Senin, 21 Desember 2015

Yang Bangkrut di Akhirat

Siapakah orang bangkrut itu? apakah orang yang usahanya rugi ataukah orang miskin, sakit, jelek?

Rasulullah menjelaskan dalam sebuah hadits tentang orang yang bangkrut tersebut.


Rosulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut) itu?”

Mereka menjawab : “Orang yang muflis di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.”

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala solat, puasa dan zakat.

Namun ia juga datang dengan membawa dosa kezaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu.

Maka sebagai tebusan atas kezalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagikan kepada orang-orang yang dizaliminya sementara belum semua kezalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang dizaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.
” (HR Muslim no.6522)

Agar kita terhindar dari nasib sebagai orang muflis maka kita harus mampu menjaga lisan dan perbuatan kita dari perbuatan yang merugikan orang lain. Rosulullah bersabda :

“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.” (HR Bukkhari)

Yang dimaksud dengan “sesuatu yang ada di antara dua janggutnya” adalah mulut, sedangkan “sesuatu yang ada di antara dua kakinya” adalah kemaluan.

Dihadits lain Rosulullah bersabda :

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, Muslim)

Ketika kita terlanjur melakukan perbuatan dzalim berupa gosip (ghibah), fitnah, menghina, dan menyakiti dengan cara lain maka kita harus segera meminta maaf kepadanya lalu mohon ampun kepada Allah. Allah tidak akan mengampuni dosa dzalim kita sebelum meminta maaf.

Nabi SAW bersabda: “Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya.” (HR. Bukhori, Muslim)

Walau terkadang orang yang disakit tidak mudah bisa memaafkan tetapi kita harus berusaha meminta maaf sebagai bentuk penyesalan dan berjanji tidak mengulangi.

Semoga Allah menjaga kita dari nasib buruk di akhirat nanti sebagai orang bangkrut tersebut, padahal kita mengira sebelumnya kita sebagai orang yang beruntung. aamiin



oleh Ustadz Herman Budianto,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar