Selasa, 30 Desember 2014

Nasehat utk Para Pejuang

Untaian Nasehat Untuk Para Pejuang

Saudaraku,
Rahmat Allah ‘Azza Wa Jalla adalah hak setiap kaum
beriman. Inilah yang dikatakan para salafus shalih :”
Kasihan para orang yang lalai, mereka keluar dari dunia, tapi tidak sempat merasakan sesuatu yang paling indah di dunia.
” Tabi’in yang lain mengatakan :” Andai para raja itu tahu kebahagiaan yang kami miliki, pastilah mereka rebut kebahagiaan itu dengan pedang-pedangnya.”

Saudaraku,
Renungkanlah firman Allah ‘Azza Wa Jalla,” Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya..” ( Q.S: Al Kahfi:28)

Saudaraku,
Tak ada yang lebih indah dari kebersamaan dan menjalin kedekatan dengan Allah ‘Azza Wa Jalla. Ketenangan jiwalah yang akan terpancar dari semua usaha pendekatan diri kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Kedekatan dengan Allah ‘Azza Wa Jalla yang akan menjadikan seorang pejuang saat di penjara seorang diri merasakan terbukanya pintu penjara justru mengganggu konsentrasinya dari suasana ‘intim’ bersama Sang Khaliq. Ia memanfaatkan kondisi di penjara untuk menyendiri dengan Allah ‘Azza Wa Jalla, berdzikir, tafakur, shalat dan berdo’a. Jika umumnya para tahanan sangat ingin menanti waktu istirahat dimana pintu penjara dibuka, tapi sang pejuang itu justru mengatakan,” Jika pintu ini terbuka maka keintimanku dengan Allah terganggu, dan aku justru merasa tidak tenang ketika pintu ini dibuka, dari pada pintu ini tertutup.” ( Baina Rabbaniyah Wal Maddiyah, Mushthafa Masyhur, 86 )

Seperti itulah tenang dan nikmatnya bersama Allah ‘Azza Wa Jalla saudaraku. Mari letakkan hati kita disini. Bersama Allah.

Saudaraku,
Seringlah mengunjungi saudaramu dalam jalan ini. Jangan jauhkan mereka dari hati. Sering-seringlah berkunjung, bertatap muka dan memandang wajah mereka. Disanalah engkau akan menemui berkah hidup berjama’ah, yang dapat memberi bekal bagi jiwa agar kita dapat melanjutkan perjalanan ini sampai tujuan akhir…ridha Allah dan Surga-Nya.

Saudaraku,
Jika ada di antara kita yang merasakan adanya jarak dan kesenjangan hubungan dengan kaum beriman,
kembalikanlah keadaan itu pada kualitas kedekatan
hubungan kita dengan Allah ‘Azza Wa Jalla. Jika kita
merasakan sulit memperoleh simpati dan hati manusia, bandingkanlah kondisi itu dengan kondisi kita dalam menarik simpati dan cinta Allah ‘Azza Wa Jalla.

Saudaraku,
Jiwa ini perlu tantangan dan benturan. Dalam suasana ada tantangan dan benturan yang memunculkan mujahadah atau upaya keraslah akan muncul kualitas iman yang baik.
Sayyid Quthb, pejuang da’wah Islam yang mati terdzolimi di tiang gantung mengerti sekali tentang hal ini. Katanya, ” Hakikat iman tidak akan terbukti kesempurnaannya dalam hati seseorang sampai ia menghadapi benturan dengan upaya orang lain yang berlawanan denagn imannya. Karena disinilah, seseorang akan melakukan mujahadah kepadanya untuk menghalanginya dari keimanan. Disinilah cakrawala iman akan tersingkap dan terbuka. Keterbukaan yang tidak pernah terjadi pada orang yang merasakan iman secara datar.” ( Sayyid Quthb, Mustaqbal li Haadza Diin, 10)

Saudaraku,
Kita memang hamba-hamba Allah yang jauh dari
kesempurnaan dan penuh kelemahan. Karenanya, selain menanamkan niat dan tekad yang kuat, mari sama-sama tengadahkan tangan. Berharap dan berdo’alah kepada Allah ‘Azza Wa Jalla agar kita diberi kekuatan dan keteguhan.

Saudaraku,
Mari lanjutkan iringan langkah kita. Bersama-sama
menuntun dan saling memberi pelita agar langkah kita tidak menyimpang dari jalan yang benar. Bersama-sama saling memompa semangat agar tekad kita terpelihara sampai tujuan hidup terakhir.
“ Perjalanan panjang hanya bisa ditempuh dengan
keseriusan dan berjalan waktu malam. Jika seorang musafir menyimpang dari jalan, dan menghabiskan waktu malamnya untuk tidur, kapan ia akan sampai ke tujuan?” ( al fawaid 113)

Tetaplah disini saudaraku,
Kita mungkin akan melalui perjalanan yang lebih mendaki dan terjal. Tapi di sanalah kita berharap bisa bersama merasakan kenikmatan yang kita idam-idamkan. Maka, ucapkanlah “ Alhamdulillah ” atas seluruh keadaan yang kita alami. Meski kebersamaan ini sungguh menguras keringat dan meletihkan sendi-sendi.

Saudaraku,
Ada benteng perjalanan panjang di hadapan. Kita akan terus melangkah dan tak akan berhenti. Kita akan tetap bersama-sama berada di atas jalan ini. Mari saling berpegangan di jalan ini. Saling membantu bila ada di antara kita yang akan jatuh ke dalam jurang. Bertahanlah, karena perjalanan kita di dunia ini tidak akan lama, dan hanya sebentar.
Bertahanlah…saudaraku.

Saudaraku,
Selamat jalan. Selamat berjuang. Semoga Allah ‘Azza Wa Jalla mengumpulkan kita di surga kelak. Dalam naungan ridha dan kasih-Nya.

Ilahi…Iringi tiap langkah kami dengan cinta-Mu…

Wallahu A’lam
Dikutip dari : Berjuang di Dunia Berharap Pertemuan di
Surga ( Refleksi Ruhani Pejuang Dakwah ), Muhammad Nursani

Teruntuk Saudara-Saudariku di jalan da’wah…Jaga
kenikmatan dari Ilahi ini, jangan pernah biarkan ia pergi dari hidup kita, karena da’wah fii sabilillah..adalah nafas kita.

Uhibbukum Fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar