Rabu, 30 Desember 2015

Hakikat PERSAHABATAN, belajar dari LANDAK

Sesama Hewan Landak tidak mungkin saling merapat satu dengan lainnya.
Duri duri tajam yg mengitari tubuhnya adalah penghalang utama mereka untuk melakukan hal di atas. Bahkan, kepada anak kandungnya sendiri….

Ketika musim dingin tiba, membawa embusan badai salju susul menyusul, serta cuaca dingin yang menggigit tulang, dalam kondisi kritis seperti ini, para landak itu terpaksa saling
merapat satu dengan lainnya, demi menghangatkan tubuh2nya meski mereka harus berjuang menahan perih & sakitnya duri2 landak lain yang menusuk, melukai kulit-kulit mereka.
Jika sekawanan landak itu telah merasakan sedikit kehangatan,

segera saja mereka saling menjauh,
namun jika rasa dingin kembali merasuk ke dalam tubuh mereka,
mereka akan segera merapat lagi…
demikianlah seterusnya.

Sepanjang malam, landak-landak itu disibukkan kegiatan saling menjauh & saling mendekat.
Merapat terlalu lama akan menimpakan atas mereka banyak luka.
Sementara jika mereka saling menjauh dalam waktu yang lama justru bisa saja rasa dingin menewaskan mereka.
Demikianlah keadaan kita manusia
dalam hubungan interaksi sosial
antara sesama kita dalam hidup ini,
tentu tak seorang pun manusia terbebas dari duri - duri (kesalahan2) yang mengitari dirinya, demikian halnya
orang lain…
Tentu mereka sama sekali tidak akan dapat merasakan kehangatan jika mereka tidak rela bersabar
menanggung perihnya duri-duri (kesalahan) orang lain pada saat saling merapat.

Oleh karena itu
Siapa saja yg hendak mencari sahabat tanpa kesalahan, niscaya ia akan hidup sebatang kara.

Dan barang siapa yg ingin mencari pendamping hidup sempurna tanpa kekurangan, niscaya ia akan hidup membujang.

Dan barang siapa yang berusaha mencari saudara tanpa problem,
niscaya ia akan hidup dalam pencarian yang tiada akhirnya.

Barang siapa yg hendak mencari kerabat yang ideal & sempurna,
niscaya ia akan lalui seluruh hidupnya dalam permusuhan.

Maka, bersabarlah menanggung perihnya kesalahan orang lain,
agar kita dapat mengembalikan keseimbangan dalam hidup ini.

Camkanlah ….
Jika engkau ingin hidup bahagia, jangan menafsirkan segala sesuatu, jangan pula terlalu kritis pada segala hal, serta jangan terlalu jeli meneliti segala sesuatu.
Sebab jika seseorang jeli meneliti asal usul berlian, ia akan mendapati ternyata berlian itu bermula dari
bongkahan batu hitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar