Kamis, 04 Desember 2014

Kekuatan Mimpi Sang Pemimpin

Jika kita mendengar nama Umar bin
Abdul Aziz, yang terbayang oleh kita
adalah sosok pemimpin yang taqwa,
zuhud, ahli ibadah, adil, tegas,
bijaksana, hati-hati, dan dicintai
rakyatnya.

Tidak banyak yang tahu bahwa di
masa mudanya, Umar bin Abdul Aziz
memiliki gaya hidup "istana", penuh
dengan kemewahan, bergelimang
harta dan fasilitas.
Sesuatu yang
bertolak belakang dengan
kemasyhuran kisah zuhudnya.

Umar adalah putra Abdul Aziz, dan
Abdul Aziz adalah putra Marwan bin
al-Hakam. Paman dan sekaligus
mertuanya adalah Abdul Malik bin
Marwan, salah seorang khalifah Bani
Umayyah yang sangat terkenal.

Karena itu, wajar kalau waktu itu
banyak gadis yang menjadikan Umar
bin Abdul Aziz sebagai idola mereka.

Umar bin Abdul Aziz adalah seorang
pemuda yang sangat kuat bercita-
cita. Ia memiliki mimpi-mimpi besar
dalam sepanjang sejarah hidupnya.

Sewaktu masih lajang, cita-citanya
adalah menikahi Fathimah binti
Abdul Malik bin Marwan, gadis cantik
anak Khalifah yang sangat terkenal.

Maka ia persiapkan dirinya dengan
serius, agar dapat merebut hati
Fathimah binti Abdul Malik. Cita-
citanya terkabul.

Akhirnya ia berhasil
menikahi Fathimah.

Setelah itu, mimpi besarnya adalah
ingin menjadi Gubernur Madinah.
Sebuah jabatan sangat bergengsi
pada zaman itu, dan paling banyak
diminati oleh keluarga besar Bani
Umayyah.

Maka ia pun mempersiapkan diri
dengan serius, agar pilihan sang
Khalifah jatuh kepada dirinya untuk
menjadi Gubernur Madinah.

Mimpi ini pun berhasil ia dapatkan.
Ia dilantik menjadi Gubernur
Madinah.

Sukses menjadi Gubernur Madinah,
ia pun bercita-cita ingin menjadi
Khalifah. Sebuah posisi
kepemimpinan tertinggi bagi kaum
muslimin.

Ia pun persiapkan diri
dengan serius untuk mewujudkan
cita-citanya.

Subhanallah. Cita-cita itupun
terwujud. Ia dilantik menjadi
Khalifah.

Karena sudah tidak ada lagi cita-cita
duniawi yang lebih tinggi dari
Khalifah, maka setelah menjadi
Khalifah, ia bercita-cita ingin masuk
surga Allah SWT.

Untuk itu dipilihlah gaya hidup baru
sebagai jalan untuk menggapai cita-
cita tertinggi itu.

Gaya hidup baru ini adalah : zuhud!
Seluruh harta yang dimiliki ia jual,
hasilnya diserahkan ke baitul mal
negara. Sebagai seorang khalifah, ia
hanya mengambil gaji dua dirham
perhari, atau 60 dirham perbulan.
Setelah menjadi Khalifah, justru ia
hidup sebagai seorang yang sangat
miskin, dan penampilannya pun tidak
lagi megah dan mewah seperti
dahulu.

Pada fase inilah seluruh kisah
kesederhanaan, keadilan, kehati-
hatian, ketegasan Khalifah Umar
menjadi sangat masyhur. Bahkan
akhirnya menjadi legenda abadi
tentang kehebatan seorang
pemimpin.

Subhanallah. Sebuah fase kehidupan
yang sangat indah. Ada visi, mimpi,
cita-cita, etos kerja, mental pejuang,
jiwa pemberani sebagai anak muda.
Dan ia sukses meraih mimpi-mimpi
besarnya.
Namun pada akhirnya ia memberikan
keteladanan nyata, tunduk
menghamba kepada Allah dengan
sangat luar biasa. Mengabdi untuk
kepentingan rakyat tanpa henti.
Menjadi Khalifah yang adil dan
dicintai.
Surga Allah telah disediakan
untuknya....

#Cahyadi Takariawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar