Rabu, 31 Juli 2013

Wujudkan Mimpi dengan ISTIGHFAR


fragmen 1
Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan dari Ibnu Subaih rahimahullah, bahwasanya dia berkata, “Ada seorang yang mengadu musim paceklik kepada Hasan al-Bashri rahimahullah, Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, ‘Istighfarlah engkau kepada Allah.’Ada lagi yang mengadu bahwa dia miskin, Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Istighfarlah, mintalah ampun kepada Allah.’ Lain lagi orang yang ketiga, ia berkata, ‘Doakanlah saya agar dikaruniai anak.’ Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Istighfarlah…mintalah ampunan kepada Allah.’Kemudian ada juga yang mengadu bahwa kebunnya kering.Hasan al-Bashri rahimahullah tetap menjawab, ‘Istighfarlah…mohonlah ampun kepada Allah.’

Melihat hal itu, Rabii’ bin Subaih bertanya, ‘Tadi orang-orang berdatangan kepadamu mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan mereka semua agar beristighfar, mengapa demikian?’ Hasan al-Bashri rahimahullah menjawab, ‘Aku tidak menjawab dari diriku pribadi, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam firman-Nya (yang artinya),

“Maka, Aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampunan kepada Rabb-mu, -seseungguhnya DIA  adalah Maha Pengampun-, niscaya DIA akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’” (QS. Nuh [71]: 10-12)

fragmen 2
Dikisahkan bahwa, sekali waktu Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah bepergian untuk suatu keperluan sampai kemalaman di sebuah kampung. Karena tidak ingin merepotkan siapapun, beliaupun mampir ke sebuah masjid kecil untuk shalat sekaligus berniat bermalam disana. Seusai shalat dan ketika hendak merebahkan tubuh tua beliau di masjid kecil tersebut guna melepaskan sedikit kepenatan malam itu, tiba-tiba sang penjaga masjid datang dan melarang beliau tidur di dalamnya. Sang penjaga tidak mengetahui bahwa, yang dihadapinya adalah seorang ulama besar.Sementara Imam Ahmad juga tidak ingin memperkenalkan diri kepadanya.Beliau langsung keluar dan berpindah ke teras masjid dengan niat beristirahat disana. Namun sang penjaga tetap saja mengusir beliau secara kasar dan bahkan sampai menarik beliau ke jalanan.

Tapi takdir Allah, tepat saat Imam Ahmad sedang kebingungan di jalan itu, melintaslah seseorang yang ternyata berprofesi sebagai pembuat dan penjual roti. Akhirnya dia menawari dan mengajak beliau untuk menginap di tempatnya, juga tanpa tahu bahwa, tamunya ini adalah Imam Ahmad bin Hambal.

Ketika sampai di rumahnya, sang lelaki baik hati itupun segera mempersiapkan tempat bermalam untuk Imam Ahmad dan mempersilahkan beliau agar langsung istirahat. Sedangkan dia sendiri justru mulai bekerja dengan menyiapkan bahan-bahan pembuatan roti yang akan dijualnya esok hari.

Ternyata Imam Ahmad tidak langsung tidur, melainkan malah memperhatikan segala gerak gerik sang pembuat roti yang menjamu beliau. Dan ada satu hal yang paling menarik perhatian beliau dari lelaki ini. Yakni ucapan dzikir dan doa istighfar yang terus meluncur dari mulutnya tanpa putus sejak awal ia mulai mengerjakan adonan rotinya.
Imam Ahmad merasa penasaran lalu bertanya: Sejak kapan kamu selalu beristighfar tanpa henti seperti ini?
Ia menjawab: Sejak lama sekali. Ini sudah menjadi kebiasaan rutin saya, hampir dalam segala kondisi.
Sang Imam melanjutkan pertanyaan beliau: Lalu apakah kamu bisa merasakan adanya hasil dan manfaat tertentu dari kebiasaan istighfarmu ini?
“Ya, tentu saja”, jawab sang tukang roti dengan cepat dan penuh keyakinan.
“Apa itu, kalau boleh tahu?”, tanya Imam Ahmad lagi.

Iapun menjelaskan seraya bertutur: “Sejak merutinkan bacaan doa istighfar ini, saya merasa tidak ada satu doapun yang saya panjatkan untuk kebutuhan saya selama ini, melainkan selalu Allah kabulkan, kecuali satu doa saja yang masih belum terijabahi sampai saat ini.”

Sang Imam semakin penasaran dan bertanya: “Apa gerangan doa yang satu itu?”
Si lelaki tukang roti nan saleh inipun melanjutkan jawabannya dan berkata: “Ya, sudah cukup lama saya selalu berdoa memohon kepada Allah untuk bisa dipertemukan dengan seorang ulama besar yang sangat saya cintai dan agungkan. Beliau adalah Imam Ahmad bin Hambal…”
Mendengar jawaban dan penjelasan terakhir ini, Imam Ahmad terhenyak dan langsung bangkit serta bertakbir: “Allahu Akbar! Ketahuilah wahai Saudaraku bahwa, Allah telah mengabulkan doamu..”

Disini gantian si pembuat roti yang kaget dan penasaran: “Apa yang tuan  katakan ? Doaku telah dikabulkan ? Bagaimana caranya ?  Dimana saya bisa menemui Sang Imam panutan saya itu? “

Selanjutnya Imam Ahmad menjawab dengan tenang: “Ya. Benar, Allah telah mengijabahi doamu. Ternyata semua yang aku alami hari ini, mulai dari kemalaman di kampungmu ini, diusir sang penjaga masjid, bertemu dengan kamu di jalanan, sampai menginap di rumahmu sekarang ini, rupanya itu semua hanya merupakan cara Allah untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang saleh. Ya, orang yang sangat ingin kamu temui selama ini telah ada di rumahmu, dan bahkan di depanmu sekarang. Ketahuilah wahai lelaki saleh, aku adalah Ahmad bin Hambal…!

Dan tentu setiap kita sudah bisa membayangkan, apa yang mungkin terjadi dan dilakukan oleh sang tukang roti saleh tersebut setelah itu…!

Rahimahumallahu rahmatan wasi’ah…!

Semoga Allah merahmati keduanya dengan rahmat yang seluas-luasnya…!

----
Dengan Bismillah kita melangkah
 membangun peradaban
wujudkan cita-cita mencerdaskan bangsa
berdoa dan terus berusaha
semangat tiada kenal putus asa
berbekal keikhlasan dan kesabaran
berjuang bersama-sama
wujudkan mimpi sekolah kita
Sekolah Alam Indonesia

syair diatas merupakan syair Hymne Sekolah Alam Indonesia….
meski lagu hymne tsb sudah berusia 3 th lebih….mungkin sebagian (besar) kita masih ada yg belum pernah mendengarkan…atau baru tau ketika acara buka bersama hari Sabtu (27 Juli) kemarin..
Tapi kita ga akan bahas lagu tsb….
Kita hanya ingin menguatkan azzam dan motivasi kita utk mewujudkan mimpi besar kita, sebagaimana tercantum dalam syair tersebut…

Lalu…apa hubungannya mewujudkan mimpi besar kita, dengan 2 (dua) kisah pembuka diatas ? Jelas sangat kuat  dan erat….  :)
2 kisah diatas adalah kisah tentang orang-orang  yang memiliki mimpi-mimpi besar…
dan atas ijin Allah, mimpi-mimpi besar mereka terwujud…
kita pun insya Allah bisa mengalaminya….

Kalau kita melakukan flashback sejenak…. Sesungguhnya sudah sedemikian banyak pertolongan Allah yang kita rasakan…
Sejak bergabung bersama komunitas Sekolah Alam Indonesia pada kisaran th 1998-1999, (sejak Sekolah Alam masih berdomisili di jalan Damai)  saya pribadi sangat merasakan betapa pertolongan Allah kepada komunitas SAI ini sudah demikian banyak…
Sejauh ini, komunitas ini telah berhasil melewati masa-masa kritis yang pernah dialaminya. Masih terekam jelas dalam ingatan ketika saat itu kita berusaha keras ‘mencari murid’ yang mau sekolah di Sekolah Alam, hingga akhirnya atas pertolongan Allah kita mendapati antusias  masyarakat yg demikian besar untuk memasukkan anaknya di Sekolah Alam Indonesia. Berbagai prestasi dan penghargaan pun sudah banyak dicapai.

Tapi….selain pencapaian tersebut, masih ada mimpi dan harapan kita yang sampai saat ini belum terwujud… yaitu memiliki lahan sendiri… sehingga lahirlah tim ‘task force’ bernama Tim MSI (Menjemput Sekolah Impian)
Kita semua yakin, bahwa mimpi ini akan (segera) terwujud insya Allah…
segala upaya dan ikhtiar sudah kita lakukan… proposal, kupon, bazaar, dll.
Doa-doa pun tak ketinggalan senantiasa kita panjatkan…

Tanpa bermaksud menafikan segala upaya dan doa2 yg ada…. Tulisan ini ingin mengajak kita semua utk menyempurnakan ikhtiar dalam mewujudkan mimpi besar kita..
Kita ingin sempurnakan ikhtiar kita dengan memperbanyak ISTIGHFAR… yang (akan) diamalkan oleh keluarga besar komunitas SAI--- ortu, guru, anak2, dll---

Mengapa harus istighfar ?

          Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullahsaw  bersabda:


مَنْ أَكْثَرَاْلاِسْتِغْفَارَجَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.

Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan kelapangan untuk setiap kesedihannya/kegalauannya,  dan Jalan keluar (solusi) untuk setiap kesempitannya  dan Allah akan memberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Dishahihkan oleh Imam Al-Hakim (AlMustadrak, 4/262) dan Syaikh Ahmad Muhammad Syaikh (Hamisy Al-Musnad, 4/55)

Hadits tersebut akan memotivasi kita untuk merutinkan istighfar…
Insya Allah…. Istighfar yang  kita lantunkan akan mempercepat terwujudnya mimpi besar kita.
Dua kisah pembuka di tulisan ini sudah menjelaskan sekaligus membuktikan  hadits tersebut.

So…..di penghujung Ramadhan ini…mari kita kuatkan doa dan istighfar kita… terutama di waktu2 sahur…. Karena beristighfar di waktu sahur merupakan kebiasaan orang2 shalih..

Wallahu a’lam.
@cinere, 20 Ramadhan 1434 H


 
Tulisan ini kupersembahkan utk keluarga besar komunitas Sekolah Alam Indonesia khususnya.....juga kepada mereka yang ingin mewujudkan mimpi-mimpinya...
mari sempurnakan ikhtiar kita dengan memperbanyak istighfar....