Kamis, 26 Maret 2015

Jangan Bohongi Anakmu

Ayah Bunda Jangan Bohongi Anakmu

'Amir bin Rabi'ah bercerita: saat aku masih kecil Nabi صلعم datang ke rumah kami, lalu aku ke luar dan bermain. Saat itu Ibu memanggil: "Wahai Abdullah, sini ... Ibu mau kasih sesuatu untukmu."

Maka Nabi صلعم bersabda: "Apa yg akan kau berikan?" Ibu menjawab: "Kurma."
Nabi صلعم bersabda: "Bu .., kalau seandainya ibu tidak laksanakan itu, maka ibu tercatat sbagai wanita pendusta."
(Hr. Ahmad no. 15702,  Abu Daud no. 4991, Syaikh Syuaib al Arnauth: hasan lighairih)

Hari ini banyak idola, tp minim keteladanan. Jika anak-anak tidak dapatkan di luar, jangan sampai juga tidak menemukannya di rumah; ibu dan bapaknya. Keteladanan lebih tajam pengaruhnya dibanding perkataan.

Maka, jangan harapkan anak-anak menjadi jujur jika jujur juga sulit bagi kedua orang tuanya, gurunya, pejabat, dan siapa pun yg dijadikan model oleh anak-anak.

Jika anak suka bolos sekolah, katanya belajar brrsama padahal ke mall, nilep SPP, ...  lihat dulu kita sbgai orang tuanya, jangan-jangan kita mendidik mereka jg dengan penuh kedustaan.

Anak nangis minta dibelikan mainan, ibunya bilang nanti saja kalau bapak sudah  pulang, padahal tujuan si ibu menunda agar si anak lupa, kalau pun bapaknya pulang tetap dia tidak membelikannya, pdahal sudah berjanji.

Anak tersandung jatuh, ibunya bilang: cup sayang, kodoknya udah lari ...! Padahal tidak ada kodok, dan tidak ada kodok yang lari, kodok itu lompat.

Anak nangis keras, ditakut2i, "Hus jangan nangis nanti ditangkep Pak Polisi!! ..Duh bu, emang pasal apa kesalahan anak nangis?

Tahukah ...., jangan-jangan maraknya korupsi juga berawal dr kebiasaan dusta orang tua yg ditiru anaknya?

-Abu Hudzaifi-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar