Jumat, 08 September 2017

Menjadi PEMENANG Kehidupan

Sesungguhnya pemenang kehidupan adalah orang yang tetap semangat meski kelelahan senantiasa hadir dalam kehidupan nyata. Tetap tegar dalam setiap ujian yang menyapa. Tetap teguh meski godaan tak henti menyesakan dada.

Kenyataannya, terlampau banyak kisah hidup yang memilukan bermula dari cara kita yang salah dalam menata hati. Oleh karena itu, menata hati adalah cara kita dalam menyiasati kehidupan. Menyiasati berbagai kondisi kehidupan agar tetap dalam keadaan lebih baik. Dan kunci dalam menata hati adalah iman dan positif thinking.

Maka sudah saatnya kita bertanya pada hati kita masing-masing? Di bagian mana dalam kehidupan ini, dalam kesibukan yang melelahkan; dalam hari-hari yang penuh langkah perjuangan; dalam pergolakan cinta dan kebencian; dalam kesunyian dan keramaian; di antara kegembiraan dan kesedihan; di antara ketenangan dan kegelisahan; di antara ritme keagamaan dan keduniaan; di antara berbagai lintasan ujian dan harapan; di antara kearifan melihat zaman; di antara tugas dan amanat menjalankan jabatan, saatnya bertanya, di mana hati ini kita posisikan?


Sebagus dan seindah apa pun bentuk manusia, hanya akan membawa kehinaan bila tidak disertai dengan keindahan hati yang dihiasi iman dan amal shalih.

Penentu baik dan buruknya amalan seseorang amat bergantung kepada hati. Seperti yang digambarkan baginda Rasulullah Saw, “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh ini ada segumpal daging. Apabila ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.” (H.r. Bukhari Muslim)

Dengan menata hati, berarti kita tengah menata kehidupan ini. Hati menjadi penentu atas segala keputusan yang kita ambil karena di sanalah niat terletak. Banyak orang yang ingin mengubah hidupnya, tetapi hanya tinggal keinginan. Berhenti pada kata ingin saja. Tidak pernah sukses karena orang sukses adalah mereka yang selalu berbuat. Kalau kita ingin mengubah hidup kita menjadi lebih dari yang kita impikan, kita harus mengubah tindakan kita sampai menjadi kebiasaan.

(Disarikan dari Buku Menjadi Lebih Baik Agar Ditolong Allah, Pro U Media Jogja)


Sumber :
Biro Tausiyah Rutin ODOJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar