Selasa, 09 Desember 2014

Antara NIAT dan CITA-CITA

Cita-cita selalu lekat dengan niat. Cita-cita mengawali segala sesuatu. Setiap itqan (profesionalitas) datang sesudahnya. Barangsiapa di antara para murabbi (pendidik/pembina) yang berhasil menanamkan pengertian ini dalam diri para muridnya saat langkah pertama mereka, maka sesungguhnya dia telah memberikan kepada mereka jaminan keberlangsungan dalam tugasnya, in sya Allah. Dalam sebuah pepatah dikatakan:

همتك احفظها، فان الهمة مقدمة الاشياء، فمن صلحت له همته و صدق فيها: صلح له ما وراء ذلك من الاعمال

"Peliharalah cita-citamu, karena sesungguhnya cita-citamu itu mendahului segala sesuatu. Barangsiapa yang baik cita-citanya dan dia jujur padanya, niscaya pekerjaan yang dilakukannya akan melahirkan hasil yang baik pula."

Hal ini digambarkan oleh Ibnul Qayyim melalui tamsil yang menarik:

مثل القلب مثل الطائر، كلما علا: بعد عن الافات، وكلما نزل: احتو شته الافات

"Perumpamaan hati sama dengan burung yang terbang, semakin tinggi terbang semakin terhindar semakin terhindar dari bencana, semakin rendah terbang semakin terancam bencana."

Sebagaimana cita-cita yang tinggi dapat membuat hati bersih dan terbebas dari hal-hal yang rendah, karena sibuk dengan urusan yang besar-besar, juga dapat menghindarkan hati dari bencana, penyakit dan panah-panah setan. Sama seperti burung yang mengepakkan kedua sayapnya untuk terbang tinggi, sehingga ia terhindar dari panah pemburu. Tugas para murabbi dan pendidik/pembina muslim adalah hendaknya mereka mengajarkan kebangkitan yang tinggi ini kepada generasi muda sejak langkah pertama...

(Ar-Raqaaiq, ustadz MUhammad Ahmad Ar-Rasyid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar