Senin, 23 Oktober 2017

dan Aku Hanya Bisa Menangis Rindu Membaca Kisah Ini

suatu hari....
Abu Bakar, lelaki tinggi kurus itu menjinjing kainnya
terlunjak jalannya, tertampak lututnya, gemetar tubuhnya
“sahabat kalian ini sedang kesal, maka berilah salam padanya dan hiburlah hatinya....”, demikian kata Sang Nabi pada majelisnya....

“antara aku dan putera al Khaththab”, lirih abu bakar..

dia genggam tangan nabi junjungan, dia tatap mata beliau dalam-dalam..
“ada kesalahfahaman. lalu dia marah dan menutup pintu rumah.
kuketuk pintunya, kuucapkan salam berulangkali untuk memohon maafnya,
tapi dia tak membukanya, tak menjawabku, dan tak juga memaafkan...
” demikian 'sang pembenar' (as_shidiq) meneruskan ceritanya....

tepat ketika abu bakar selesai berkisah, ‘umar datang dengan resah...
“sungguh aku diutus pada kalian”, Sang Nabi pun bersabda...
lalu kalian berkata : ‘engkau dusta!’, wajah beliau memerah
hanya abu bakar seorang yang langsung mengiyakan, : ‘engkau benar!’
lalu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya.
masihkah kalian tidak takut pada Allah untuk menyakiti sahabatku?


‘umar berlinang, beristighfar dan berjalan simpuh mendekat
tapi tangis abu bakar lebih keras, air matanya bagai kaca jendela lepas
katanya, “tidak ya Rasulallah.. tidak.. ini bukan salahnya..
demi Allah akulah memang yang keterlaluan..
” demikian ungkapan abu bakar...
lalu diapun memeluk ‘umar, menenangkan bahu yang terguncang


Ya Allah jika kelak mereka berpelukan lagi di sisiMu
mohon sisakan bagian rengkuhannya untuk kami
pada pundak, pada lengan, pada nafas-nafas ini...

Kumpulkan kami bersama mereka... wahai Rabb kami....


* syukron utk ust Salim A Fillah. ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar