Rabu, 29 November 2017

Qoulan Layyinan


Jika kita melihat api yang menyala-nyala, maka airlah yang dapat memadamkannya. Bukan dengan menghembuskan angin, karena itu akan membuatnya semakin berkobar. Begitupun kalau kita menghadapi seseorang yang hatinya beku, sikapnya yang keras, dan merasa benar sendiri seperti Fir’aun, maka redakanlah sejenak diri kita. Jangan mengobarkan kemarahan dengan perdebatan yang bersungut-sungut.

Sesungguhnya setiap tanaman memiliki tempatnya sendiri untuk tumbuh subur. Masing-masing perlu cara yang berbeda dan letak yang berbeda. Pun dengan berbicara, setiap orang memiliki watak yang berbeda. Kepada mereka yang keras hatinya dan tak terbantah ucapan dan pendapatnya, kita diperintahkan untuk berbicara dengan perkataan yang menyentuh (qaulan layyinan). Inilah yang diserukan Allah swt kepada nabi Musa as dan saudaranya Harun as ketika hendak berhadapan dengan Fir’aun. (surat Thaha ayat 43-44)

Qaulan Layyinan bermakna perkataan yang lemah lembut dan menyentuh hati. Inilah perkataan yang dapat meluluhkan jiwa yang keras dan menggerakkan hati yang beku.

Menghadapi orang yang amat keras jiwanya dan tak terbantah ucapannya, tidak bisa dilakukan dengan cara yang keras. Kita juga tidak bisa menjinakkan hatinya dengan argumentasi-argumentasi yang sengit. Sebab semua itu hanya akan membuatnya semakin tidak mungkin untuk diajak berdialog. Karenanya, kita perlu menyentuh hatinya terlebih dulu. Kalo hatinya sudah tergerakkan, kata-kata berikutnya yang terucap akan lebih mudah diterima.


Tetapi, qaulan layyinan akan sulit kita lakukan kalau kita terbawa emosi. Kita tidak sanggup berbicara dengan tenang, memilih kata-kata yang menyejukkan dan menghadapi dengan bijak kalau emosi kita sendiri sedang meledak-ledak. Kita juga sulit untuk mengamalkan qaulan layyinan kepada mereka yang menyerang pendapat kita kalau kita masih dibelenggu oleh keinginan kita untuk menjatuhkan. Keinginan ini membuat kita terpancing untuk terus mengajukan bantahan yang bersifat telak. Inilah yang membuat kita tidak bisa mempertemukan pendapat dengan kepala dingin. Ini pula yang membuat kita kesulitan untuk menenangkan hati.

#SentuhlahHatinyaDenganKelembutan

Selasa, 28 November 2017

Umur BIOLIGIS dan Umur Efektif

Manusia memiliki umur... umur biologis dan umur efektif.
Umur biologis terbatas pada rapuhnya jasad.
Manusia sekarang rata-rata memiliki umur biologis tidak lebih dari 80 tahun. Sedangkan umur efektif tidak terbatas waktu. Ia bisa abadi manakala kita bisa meninggalkan sebuah warisan yang layak dikenang sepanjang masa. Tentu, ini bukan masalah seberapa lama kita ingin dikenang, tapi seberapa besar manfaat warisan yang kita tinggalkan.
Sejatinya hidup kita akan lebih bermakna manakala kita banyak memberi manfaat pada sesama...
buat yang (merasa) tua, kebaikan apa yang akan kita wariskan kepada generasi setelah kita ?

mengapa harus Menyombongkan Diri ?


Terkadang saya heran dg orang2 yg berjalan dg angkuh di muka bumi. Segenggam jabatan yg mereka miliki seolah2 harta yg paling berharga. Mereka ingin mempertahankannya mati2an meski harus mengorbankan yg lain. Meski hrs mengorbankan rakyatnya sendiri. Mereka lupa, bhw suatu saat nanti kematian akan datang menjelang.

Tgl 25 Nop 2016, Fidel Castro seorang diktator komunis dari Kuba baru saja meninggal. Dia tutup usia setelah sekian lama malang melintang dlm Partai Komunis Kuba. Dia adlh penguasa diktator terlama sedunia yg tutup usia di umur 90 th.

Pada waktu berjaya, dia sangat meremehkan rakyatnya ataupun pengikutnya. Dia pernah mengeksekusi 582 orang pegawai pemerintah yg dianggap tidak loyal.

Dia juga pernah menahan 15.000 rakyatnya sendiri. Kekejamannya tiada tanding. Membuat rakyatnya ketakutan.
Tak heran jika kematian Fidel Castro sangat dinantikan oleh rakyatnya sendiri. Ketika berita kematiannya tersebar, warga Kuba yg sdh eksodus ke Miami-AS langsung merayakannya. Mereka menyanyi, menari, dan bergembira ria semalam suntuk.


Begitu pula kisah kematian Karl Marx, Mao Tse Dong, Lenin, Stalin, Polpot dan tokoh diktator lainnya yg disambut gembira.

Mereka pernah ada. Mereka pernah berbuat kerusakan di muka bumi. Tapi lonceng kematian tiada bisa mereka hentikan.

Kini mereka telah bersemayam di perut bumi. Kini tubuh yg gagah yg pernah membantai ribuan nyawa telah hancur dimakan belatung. Tak ada lagi kesombongon yg bisa mereka lakukan. Karena pengadilan dari Sang Maha Gagah Perkasa, Pemilik Alam semesta telah menanti mereka.


Tak ada kekuasaan yg abadi. Tak ada manusia yg abadi. Semua akan kembali kepada-Nya....

Sungguh beruntung orang2 yg senantiasa berjalan dg rendah hati di muka bumi.
Sungguh nista para manusia angkuh yg bertindak bak Fir'aun di zaman ini.
Lihatlah Fidel Castro yg baru saja terbujur kaku itu, kelak engkau pun akan menyusulnya.

#copasanGrupWA

4 Fase Adzab Kepada Orang Zhalim


Banyak di antara kita yang mengira bahwa Allah akan menurunkan azab kepada orang zalim dengan instan. Segera setelah kezaliman yang ia lakukan. Tapi ini adalah perkiraan yang salah.

Orang zalim itu akan melalui 4 fase yang mesti kita pahami secara baik. Supaya kita tidak berburuk sangka kepada Allah dan putus asa melihat kenyamanan si zalim dalam melancarkan kejahatannya.

Fase pertama: Penangguhan atau penundaan.


Allah berfirman:

{وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ}

Dan aku akan memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh (Al Qalam: 45)


Di fase itu Allah menangguhkan azab bagi orang zalim. Semoga saja ia bertaubat atau kembali kepada jalur yang benar.


Fase kedua: Istidraj.


Allah berfirman:


(سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ)


Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan dengan cara yang tidak mereka ketahui. (Al A'raf: 182)


Bukan artinya dunia disempitkan bagi mereka. Tidak sama sekali. Bahkan justru dibukakan dunia selebar-lebarnya, diangkatkan derjatnya di mata manusia, dihamparkan baginya rezki dan kelezatan dunia, Allah memberikan apa saja yang ia minta dan inginkan, bahkan melebihi apa yang mereka harapkan.



Fase ketiga: Pemolesan hingga kelihatan cantik dan indah.

(وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ )

"Dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka.." (An Naml: 24)


Saat itu hati orang zalim akan mati. Karenanya ia akan menganggap seluruh pendapatnya adalah kebaikan yang mesti ia lakukan. Hatinya tidak akan hidup lagi untuk menyesali apa yang sudah ia lakukan.


Fase keempat: Turun azab.


{وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ}


"Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras". (Hud: 102)


Pada saat ini orang zalim tidak diberi ampun lagi. Kesempatan untuk perbaikan sudah ditutup. Azab Allah segera turun terhadap si zalim. Dan bentuk azabnya sangat dahsyat, tidak terbayangkan oleh siapapun.

فقطع دابر القوم الذين ظلموا والحمد لله رب العالمين
.

"Maka orang-orang yang lalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam". (Al An'am: 45)

Selasa, 21 November 2017

Nikmatilah Hidupmu

Nikmatilah kehidupanmu,
tidak perlu dibandingkan dengan orang lain.
Rasa iri hati kita terhadap orang lain
hanya akan membawa lebih banyak penderitaan.
Lebih baik pikirkanlah apa yang kita miliki.
Hal tersebut akan menjadikan kita lebih banyak bersyukur dan membuat kita bahagia.

Ubah SIKAP dan SUDUT PANDANG


Tugas kita adalah menyalakan lentera...
bukan mencela kegelapan....
Barangkali kita memang tidak bisa mengubah keadaan, tetapi kita bisa mengubah sikap dalam menghadapinya...

Membingungkan, Hidup Manusia

Orang Bijak ditanya
"Apakah yang paling membingungkan di dunia ini?"
dia menjawab : "Manusia",
Karena manusia "Mengorbankan Kesehatannya" hanya "Demi uang";
Lalu dia "Mengorbankan Uangnya",
"demi Kesehatan".

Karena di dalam gerak ada kehidupan

Hidup ini harus bergerak. Tidak boleh diam dan berhenti dalam satu titik saja. Kita harus terus bergerak. Dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Dari satu karya ke karya lainnya. Dari satu kebaikan ke kebaikan lainnya. Dari satu prestasi ke prestasi lainnya. Dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Bahkan kadang, dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan interval dan ukuran-ukuran yang berimbang. Karena hidup perlu dinamika. Karena di dalam gerak ada kehidupan, dalam makna yang sesungguhnya.
Bahkan, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk terus bergerak, ketika Ia menyuruh kita menyambung satu pekerjaan dengan pekerjaan lain.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (Qs. Alam Nasyrah: 7 )

Pemimpin Keren : Umar bin Abdul Aziz

Suatu malam, khalifah Umar bin Abdul Aziz berada bersama sahabat-sahabatnya. Tiba-tiba angin memadamkan lentera yang menerangi mereka.
Lalu Umar langsung saja berdiri dan menyalakannya kembali.
Sahabat-sahabatnya berkata: Kenapa anda tidak memerintahkan salah seorang di antara kami untuk menghidupkannya kembali, wahai Amirul Mukminin?
Beliau menjawab: Apa yang akan mengurangi nilai diriku?
Aku bangkit untuk menghidupkan lentera itu dan aku adalah Umar, kemudian aku kembali duduk dan aku tetap seorang Umar.
#PemimpinKeren