Senin, 07 Januari 2013

ketika kita Bercukur



saya yakin sekali, setiap kita ---terutama kaum laki--- pasti pernah bercukur di tukang cukur.
kebetulan akhir pekan lalu saya juga bercukur...
sudah menjadi ‘ritual rutin’, setiap bulan bercukur..

ketika kita bercukur, pernahkah kita perhatiakan suasana disana ?
 apa yg kita rasakan ketika duduk didepan tukang cukur yg membawa pisau dan gunting ?
pernahkah kita merasa takut dan atau khawatir ?
bahkan yg terjadi adalah kita begitu taat pada perintah tukang cukur..
disuruh nunduk, kita nunduk.
disuruh ndongak, kita ndongak.. (ndongak bhs indonesianya apa ya... )
disuruh miring kanan atau kiri, kita pun  nurut aja...
sama sekali kita ga merasa takut...
kita ga pernah suuzhon kepada tukang cukur...
“waduh...jangan2 ntar kuping saya dipotong...”
“ waah...kalo leherku digorok bgm ?”
kalimat2 tsb dan yg semacamnya pastinya ga pernah muncul dalam pikiran kita.
Padahal kita bisa jadi ga kenal dg sang tukang cukur...
saya belum pernah nemuin org yg datang ke tukang cukur kemudian ngajak kenalan tukang cukurnya dulu...

lantas, mengapa kita bisa tenang dan nurut dg perintah tukang cukur ?
jawabnya jelas : karena kita YAKIN.
ya...keyakinan akan melahirkan ketenangan dan ketaatan.
kita yakin bahwa tukang cukur hanya akan mencukur rambut kita, ga akan melukai atau mencederai kita...
sehingga kita nurut dan bisa tenang...bahkan kadang sampe tertidur, saking tenangnya...

pun demikian dengan ajaran Islam...
ketika kita yakin dg Islam, pastinya kita akan mentaati semua perintah Allah dan Rasul-Nya, dan kita pun akan merasa tenang, tanpa khawatir dan takut menjalani hidup ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar