Kamis, 17 Januari 2013

Dengan Syukur, Musibah pun menjadi Indah


Usianya sudah tua. Matanya buta. Wajahnya rusak. Hidungnya patah.

Saat itu d Majelis Khalifah Walid ibn Abdul Malik d Damaskus, pria itu diajak bicara oleh Urwah ibn Zubair, keponakan Rasulullah SAW, yg hanya memiliki satu kaki.

"Apa yg membuat keadaan engkau seperti ini?" tanya Urwah.

"Dulu aku tinggal d suatu kampung. Tidak ada d kampung itu orang yg kaya kecuali aku. Tidak ada yg lebih banyak hartanya, kekayaan halalnya, juga keluarganya yg melebihi diri. Lalu datanglah banjir d malam hari. Sekejap banjir itu melenyapkan keluargaku, hartaku dan kekayaanku. Hingga pagi matahari terbit, aku tidak lagi memiliki apa2 kecuali anakku yg masih kecil dan seekor unta. Tiba2 unta itu lari dan aku ingin sekali menangkapnya. Belum jauh aku mengejar, anakku yg masih kecil terdengar menangis keras. Aku membalik. Ternyata anak itu sudah dicabik2 oleh serigala. Aku tidak bisa menyelamatkan anakku. Ia tewas. Maka aku lari mengejar untaku. Tiba2 ia menyepak wajahku, melukai wajahku, mematahkan hidungku, dan membuatku buta."

Urwah bertanya, "Bagaimana perasaan engkau saat itu?"

"Aku hanya mengatakan, Ya Allah, segala puji hanya milik-Mu, Engkau masih menyisakan untukku hati yg subur dan lisan yg banyak berdzikir." jawab lelaki itu.

1 komentar: