Senin, 14 Desember 2015

Rahasia Kemenangan Rasulullah saw Dalam Setiap Peperangan

Perjuangan yang dilakukan Rasulullah, baik dalam dakwah, membentuk kepribadian pengusungnya, membangun tatanan negara yang penuh dengan amalan, termasuk bagaimana mengatur strategi dalam fase jihad melawan kebatilan memerlukan strategi yang cukup brillian. Namun, kalau kita perhatikan, Rasulullah dan para sahabat juga memerhatikan beberapa pilar jihad sebagai langkah sunatullah sekaligus aspek terbesar kemenangan setiap perjuangannya, baik pilar-pilar jihad yang sifatnya maknawi maupun materi.
Adapun pilar-pilar jihad yang bersifat maknawi, dalam buku "Strategi Perang Rasulullah” karya Muhammad Abu Ayyasy disebutkan sebagai berikut.

1. Quwwatul Iman; Kekuatan Iman
Basis keimanan inilah kunci kemenangan di setiap medan pertempuran. Bahwa sesungguhnya kemenangan itu adalah milik Allah, dan akan Allah berikan kepada setiap tentara-Nya yang memperkuat aspek keimanan. Tsiqah, percaya bahwa pertolongan Allah akan turun. Ini juga sifat yang harus dibangun. Yakin bahwa Allah akan menepati janji-Nya, yakin bahwa kemenangan dan kekuatan akan dianugerahkan Allah kepada pasukan-Nya, yakin bahwa Allah membeli pengorbanan para mujahid dengan surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan, sebuah keyakinan bahwa kematian yang paling baik adalah kematian di saat ia dalam perjuangan menegakkan kalimat Allah. Semangat keimanan inilah yang Rasulullah bangun sebelum memberangkatkan pasukannya ke medan perang.


Allah SWT berfirman.
"Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka memberikan bai'at kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka. Lalu, Dia menurunkan ketenangan kepada mereka dam memberikan balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat. Dan harta rampasan perang yang banyak yang mereka ambil. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana" (QS Al-Fath [48]: 18-19)

Begitu juga Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 125--126, Al-Hujurat ayat 15, Ghafir ayat 51, dan firman Allah lainnya yang menegaskan aspek keimanan sebagai pilar kekuatan mujahid dan syarat turunnya pertolongan Allah SWT.
Bahkan, ketika sebuah perjuangan, apa pun bentuknya ketika meninggalkan aspek keimanan ia akan kehilangan ruh perjuangan itu sendiri, atau akan berdampak kekalahan. Hati dengan keimanan, akal yang persenjatai dengan ilmu, jiwa para mujahid yang selalu dekat pada Allah, inilah password Rasulullah dan kaum muslin contohkan kepada kita.

2. Ittihad Ash-Shufuf; Kesatuan Barisan
Allah SWT memberikan statemen kecintaan-Nya dengan format barisan kaum muslim yang rapi guna mengokohkan barisan kekuatan. 


Unsur-unsur yang harus ditegakkan di antaranya.

a. Kekuatan hubungan yang kuat antarkaum muslim
Itulah kenapa Rasulullah telah hijrah dari Mekah ke Madinah mempersaudarakan antara prajurit dakwah, Muhajirin, dan Anshar. Membangun persaudaraan keimanan (al-ukhuwah al-imaniyah). Tujuannya untuk saling merasakan beban dakwah bersama, berjuang bersama dalam perjuangan, saling menguatkan dalam perjuangan suci. Dari sinilah titik tolak kekuatan kaum muslim. Adanya jalinan hubungan yang kuat antarprajurit inilah yang sanggup menjadikan umat Islam dan pasukan muslim laksana satu jasad dan satu tubuh yang saling melengkapi dan saling berkaitan. Tidak ada hubungan yang lebih kuat daripada akidah, dan tiada akidah yang lebih kuat daripada Islam.


"Berpegang teguhlah kalian kepada tali Allah dan janganlah kalian bercerai-berai. Ingatlah nikmat Allah yang telah diberikan kepada kalian ketika kalian bermusuhan. Lalu, Allah mempersatukan hatimu, sehingga berkat nikmat-Nya kalian. menjadi bersaudara. (dan ingat juga) ketika kamu berada di pinggir neraka, lalu dia menyelamatkanmu darinya, demikianlah Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada kalian agar mendapat petunjuk." (QS Ali lmran [31: 103)

b. Kepercayaan antara Pemimpin dan Pasukan
Adanya saling percaya dalam tubuh pasukan merupakan salah satu aspek kemenangan perjuangan Islam. Saling percaya antarprajurit, prajurit terhadap pemimpin maupun pemimpin terhadap pasukan itu sendiri. Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah ketika dalam perang Badar. Rasulullah menerima saran dan kritik dari para sahabat tentang memilih strategi tempat dalam bermarkas.


c. Adanya Ketaatan dan Kepatuhan
Inilah aspek terpenting dari kemenangan dakwah. Taat terhadap instruksi komando adalah kewajiban bagi setiap pasukan. Hal ini ditunjukkan oleh para sahabat dalam menyikapi setiap komando strategis dari Rasulullah selaku panglima tertinggi dalam setiap peperangan, dan mereka mendapat kemenangan. Namun, ketika para sahabat berada di puncak gunung Uhud terpesona dengan harta yang hampir saja ditinggalkan oleh kaum musyrik (ghanimah), kaum muslim hampir saja mengalami kekalahan yang sangat telak. Ketaatan adalah harga mahal yang harus dibayar untuk setiap fase perjuangan.


Allah SWT berfirman.
"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul, serta ulil amri di antara kalian. Jika kalian berselisih paham dalam sesuatu hal, kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kalian benar-benar mengimani Allah dan Hari Akhir.” (QS An-Nisa' [4]: 59)


1 komentar: