadi keutamaan.

Suatu saat selesai sholat shubuh berjama'ah selepas dari pulang berjihad, malamnya. Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya :
"Siapakah yang hari ini telah qiyamullail?"
"Siapakah yang hari ini sudah mengantar jenazah?"
"Siapakah yang hari ini menyantuni anak yatim?"
"Siapakah yang hari ini telah menengok orang sakit?"
"Siapakah yang hari ini sudah bersedekah?"

Dan, kemudian hening. Senyap merambat. Tak ada satupun yang mengangkat tangan. Hingga Rasulullah memerintahkan Abu Bakar untuk mengangkat tangannya, sebab beliau tahu bahwa Abu Bakar pasti telah menunaikan itu.

Akhirnya, Abu Bakar pun bersuara :
"Ya Rasulullah. Sepulang dari berjihad semalam, saya sungguh lelah dan khawatir tidak bisa bangun malam. Maka saya melaksanakan qiyamulail sesudah sholat isya.
Ya Rasulullah, si fulan, sahabat Anshar yang semalam terluka sepulang berjihad akhirnya syahid. Dan saya tadi, sebelum shubuh mengurus jenazah dan ikut menguburkannya.
Ya Rasulullah, sahabat Anshar yang syahid itu, memiliki istri dan anak. Maka saya meninggalkan untuk mereka, bekal selama satu bulan.
Ya Rasulullah, saat akan berangkat ke masjid untuk sholat shubuh tadi, saya menghampiri Abdurrahman bin Auf untuk mengajaknya. Namun ternyata ia sedang sakit. Maka saya menengok dan mendoakannya.
Ya Rasulullah, tadi sebelum berangkat saya membawa beberapa kerat roti dan sewadah susu. Kemudian saya berikan kepada Abu Hurairoh dan teman-temannya."
MasyaAllah ... maka, sejak saat itu, tak ada satupun para sahabat yang merasa bisa menandingi amalan Abu Bakar. Pun, tidak juga Umar.

Disini, bukanlah ketinggian ilmu yang membuat mereka cemburu. Namun kesigapan Abu Bakar dalam menangkap peluang amal. Sesederhana apapun itu.

Pun, disini, Rasulullah mengajarkan. Bahwa terkadang, amalan kebaikan pun perlu diperlihatkan untuk memberi contoh teladan.

Di saat para musuh Islam secara terang-terangan menunjukkan kebencian mereka, di saat para pelaku kedzaliman dengan bangga menyebarluaskan dan mempertontonkan tindak keji mereka, maka umat Islam tak perlu ragu dan takut untuk menebarkan amal kebaikan. Tentu, sambil terus berlatih, mengasah diri dan berdoa agar dijauhkan dari ujub dan riya.
Hatta, saat Rasulullah menyuruh Abu Bakar mengangkat tangannya, tak sedikitpun beliau ragu ... bahwa seluruh amalan itu akan ternodai olehnya.
Maka, keteladanan dan saling mengingatkan, merupakan bukti cinta atas ukhuwah kita. Sebab surga, begitu luas jika hanya ditempati diri sendiri saja. Tentang ikhlas? Biarlah itu menjadi urusan kita dengan-Nya.


#CopasWAG

Rabu, 19 Agustus 2020

Mengenal Pemilik Rumah Proklamasi

 

Faradj Martak lahir di Hadramaut pada tahun 1897 sebagai putra ketiga dari empat bersaudara, Djuslam, Muhammad, dan Ahmad.

Setelah hijarh ke Indonesia, pada tahun 1940 keluarga Martak bersama keluarga Badjened merintis berdirinya N.V. Alegemeene Import-Export en Handel Martak Badjened (Marba), salah satu dari sedikit konglomerasi di Indonesia dengan Faradj Martak sebagai Presiden Direkturnya.

Faradj memiliki putra bernama Ali bin Faradj Martak, yang dikenal dekat dengan Bung Karno dan menjadi penerus usaha ayahnya.

Faradj Martak memiliki jasa dalam proses terciptanya kemerdekaan Indonesia. Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat (sekarang bernama Jalan Proklamasi) adalah miliknya, rumah tersebut kemudian dijadikan tempat tinggal Soekarno sekaligus tempat pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Faradj Martak menghibahkan rumah tersebut untuk negara, dan membelikan sejumlah gedung di Jakarta untuk pemerintah.

Atas jasanya tersebut, pemerintah Indonesia kemudian memberinya ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Faradj bin Said Awad Martak. Ucapan tersebut disampaikan secara tertulis atas nama Pemerintah Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1950, yang ditandatangani oleh Ir. Mananti Sitompoel selaku Menteri Pekerdjaan Umum dan Perhubungan Indonesia. Dalam ucapan terima kasih tersebut juga disebutkan bahwa Faradj bin Said Awad Martak telah membeli beberapa gedung lain di Jakarta yang amat berharga bagi kelahiran negara Republik Indonesia.

Madu Arab

Sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, Bung Karno mengalami sakit beri-beri dan malaria. Dua penyakit tersebut menyebabkan tubuh Bung Karno terus lemas. Melihat Bung Karno yang cukup mengkhawatirkan, Faradj Martak akhirnya memberikan Bung Karno sebuah madu yang sangat berkhasiat bernama Sidr Bahiyah dari Hadhramaut.

Madu Sidr memiliki kemampuan membunuh aneka bakteri tanpa efek samping. Madu ini bersifat antibiotik, antiseptik, dan antijamur. Soekarno rutin mendapat pasokan satu dus madu Sidr satu atau dua bulan sekali. Satu karton madu itu terdiri dari 20 botol masing-masing seberat satu kilogram.

Sabtu, 01 Agustus 2020

K. U. R. B. A. N

๐Ÿ…ฑukan kambing ๐Ÿatau sapi ๐Ÿ„ yang menjadi esensi dari ibadah kurban,
Tetapi ketaqwaan, tawadhu (kerendahan hati) dan keikhlasan, itulah esensi makna kurban yang sebenarnya. 

ู„َู† ูŠَู†َุงู„َ ูฑู„ู„َّู‡َ ู„ُุญُูˆู…ُู‡َุง ูˆَู„َุง ุฏِู…َุงุٓคُู‡َุง ูˆَู„َٰูƒِู† ูŠَู†َุงู„ُู‡ُ ูฑู„ุชَّู‚ูۡˆَู‰ٰ ู…ِู†ูƒُู…ۡۚ ูƒَุฐَٰู„ِูƒَ ุณَุฎَّุฑَู‡َุง ู„َูƒُู…ۡ ู„ِุชُูƒَุจِّุฑُูˆุงْ ูฑู„ู„َّู‡َ ุนَู„َู‰ٰ ู…َุง ู‡َุฏَู‰ٰูƒُู…ۡۗ ูˆَุจَุดِّุฑِ ูฑู„ูۡ…ُุญุۡณِู†ِูŠู†َ

Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

-Surat Al-Hajj, Ayat 37

✅Semoga kurban ini bisa juga menyembelih rasa kesombongan kita, perasaan lebih baik dan lebih mulia dari yang lain. 
Astaghfirullah... 

Terimalah kurban kami yaa Rabb...

::: Cinere, sabtu 11 Dzulhijah 1441 H/ 1 Agustus 2020

Selasa, 28 Juli 2020

::: Merasa CUKUP

::: (merasa) CUKUP

⏩Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata “cukup”.

Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum sepadan dengan kerja kerasnya.

⏩Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.

⏩Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati, kurang Perhatian.

⏩Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?“Cukup” bukanlah soal berapa jumlahnya.

⏩“Cukup” adalah persoalan kepuasan hati. “Cukup” hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.

⏩Tak perlu takut berkata “cukup”. Mengucapkan kata “cukup” bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.
“Cukup” jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, atau merasa pesimis, atau kecewa atau mandeg dan berpuas diri.

⏩Mengucapkan kata “cukup“ membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.

⏩Jangan biarkan kerakusan, ketamak'an manusia membuat kita sulit berkata “cukup”.

⏹Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini dan seterusnya, dengan begitu kita menjadi orang yang pandai bersyukur..

W. A. N. I. T. A

W.๐Ÿ…ฐ.N.I.T.๐Ÿ…ฐ

::: Wanita bukan diciptakan dari tulang kaki, yang tempatnya diinjak-injak. 
Bukan pula tulang kepala, yang harus disanjung-sanjung... 
Bukan pula tulang punggung, yang harus mencari nafkah sebagai tulang punggung keluarga.

Wanita diciptakan dari tulang rusuk lelaki, agar selalu dekat di hati pasangannya.
Tempat dihargai dan dicintai..

๐Ÿ“ถISLAM memuliakan wanita, laksana raja yang mencintai rakyatnya, ibu yang menyayangi anaknya, dan Tuhan yang mengasihi hambaNYA.

▶Jangan mengaku sebagai lelaki sejati jika tidak bisa memuliakan wanita.

::: Hanya lelaki mulia yang bisa memuliakan wanita ❗

Keep Syukur

๐Ÿ“ถTeruslah bersyukur hingga engkau lupa bagaimana caranya untuk mengeluh. 
⏹Sejatinya mengeluh adalah memangkas rasa bahagia dan tidak memberi ruang untuk kesenangan. Mengeluh juga tidak akan bisa meringankan beban hidup. 
⏩Janganlah risau atas apa yang tidak engkau miliki serta dapatkan, tapi takutlah akan nikmat yang tidak engkau syukuri.

↔Sudahkah bersyukur hari ini ❓

::: Proses Membangun Peradaban Harus Dimulai Dari Diri Kita


::: Suatu hari, aku berkesempatan diundang oleh para leader Sekolah Alam Indonesia dan para 'penggerak kebaikan' di sekolah tsb. 
Mereka membahas sesuatu program yang luar biasa : proses membangun peradaban. 

๐Ÿ“ถDalam kesempatan ini, aku ga akan cerita seputar apa yang dibahas. 
Tapi ingin menceritakan sisi lain dari acara tsb. 

⏩Umumnya sebuah acara, kami mendapat snack box, dan tak ketinggalan juga ada nasi box, karena acaranya sampai siang. 
Nah... Usai acara, aku melihat pemandangan menarik, yg sayang sekali jika tidak kuceritakan. 

๐ŸฉธUsai makan, mereka yang hadir dengan kesadaran sendiri, tanpa dikomando, 'menempatkan' kotak snack dan kotak nasi di 'tempat sampah' yang tersedia. 
Disana ada beberapa garbage. 
Ada untuk sampah organik, sampah plastik, kardus dll. 
Kardus nya pun dibuka, sehingga menjadi lembaran-lembaran. 
Tulang-tulang lauk dan sisa-sisa sayur di tempatkan di plastik khusus. 
Aku melihat langsung orang-orang yang berusaha memilah 'sampah mereka' sendiri. 

๐Ÿ‘Aku sempat terharu melihat suasana itu. 
Sambil mengucapkan kalimat syukur. 
Ya.. 
Aku bersyukur bisa berada di komunitas yang bukan sekadar bicara tentang membangun peradaban. Tapi mereka langsung mempraktekkan bagaimana seharus nya kita mulai berbuat untuk membangun peradaban yang mulia. 
Aku bersyukur bisa menyekolahkan semua anak kami di sana. 

๐Ÿ’žSemoga Allah limpahkan keberkahan kepada mereka dan kepada siapapun yang berusaha menegakkan kebaikan yang dimulai dari diri sendiri. 

Berikut kusertakan foto terkait. 

Terima kasih kepada seluruh keluarga besar komunitas Sekolah Alam Indonesia. 

Barokallahu fiikum jami'an.

Selasa, 17 Maret 2020

Zaman Penuh Fitnah



ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠู‡ِ ูˆَุฃَู„ِู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ:   ุณَูŠَุฃْุชِูŠ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ุฒَู…ِุงู†ٌ ุจُุทُูˆْู†ُู‡ُู… ุขู„ِู‡َุชُู‡ُู… ูˆَู†ِุณَุงุคُู‡ُู… ู‚ِุจْู„َุชُู‡ُู… ، ูˆَุฏَู†َุงู†ِูŠْุฑُู‡ُู…ْ ุฏِูŠْู†ُู‡ُู…ْ ، ูˆَุดَุฑَูُู‡ُู…ْ ู…َุชَุงุนُู‡ُู…ْ ،

Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam  bersabda..Akan datang suatu zaman atas manusia:

1. Perut-perut mereka menjadi Tuhan-tuhan mereka.
2. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka.
3. Dinar-dinar(uang) mereka menjadi agama mereka.
4. Kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka

....ุญุจ ุงู„ุฏู†ูŠุง ุฑุฃุณ ูƒู„ ุฎุทูŠุฆุฉ....
"tergila-gila pada dunia adalah pangkal pokok segala kejahatan" (HR, Ibnu Abid Dunya dan Baihaki)


ู„ุงَ ูŠَุจْู‚َู‰ ู…ِู†َ ุงู„ุงِูŠْู…َุงู†ِ ุฅู„ุงَّ ุฅِุณْู…ُู‡ُ ، ูˆَู…ِู†َ ุงู„ุงِุณْู„ุงَู…ِ ุฅِู„ุงَّ ุฑَุณْู…ُู‡ُ ، ูˆَู„ุงَ ู…ِู†َ ุงู„ู‚ُุฑْุขู†ِ ุฅِู„ุงَّ ุฏَุฑْุณُู‡ُ ، ู…َุณَุงุฌِุฏُู‡ُู… ู…َุนْู…ُูˆุฑَุฉٌ ، ูˆَู‚ُู„ُูˆْุจُู‡ُู…ْ ุฎِุฑَุงุจٌ ู…ِู†َ ุงู„ْู‡ُุฏَู‰ ، ุนُู„َู…َุงุคُู‡ُู…ْ ุฃَุดَุฑَّ ุฎَู„َู‚َ ุงู„ู„ู‡ ُุนَู„َู‰ ูˆَุฌْู‡ِ ุงู„ุฃَุฑْุถِ.

1. Waktu itu, tidak tersisa dari iman kecuali namanya saja

2. Tidak tersisa dari Islam kecuali ritual-ritualnya saja

3. Tidak tersisa Al-Quran kecuali sebatas kajiannya saja

4. Masjid-masjid mereka makmur, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk (hidayah)

5. Ulama-ulama mereka menjadi makhluk Allah yang paling buruk di permukaan bumi



. ุญِูŠْู†َุฆِุฐٍ ุฅِุจْุชِู„ุงَู‡ُู…ُ ุงู„ู„ู‡ ُุจِุฃَุฑْุจَุนِ ุฎِุตَุงู„ٍ :
ุฌَูˆْุฑٌ ู…ِู†َ ุงู„ุณُّู„ْุทَุงู†ِ ،
 ูˆَู‚َุญْุทٌ ู…ِู†َ ุงู„ุฒَّู…َุงู†ِ ،
 ูˆَุธُู„ْู…ٌ ู…ِู†َ ุงู„ูˆُู„ุงَุฉِ ูˆَุงู„ุญُูƒَุงู…ِ.

Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka empat perkara (azab):

1). Kekejaman para penguasa
2). Kekeringan
3), Kezaliman para pejabat
4). Ketidak-adilan para hakim



، ูَุชَุนْุฌَุจُ ุงู„ุตَّุญَุงุจَุฉِ ูˆَู‚َุงู„ُูˆุง : ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„ู‡ِ ุฃَูŠَุนْุจُุฏُูˆْู†َ ุงู„ุฃَุตْู†َุงู…ِ
.

Maka heranlah para sahabat mendengar penjelasan Rasulullah. Mereka bertanya, "Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala ?"



؟ ู‚َุงู„َ : ู†َุนَู… ، ูƒُู„ُّ ุฏِุฑْู‡َู…ٍ ุนِู†ْุฏَู‡ُู…ُ ุตَู†َู…ٌ  .ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡

Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam  menjawab, "Ya ! Bagi mereka, setiap dirham (uang) menjadi berhala (dipertuhan/disembah)"
( Hadist Mutafaq'alaih )



Apakah jaman yang dimaksud Rasulullah tersebut sudah  ada dihadapan kita saat ini?

Ya sekarang lah zaman itu

Wallahu A'lam Bishawab

Jumat, 13 Maret 2020

ANDA BUDAK DUNIA ???


Kalo orang ditanya apakah anda budak dunia ? kemungkinan besar jawabnya
"Saya bukan budak dunia"
Tapi ketika disodorkan "37 Tanda Budak Dunia" dan kemudian ditanya lagi "Apakah Anda Budak Dunia ?" Kemungkinan sebagian besar orang baru tersedar kalo ternyata dirinya sudah menjadi budak dunia.Dan akhirnya mengakui..
"Ya..Ternyata...Saya Budak Dunia"

Ada yang punya sedikit tanda.... Alhamdulillah...
Ada yang punya banyak tanda.. Naudzubillah

Sudah tahu kan 37 tanda budak dunia ?

Kalo belum tahu silahkan baca dengan pelan pelan & penuh penghayatan serta kejujuran

1. Anda tidak bersiap-siap saat waktu shalat akan tiba.
2. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur'an lantaran Anda terlalu sibuk.
3. Anda selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Anda semakin bertambah tapi tidak pernah berpikir bagaimana caranya agar kualitas & kuantitas ibadah bertambah
4. Bangun tidur yang di ingat urusan dunia.
5. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram dan tidak sesuai hukum Alloh & syariat Islam.
6. Anda terus menerus menunda untuk berbuat baik. "Aku akan mengerjakannya ntar,besok, nanti, dan seterusnya."
7. Tidak sempat shalat dhuha walau hanya 2 rakaat.
8. Anda sangat tertarik dengan kehidupan para selebriti dan hal2 yang penuh glamour.
9. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.
10. Berat sekali melangkahkan kaki ke masjid.
11. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.
12. Anda selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.
13. Anda merasa tertekan manakala Anda gagal meraih sesuatu.
14. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil.apalagi dosa-dosa besar.
15. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.
16. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain.
17. Anda sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.
18. Menunggu shalat sambil main Smartphone,hp, baru selesai shalat langsung main smartphone,hp.
19. Anda menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.
20. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.
21. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.
22. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.
23. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.
24. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.
25. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup Anda yang suka berfoya-foya, walaupun Anda tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.
26. Anda berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Anda meminta kenikmatan dunia.
27. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Anda beralasan bahwa beginilah satu-satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.
28. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya.
29. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.
30. Anda meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.
31. Anda melihat orang lain meraih sesuatu dan Anda selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.
32. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Anda sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.
33. Anda tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Anda hidup di dunia.
34. Anda mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan,kegiatan duniawi lainnya.
35. Pagi & Sore dilewati tanpa dzikir padahal sudah tahu keutamaanya.
36. Dalam satu minggu tidak sekalipun sempat shalat tahajud padahal sudah tahu manfaatnya.
37. Dalam satu minggu ini Shalat Subuhnya lebih sering kesiangan, bagi laki laki shalat Fardlunya lebih sering di rumah.

Apakah Tanda2 diatas ada yg melekat pada diri anda ?

Semakin banyak tanda yang anda miliki berarti semakin dalam anda sudah terseret menjadi budak kehidupan dunia.
Astaghfirullohal adzim.....


Sumber Inspirasi :
Buku "Berani Jadi Taubaters!" dengan beberapa penambahan

Semoga Yang Ikut Menyebarluaskan Tulisan Ini, Allah Jadikan dia & keluarganya Muslim/Muslimah Yang Sukses Mulia Dunia Akhirat !!!!!
Semoga bermanfaat. Barokallohu fiikum.
Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin

Senin, 09 Maret 2020

Berharap Kepada Manusia Hanya Menunggu Waktu Untuk Kecewa



Barangsiapa berharap kepada manusia, pasti akan kecewa. Maka berharaplah hanya kepada Allah.
๐Ÿ“ŒSaat anda berbuat baik kepada sesama manusia, jangan berharap balasan dari manusia itu. Berharaplah balasan hanya dari Allah yang tak pernah mengecewakan hamba.
๐Ÿ“Saat anda menolong orang yang tengah kesulitan, jangan berharap balasan dari orang yang anda tolong tersebut. Anda akan kecewa jika berharap dari dia. Berharaplah balasan hanya dari Allah yang tak pernah mengecewakan hamba.
๐ŸทSaat anda memberikan bantuan kepada orang yang tengah susah, jangan berharap balasan dari orang susah tersebut. Anda akan kecewa jika berharap dari dia. Berharaplah balasan hanya dari Allah yang tak pernah mengecewakan hamba.
Perhatikan ungkapan para Nabi dalam melakukan tugasnya - - - tak berharap balasan dari manusia. Harapan mereka hanya kepada Allah semata.
.
ูˆَู…َุง ุฃَุณْุฃَู„ُูƒُู…ْ ุนَู„َูŠْู‡ِ ู…ِู†ْ ุฃَุฌْุฑٍ ุۖฅِู†ْ ุฃَุฌْุฑِูŠَ ุฅِู„َّุง ุนَู„َู‰ٰ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ
.
“Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.” (QS. Asy-Syu'ara: 109)

Jumat, 06 Maret 2020

Don't be Sad..... Laa Tahzan.... Keep SABAR & Ikhlas




๐Ÿ“Bagi Anda yang masih merasa 'tersakiti' atau 'kecewa'
karena kebaikan yang Anda lakukan sepertinya tak berbalas,
yuk sejenak kita buka dan baca ayat2NYA sbb :

ูˆَู…َู† ูŠَุนูۡ…َู„ۡ ู…ِู†َ ูฑู„ุตَّู„ِุญَٰุชِ ูˆَู‡ُูˆَ ู…ُุคูۡ…ِู†ٞ ูَู„َุง ูŠَุฎَุงูُ ุธُู„ูۡ…ุٗง ูˆَู„َุง ู‡َุถูۡ…ุٗง

Dan barang siapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman, maka dia tidak khawatir akan perlakuan zhalim (terhadapnya) dan tidak (pula khawatir) akan pengurangan haknya.
-Surat ThaHa, Ayat 112

๐Ÿ”—ayat tsb menjelaskan kepada kita bahwa selama kita (masih) beriman,
maka amal kebaikan apapun yang dilakukan pasti akan ada balasannya.
Kita ga perlu takut dan khawatir akan diperlakukan tidak adil (baca= dizhalimi)
Kita juga ga perlu khawatir bahwa HAK kita akan dikurangi...
Karena Allah pasti akan memberikan balasannya.

ู‡َู„ْ ุฌَุฒَุงุٓกُ ูฑู„ْุฅِุญْุณَٰู†ِ ุฅِู„َّุง ูฑู„ْุฅِุญْุณَٰู†ُ

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).."
(surat ar Rahman ayat 60)

๐Ÿ“ŒYang perlu kita pahami adalah, bahwa balasan kebaikan itu ga mesti dari orang yang kita bantu, karena itu urusan Allah..

Bisa saja Allah sendiri yang akan memberikan balasan..
atau Allah 'memerintahkan' seseorang untuk membalas kebaikan kita..

dan BALASAN kebaikan itu pun BENTUK nya bisa beragam.
Bisa berupa pengabulan atas doa-doa yang kita panjatkan,
atau dihindarkannya kita dari bencana/musibah yang ada
atau diampuninya dosa-dosa kita
atau dimudahkannya kita melakukan amal-amal kebaikan,
dll.
Semua itu adalah urusan ALLAH...
kita hanya diperintahkan untuk selalu berbaik sangka kepada NYA.

๐Ÿ”ถso...
jangan ada lagi rasa sedih, kecewa, sakit hati, dll
ketika kebaikan mu (sepertinya) tak terbalas.

Ingatlah selalu janji Allah
dan Allah tak pernah mengingkari janji.

Don't be Sad
Laa Tahzan
Tetaplah SABAR dan IKHLAS♦️♦️

Kamis, 27 Februari 2020

M.U.S.I.B.A.H

๐Ÿ“Œ Setiap kita pasti pernah mengalami musibah, apapun bentuknya.
Bisa jadi musibah yg kita alami sejatinya merupakan bentuk teguran Allah atas kelalaian dan kesalahan kita.

Sebenarnya sudah ada yang mengingatkan kita akan kesalahan yg kita lakukan,
tapi kita sering tidak mempedulikan peringatan tsb...
kita merasa tidak melakukan kesalahan, hingga akhirnya Allah sendiri yang memberikan teguran dengan diberikannya musibah kepada kita.


๐Ÿ“
Dan tidak lah musibah menimpa kita kecuali atas izin Allah..

ู…َุง ุฃَุตَุงุจَ ู…ِู†ْ ู…ُุตِูŠุจَุฉٍ ุฅِู„َّุง ุจِุฅِุฐْู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ۗ ูˆَู…َู†ْ ูŠُุคْู…ِู†ْ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูŠَู‡ْุฏِ ู‚َู„ْุจَู‡ُ ۚ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุจِูƒُู„ِّ ุดَูŠْุกٍ ุนَู„ِูŠู…ٌ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(surat at Taghabun (64) ayat 11)

Dalam ayat tsb, Allah mengabarkan kepada kita, bahwa ketika ditimpa musibah, Allah akan memberikan petunjuk kedalam hati orang yang beriman.


Maksudnya, orang beriman yang mengalami musibah akan bisa mengambil HIKMAH atau pelajaran atas musibah yg terjadi.
Orang beriman akan melakukan introspeksi, merenung dan merasa bahwa Allah sedang memberikan pelajaran kepadanya.
Kemudian dia berusaha memperbaiki dirinya untuk kembali kepada Allah.
Ketika dia sedang dalam proses hijrah, maka ia harus menyempurnakan hijrahnya, hingga Allah benar-benar mencintai dan meridhoinya.



๐Ÿ“•
Jika kita ---yg selama ini mengaku sebagai orang yg beriman--ga bisa mengambil hikmah dan pelajaran atas musibah yang ada, jangan-jangan ada masalah dengan HATI dan IMAN kita.


Waspadalah..๐Ÿ–‡

Segera kembali kepada ALlah, perbanyak istighfar dan amalan-amalan lainnya.


๐Ÿท
Semoga musibah yang ada bisa berbuah keberkahan, melahirkan kecintaan dan keridhoan Allah.


Wallahu a'lam.



Bagi saudara2ku yang sedang tertimpa musibah, bersabarlah... merapatlah kepada Allah..
Karena diantara buah dari kesabaran adalah KEBAHAGIAAN dan Kegembiraan.
Selamat menjemput kebahagiaan sejati.

M.E.N.I.K.A.H ITU ๐Ÿ’•?

Menikah itu untuk mencari seseorang yg bisa diajak hidup bersama sampe ke surga.
mottonya : SEHIDUP SESURGA.
Betapa ruginya jika menikah hanya sekadar urusan duniawi, hanya utk mencari kenikmatan dunia.
So... Pastikan bahwa kamu menikah dengan orang yg tepat.
Yaitu orang yang bisa membawa dan mengantarkanmu ke surga...
Bukankah SURGA itu Kenikmatan yang Hakiki dan ABADI ?
Relakah kau tukar kenikmatan surga dengan tipuan kemilaunya nikmat dunia ?


#RoadToHeaven

Rabu, 26 Februari 2020

๐Ÿ’•Episode CINTA dan KESETIAAN๐Ÿ’•


::: Belajar dari ZAINAB BINTI MUHAMMAD, PUTRI SULUNG RASULULLAH SAW :::

Sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihu wasallam diangkat menjadi rasul, Abul Ash bin Rabi’ menghadap beliau.
“Saya ingin menikahi Zainab, putri sulung Anda”
Sebuah contoh kesantunan dan tatakrama.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Aku tak mau melakukannya sebelum meminta izin padanya”.

Sesuai syariat yang nanti akan diwahyukan kepadanya.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam menyampaikannya pada Zainab,
“Anak pamanmu mendatangiku dan menyebut-nyebut namamu. Apakah engkau rela ia menjadi suamimu?”
Wajahnya memerah dan ia tersenyum. Malu-malu.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam kemudian menikahkan Zainab dengan Abul Ash.
Bermulalah dahsyatnya sebuah kisah cinta.
Dari pernikahan berkah ini lahirlah Ali dan Umamah.

Tiba masanya muncul sebuah masalah baru.

Yaitu, terkait diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sebagai Rasul Allah. Saat itu Abul Ash sedang bepergian beberapa saat lamanya.
Ketika ia kembali, Zainab sudah memeluk Islam dan mengimani risalah yg dibawa ayahnya. Abul Ash pun mengetahuinya.
Zainab berkata, “Aku punya sebuah berita besar untukmu”.
Abul Ash berdiri, lalu meninggalkan Zainab. Zainab mengejarnya, kemudian ia berkata:
Ayahku diutus sebagai nabi dan aku telah memeluk Islam.”
Abul Ash menjawab, “Bagaimana sikapmu? Beritahu aku!
Zainab menimpali, “Aku takkan mendustakan ayahku. Karena ia bukan pendusta. Ia adalah orang jujur dan sangat dipercaya.
Bukan hanya aku yang berislam kepadanya. Ibuku dan saudara-saudaraku juga melakukannya.
Ali bin Abi Thalib sepupuku juga beriman. Anak bibimu, Usman bin Affan juga memeluk Islam. Sahabatmu Abu Bakar juga menyatakan Islam”.
Kalau Aku…. kata Abul Ash.
“Aku tak mau nanti orang-orang mengatakan Abul Ash menghinakan kaumnya, kafir dengan nenek moyangnya demi istrinya. Ayahmu pasti akan tertuduh. Mohon maaf. Hargailah sikapku?”


Sebuah dialog cinta yang jauh dari memperturutkan ego dan gengsi.

Zainab tersenyum, “Jika bukan aku, siapa lagi yang akan memaklumimu? Tapi suamiku, aku adalah istrimu. Aku ingin membantumu dalam kebaikan hingga engkau bisa memutuskannya dengan benar.

Zainab membuktikan kata-katanya selama 20 tahun. Ia bersabar. Setia dengan cintanya. Setia dengan akidahnya.
Abul Ash tetap berada dalam sikapnya. Hingga sampailah saat hijrah nabawi.
Zainab menghadap ayahnya.

“Ya Rasulallah, mohon izin aku ingin menetap bersama suamiku.”

Bukti cintanya yang sangat dalam. Dan Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengizinkannya dengan penuh sayang.
Zainab menetap di Mekkah.

Saat terjadi Perang Badar, suaminya memutuskan bergabung berperang bersama pasukan Quraisy. Menarget Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan kaum muslimin.
Suaminya memerangi ayahnya.

Bermalam-malam ia menangis dan merintih, tenggelam dalam duka. Ia panjatkan doa dan bermunajat penuh kepasrahan.
“Ya Allah… aku takut jika setiap matahari terbit akan menerima kenyataan bahwa anakku menjadi yatim atau aku kehilangan ayahku…”

Abul Ash bertempur masih dengan keyakinanya. Meski ia sendiri tak benar-benar yakin akan sikapnya.

Usailah pertempuran Badar. Abul Ash tertawan. Beritanya sampai ke Mekkah.
Dengan penuh cemas ia menanyakan tentang kabar ayahnya
“Kaum Muslimin menang” ia mendapat kabar demikian.
Ia bersujud pada Allah, mensyukuri karunia-Nya. Ia juga bertanya berita tentang suaminya.

Mereka menjawab, “Ia ditawan oleh mertuanya.”
Ia bergegas ingin menebus suaminya. Ia kirimkan kalung perhiasan.
Ia tak punya apa-apa yang berharga selain perhiasan dari ibunya yang ia kenakan.
Perhiasan yang selalu melekat di dadanya. Kalung itu kemudian dibawa saudara kandung Abul Ash menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam terhenyak ketika melihat kalung istrinya, Khadijah yang sangat dikenalnya.
Tebusan siapa ini?”
“Tebusan Abul Ash bin Rabi`”
Ada tetesan air mengalir dari pelupuk mata beliau, seraya berbisik pelan,
Ini adalah kalung Khadijah.”

Sebuah ungkapan kesetiaan yang terpatri dalam hati. Tak luntur meski jasad pemiliknya sudah bertahun-tahun terpendam dalam tanah.

Beliau kemudian berdiri dan berkata, “Wahai manusia… Lelaki ini tidak aku cela sebagai menantu.”
Sebuah narasi pengakuan dan sikap adil yang nyata.
Mengapa kalian tak bebaskan ia dari tawanan? Mengapa kalian tak mengembalikan kalung tebusannya kepada Zainab?”
Para sahabat menjawab , “Labbaik, wahai Rasulullah

Kesantunan dan ketaatan tertulis dalam sejarah.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam kemudian memberikan kalung tersebut kepada Abul Ash dan berkata,
“Sampaikan kepada Zainab agar jangan mengabaikan kalung Ibunya, Khadijah.”
Sebuah pesan cinta dan kesetiaan yang dahsyat.

Nabi Shallallahu alaihi wasallam berkata, “Wahai Abul Ash aku sampaikan sebuah rahasia.”

Kemudian Abul Ash mendekati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
Wahai Abul Ash, sesungguhnya Allah sudah memerintahkan kepadaku untuk memisahkan antara perempuan muslimah dan orang kafir. Maka, kembalikanlah putriku kepadaku!”
Dengan penuh penghormatan Abil Ash berkata, “Siap. Aku akan melakukannya!

Zainab keluar rumah menuju gerbang kota Mekkah hendak menyambut jantung hatinya.

Sabar ia tunggu kedatangan suaminya.
Abul Ash terlihat. Tak lama kemudian ia mendekat.
Suaminya membisikinya, “Aku akan pergi
Ke mana?” pendar mata binar Zainab kembali meredup
Bukan aku, tapi Engkau yang pergi. Aku berjanji menyerahkanmu pada ayahmu!”
“Mengapa?”
“Untuk memisahkan antara aku dan dirimu. Kembalilah pada ayahmu!”
Abul Ash menepati janjinya.
Mengapa engkau tak membersamaiku saja. Masuklah Islam”
Zainab membujuk penuh harap, penuh cinta.

Dan Abul Ash tetap pada pendiriannya. Zainab pun meninggalkan Mekkah. Meninggalkan suaminya. Menaati perintah Allah dan ayahnya. Ia hijrah ke Madinah membawa anak-anaknya.

Sejak saat itu, selama 6 tahun silih berganti para lelaki melamarnya. Namun, Zainab tak pernah berkenan menerima. Ia tetap setia menunggu cintanya yang tertinggal di Mekkah. Bersama sekeping harap agar mantan suaminya datang menghadap ayahnya dan membersamainya kembali seperti sedia kala.


Setelah tahun-tahun sulit. Menjelang terjadinya Fathu Makkah, Abul Ash sebagaimana biasa ia melakukan perjalanan, berdagang ke negeri Syam.

Dalam perjalanan pulang ke Mekkah ia bersama kafilah dagang Quraisy membawa 100 ekor unta dengan 170 orang. Mereka terendus oleh pasukan mata-mata umat Islam. Mereka pun akhirnya ditawan. Namun, Abul Ash berhasil kabur, lenyap dan menghilang.
Abul Ash berlindung di balik kegelapan malam yang semakin gelap serta larut. Ia mengendap-endap memasuki kota Madinah. Bersembunyi beberapa saat.
Menjelang fajar, ia semakin mendekat. Rumah Zainab yang ditujunya. Inilah tsiqoh, sebuah kepercayaan.
Zainab bertanya, “Apakah Engkau datang dalam keadaan muslim?
Abul Ash menjawab, “Bukan. Aku kabur!”
Mengapa engkau tidak berislam saja”
“Tidak”
Abul Ash meminta jaminan dan perlindungan. Dan Zainab bersedia melindungi. Menjamin dirinya.
Jangan takut, anak bibiku. Selamat datang wahai Abu Ali dan Abu Umamah”
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdiri di mihrab, mengimami kaum muslimin Shalat Fajar berjamaah.
Beliau mengucapkan takbiratul ihram, para makmum di belakang beliau juga bertakbir.
Saat itu dari shaf jamaah perempuan, Zainab mengangkat suaranya. Ia berkata,
Aku Zainab binti Muhammad, telah memberi jaminan kepada Abul Ash, maka lindungilah dia.”
Ketika selesai shalat, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menoleh kepada para jamaah dan bertanya,
Apakah kalian semua mendengar seperti yang aku dengar?”
Mereka menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
Demi Dzat yang diriku ada dalam genggaman-Nya. Aku tidak tahu kecuali apa yang aku dengar, seperti yang kalian dengar. Sungguh orang yang paling lemah di antara kaum muslimin telah memberi perlindungan.”

Nabi Shallallahu alaihi wasallam berdiri menyeru,
“Wahai para manusia. Sungguh terhadap lelaki ini sebagai menantu, saya tidaklah mencelanya. Menantuku ini telah berbicara denganku dan ia membenarkanku, ia memberi janji dan ia menunaikan janjinya terhadapku”.
Penuh khidmat dan hening para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam mendengarkannya.
“Bila kalian setuju untuk mengembalikan hartanya dan membiarkannya pulang ke negerinya, maka ini lebih aku sukai. Tetapi bila kalian menolak, maka semua urusan kuserahkan kepada kalian, keputusan ada di tangan kalian. Saya takkan memprotesnya.”

Inilah musyawarah. Beliau tidak menggunakan otoritas kepemimpinannya.

“Kami bersedia menyerahkan kembali hartanya”
Para sahabat menyetujui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Dan inilah adab dan kesantunan sebagai balasan keteladanan dan tawadhu pemimpin.
Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Wahai Zainab, kita telah memberi perlindungan kepada orang yang engkau beri perlindungan dan jaminan.”
Lalu Rasulullah membersamai putrinya ke rumahnya.
“Wahai Zainab! Hormatilah Abul Ash. Dia itu putra bibimu, dia adalah ayah dari anak-anakmu. Tetapi jangan dekati dia, itu tidak halal bagimu.
Syariat dipraktekkan dan dipadu dengan akhlak mulia serta kasih sayang.
Zainab menganggukkan kepala, “Labbaik, wahai Rasulullah.”
Zainab menemui Abul Ash bin Rabi’ dan berkata,
Perceraian kita telah menyulitkan kita. Maukah engkau masuk Islam dan tinggal bersama kami?”
Harapan dan cinta menyatu, keluar dari bibir putri manusia termulia. Namun, Allah belum mengabulkannya.
Abul Ash mengambil hartanya dan pulang menuju Mekkah.
Sesampai di kota Mekkah ia berkata kepada penduduk Mekah,
Wahai penduduk Mekkah, terimalah harta kalian. Apakah masih ada yang kurang?”
Mereka menjawab, “Semoga Allah membalas kebaikan kepadamu. Engkau telah menunaikan amanah dengan sangat baik.”
Abul Ash berkata, “Aku sungguh bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya.”

Bergegas, Ia pun pergi berhijrah menuju Madinah. Menjemput hidayahnya. Menyusun kembali kepingan cinta dan kesetiaannya.
Ketika waktu fajar, ia memasuki kota Madinah. Ia bergegas menghadap Nabi Shallallahu alaihi wasallam.
Dia berkata, “Wahai Rasulullah, kemarin Engkau memberi perlindungan kepadaku. Kini, saksikanlah aku datang dan bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya.”
Abul Ash melanjutkan, “Wahai Rasulullah, apakah engkau memberi izin kepadaku untuk kembali (ruju’) kepada Zainab?
Nabi Shallallahu alaihi wasallam memegang pundak Abul Ash dan berkata, “Mari berjalan bersamaku.”
Beliau ke rumah Zainab, mengetuk pintu dengan penuh bahagia.
Anakku, Zainab. Ini anak bibimu datang kepadaku. Dia meminta izin kepadaku untuk kembali kepadamu. Bersediakah engkau?”
Maka, nampak muka Zainab kemerahan seraya tersenyum, malu-malu. Pertanda rela, ungkapan persetujuannya.
Seisi Madinah gegap gempita, menyambut bahagia. Merayakan pertemuan cinta dan kesetiaan. Langit cerah, seputih ketulusan cinta Zainab.
Namun, ini bukan akhir sebuah kisah…
Setahun kemudian, Zainab putri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dipanggil oleh Allah. Ajalnya telah sampai.
Isak tangis kesedihan Abul Ash terdengar menyayat siapa saja yang mendengarnya. Para sahabat menyaksikan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengusapnya. Turut merasakan kesedihan yang mendalam. Menerima takdir Allah dengan penuh keimanan.
Suara berat Abul Ash menyeruak, “Wahai Rasulullah aku tak mampu hidup tanpa Zainab
Dan benar, setahun kemudian ia menyusul kekasihnya.
Menghadap Allah subhรขnahu wa ta’รขlรข
Itulah kisah tentang cinta dan kesetiaan.

Bersyukurlah, Allah telah karuniakan perempuan baik mendampingimu. Rawatlah cintanya. Ajaklah membangun istana cinta di dunia. Kelak Allah akan membalasmu dengan karunia cinta yang abadi, kesetiaan yang tak pernah luntur oleh masa.
##############
Dialih bahasakan oleh al-faqรฎr ilรข ‘afwi rabbih Dr. Saiful Bahri
dengan beberapa perubahan redaksi dan penambahan.

Sumber tulisan:
1.https://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=208173 atau di tautan: https://al-maktaba.org/book/31615/34748

2. Beberapa redaksi diambil dari At-Tarikh al-Islamiy karya Mahmud Syakir, Siyar a’lรขm an-Nubalรข karya Imam al-Hafizh Syamsuddin adz-Dzahabiy.
3. Hadis jaminan Zainab kepada Abul Ash juga diriwayatkan oleh ath-Thabraniy, al-Hakim dan al-Baihaqi dari riwayat Ummu Salamah ra.
**

Jumat, 21 Februari 2020

DOA adalah CARA TERBAIK untuk Mencintai


Seorang bijak ditanya, "Bagaimana kau mengetahui cinta saudaramu?"
Dia menjawab, "Apabila dia mau empati dengan bebanku, bertanya tentang keadaanku, menutupi kekhilafanku, memaafkan kesalahanku, bersabar atas sikapku yg buruk dan menasehatiku untuk selalu ingat kepada tuhanku.'

Kemudian dia ditanya lagi, "Lalu, bagaimana kamu membalasnya?"
Dia menjawab, "Aku doakan dia tanpa dia ketahui.."..

JIKA HIDUPMU BEGITU BERHARGA, MENGAPA ENGKAU MALAS ?



๐ŸŒฟ Untukmu wahai jiwa yang malas,,,

➰ Betapa ruginya dirimu, jika engkau memperturutkan rasa malas yang menggelayut dalam jiwamu.

Orang lain telah mendahuluimu dengan amal, keutamaan, cita-cita, serta prestasi hidup.
Sementara dirimu masih tertidur, belum berbuat apa-apa dan tertinggal.

Orang lain telah menghafal puluhan juz, bahkan hafal 30 juz.
๐Ÿ’ฅ Sementara dirimu juz 30 pun tak hafal-hafal dari dulu sampai sekarang.

Orang lain telah mendahuluimu berpagi-pagi menjemput rezeki.
Sementara dirimu masih nyaman dalam hangatnya selimut.

Orang lain telah mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya.
๐Ÿ’ฅ Sementara engkau belum mengumpulkan apa-apa.

๐Ÿ‘ฃ Kafilah kebaikan telah berangkat, tapi engkau masih sibuk mempersiapkan diri.

Para perindu malam telah sibuk bermunajat,, dan mendirikan malam-malamnya dengan shalat tahajud, membaca Al-Qur’an dan memohon ampun kepada Allah dikeheningan malam.
Sementara dirimu masih terbuai dengan mimpi-mimpi.

Bangunlah wahai para pemimpi!

Sesungguhnya kemulian tak akan bisa kau dapatkan dengan kemalasan.

Cita-cita tertinggi tak akan bisa kau raih dengan sikap santai, dan berlambat-lambat.

Semua keutamaan itu hanya bisa kau raih dengan bangun, bangkit, dan bersegera,
Maka bergegaslah, berangkatlah lebih awal, jangan menunda-nunda, milikilah tekad yang membara serta istiqamahlah dalam menjalaninya.

๐Ÿ”– Wahai orang yang bermalas-malasan, mungkin sebuah syair ini cocok untuk menggambarkan keadaanmu,

๐Ÿ“œ “Hai orang yang tertipu, siang harimu hanya ada lupa dan lalai

๐Ÿ“œ Dan malam harimu hanya ada tidur lelap

๐Ÿ“œ Kamu tentu akan hancur binasa

๐Ÿ“œ Karena kamu hanya memperjuangkan sesuatu yang justru kelak akan kamu ingkari sendiri

๐Ÿ“œ Hidupmu didunia tak ubahnya laksana binatang

๐Ÿ“œ Kamu suka hal-hal fana dan bergelimang dalam angan-angan hampa

๐Ÿ“œ Sama seperti orang tidur yang sedang dibuai oleh nikmat-nikmat mimpi”

๐ŸŒฟ Wahai jiwa yang lemah,,,
Jika engkau menyadari betapa menyesalnya ahli surga atas setiap detik yang mereka lewatkan tanpa melakukan amal kebaikan, tanpa ada ucapan dzikir didalamnya, tanpa ada memberi manfaat kepada yang lain, karena melihat balasan dan ganjaran yang begitu besar atas setiap amal kebaikannya.

Mereka ingin dikembalikan ke dunia agar bisa menambah kebaikannya, walaupun itu cuma sementara,
“Penduduk surga tidak menyesali sesuatu kecuali terhadap satu saat yang lewat, sementara mereka tidak berdzikir kepada Allah didalamnya.” (Diriwayatkan At-Thabrani)

๐ŸŒฟ Wahai jiwa,,, betapa berharganya kesempatan yang engkau punya sekarang!
Tapi kenapa engkau sia-siakan!

๐Ÿ’ซ Jika hidup begitu berharga, mengapa engkau malas?

๐ŸŒ Mumpung masih hidup di alam dunia. Kesempatan bagimu melakukan amal masih terbentang luas.

⌚ Manfaatkanlah setiap detiknya yang begitu berharga.

๐Ÿ’ญ Coba bayangkan apabila engkau telah berpindah dari alam dunia ini, terputus sudah segala kesempatan untuk beramal, yang ada engkau hanya menunggu balasan.

Tidak akan pernah ada peluang, tidak akan pernah ada harapan untuk kembali ke dunia agar engkau bisa memperbaiki segalanya.

Tidakah engkau dengar berita dari Al-Qur’an tentang rengekan orang yang dihadapkan kematian kepadanya;
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, kembalikan aku (ke dunia), agar aku berbuat amal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak Sesungguhnya itu perkataan yang diucapkannya saja dan didepan meraka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mukminun: 99-100)

➡ Atau berita tentang penyesalan ahli neraka, dan mereka minta dikembalikan ke dunia;
๐Ÿ“– “Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, ‘Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman’.” (QS. Al-An’am: 47)

๐ŸŒด Jika kesempatatan begitu beharga, kenapa engkau tak bergegas!

๐Ÿ’จ Bangunlah, hempaskan setiap kemalasan yang membelenggu jiwa...!

๐ŸŒฟ Sungguh sahabatku, jika engkau benar-benar tahu akan berharganya hidup, tentu engkau tak akan bermalasan lagi.

๐ŸŒฟ Jika engkau tahu keutamaan orang-orang yang datang lebih awal, tentu engkau akan bergegas
.
๐ŸŒฟ Jika engkau tahu keutamaan mendirikan shalat berjamaah di masjid, niscaya engkau akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.

๐Ÿ’Ž Jika engkau merasakan keutamaan serta kemuliaan yang dimiliki oleh para ahli ilmu, tentu engkau akan berlelah-lelah untuk belajar, menghafal, dan menuntut ilmu.

๐ŸŒฟ Maka saudaraku, Hempaskanlah kemalasan! Raihlah keutamaan!

๐ŸŒฟ Wahai jiwa, agar kemalasan tak bersarang dalam jiwamu!

๐Ÿ’ฅ Karena sungguh malas dalam beribadah adalah salah satu sifat yang dimiliki kaum munafik:
๐Ÿ“– “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.” (QS. An-Nisa’: 142)

♨ Jika malas masih bersemayam dalam dirimu maka mohonlah pertolongan dan perlindungan kepada Allah, bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengajarkannya kepada kita.

๐Ÿ’Ž “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ketidak berdayaan, malas, pengecut dan pikun (HR. Muslim)

✨ Karena dengan hanya pertolongan Allahlah kita bisa terhindar dari sifat-sifat jelek.

Sabtu, 15 Februari 2020

CINTA SEJATI nan ABADI


Kisah cinta terpanjang itu adalah saling cinta karena Allah.
Dimulai dengan saling menasehati untuk menjadi lebih baik.. Berlanjut dengan saling mendoakan dikala dekat dan jauh.. Berjuang bersama di jalan Allah demi menggapai ridha dan cinta Allah..
Puncaknya adalah bertemu di 'Mimbar-Mimbar dari Cahaya' di surga sukses dengan meraih Cinta Allah.. .

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi:
"Orang-orang yang saling cinta karena Aku, untuk mereka mimbar-mimbar dari cahaya.."
[HR. At-Tirmidzi dan beliau berkata: Hadits Hasan Shahih]


Ya Allah, masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang saling cinta karenaMu, aamiin ya Mujibas Sa'ilin..



#
RoadToHeaven