Hari ini Hari ini kita kan berjuang
Jangan ragu jangan takut hadapi rintangan
Pacu langkah rapatkan shafmu dimedan perang
Luruskan niat hanya Allah satu tujuan (Ibnu Hamzah)
Saudaraku seperjuangan, setiap kontribusi kita adalah bukti nyata akan
begitu cintanya kita kepada pemilik cinta yang hakiki. Hingga cinta yang
menebar di tanah pertiwi ini kita satukan menjadi sebuah gerakan
kebaikan yang terstruktur.
Kita adalah bagian yang tidak bisa saling terpisahkan, kita adalah satu
bagian yang utuh. Karena perjuangan dalam membangun peradaban bukanlah
pekerjaan yang mudah, bukanlah sebuah kesempatan untuk membangun
kejayaan pribadi. Maka kesatuan kita menjadi kesatuan yang utuh dalam
membangun peradaban menuju soko guru yang membawa perubahan.
Sehingga hal yang harus terus kita benahi adalah kesadaran. Kesadaran
bahwa kemenangan kita adalah karena Allah SWT. Setiap aktifitas kebaikan
kita adalah wujud dari misi kita sebagai manusia yaitu untuk beribadah
dan khalifah. Dimanapun kaki berpijak, maka keberadaannya akan
menelurkan kebaikan-kebaikan.
Selanjutnya adalah Kesadaran bahwa kita tidak bisa berjuang sendirian,
kita tidak bisa membangun negeri ini hanya dengan satu gerakan. Namun
kita sadar bahwa mihwar kebangkitan akan kita sambut bersama-sama dengan
cucuran keringat bersama. Sehingga ukhuwwah harus terus diperkuat.
Mempertemukan kebaikan antar sesama adalah keharusan kita. Karena kita
muslim adalah bersaudara.
Setiap kebaikan yang dibangun, akan menemukan dinamikanya masing-masing.
Karena memang begitulah geliat dari kebaikan itu sendiri. Karena syurga
itu hanya bisa dicapai dengan pengorbanan yang besar. Bahkan
pengorbanan itu akan mendekatkan kita dengan aroma syurga yang telah
Allah janjikan untuk orang-orang beriman.
Yakinlah, kesulitan-kesulitan yang hadir hanyalah badai yang
menggoyangkan keteguhan kita. Pesona dunia, hanyalah gurauan yang menipu
kita untuk sampai pada tujuan besar peradaban. Bahkan pesonanya dunia
hanyalah setetes dari lautan kenikmatan akhirat.
“Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat, kecuali seperti
seorang yang memasukan jarinya kedalam lautan luas maka perhatikanlah
yang tersisa.” (HR. Muslim)
Kita sadar bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Setiap cucuran air
mata yang telah mengalir adalah sebuah penggugah agar tidak berada dalam
kenyamanan dunia yang memesona. Jika tidak begitu, maka kita tidak akan
siaga setiap waktu dalam menyikapi permasalahan yang berkecamuk dalam
pikiran bangsa ini.
Merdekakan pikiran kita, jadikan pesona dunia untuk inspirasi syurga.
Berjuang merupakan kekhasan kita, karena kita merupakan pergerakan yang
berorientasi atas kerja-kerja nyata. Bukanlah sebatas kata yang hadir
untuk menidurkan lebah-lebah yang kelaparan.
Semoga Allah senantiasa menunjukan kita pada jalan yang lurus.
Ihdinasshiraatal mustaqiim. Seperti janji Allah didalam Al Quran “Dan
orang-orang yang berjihad (untuk mencari keridhaan) kami, benar-benar
akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Al Ankabut : 69)
Biarkan dinamika yang hadir sebagai bagian dari kemenangan-kemenangan
besar. Karena kemenganan-kemenangan didepan merupakan buah dari
ujian-ujian yang datang. Seperti nasihat dari salah seorang guru besar
peradaban ini.
Saat itu, seorang bertanya kepada imam syafi’I, “Ya Abu Abdillah, mana
yang lebih baik antara seorang yang diberi tamkin (kemenangan) atau yang
mendapat ujian dari Allah?” dengan bijak, Imam Syafi’I menjawab,
“tamkin akan terwujud setelah seorang mendapat ujian. Allah ta’ala telah
menguji nabi nuh, Ibrahim, musa, isa dan Muhammad Saw, ketika mereka
bersabar atas ujian yang diberikan, maka Allah kokohkan kedudukan
mereka. Jangan seorang pun diantara kalian yang mengira lepas dari rasa
sakit.”
Dinamika yang hadir, merupakan bukti bahwa kemengan-kemenangan besar ada
didepan kita. Aroma kemenangan itu begitu kuat dan semakin dekat. Mari
mendulang suara kebangkitan yang tertebar di daratan nusantara.
Kita raih dan satukan menjadi langkah bersama dalam menyongsong
cita-cita besar peradaban. Biarkan lelah-lelah itu menjadi sejarah.
Sejarah yang akan menjadi saksi dipersidangan kelak di hadapan Allah
SWT. Saudaraku, didepan gerombolan kata ini, sungguh saya melihat
calon-calon penghuni syurga. Wallahu a’lam
___________
by al faqiir, NH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar