Kamis, 26 Maret 2015

Kepada para IBU

~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
Jadilah seperti Nuwair binti Malik yang berhasil
menumbuhkan kepercayaan diri dan
mengembangkan potensi anaknya . Saat itu sang anak masih remaja. Usianya baru 13
tahun. Ia datang membawa pedang yang panjangnya
melebihi panjang tubuhnya, untuk ikut perang badar. Rasulullah tidak mengabulkan keinginan remaja itu. Ia
kembali kepada ibunya dengan hati sedih. Namun sang ibu mampu meyakinkannya untuk bisa
berbakti kepada Islam dan melayani Rasulullah
dengan potensinya yang lain. Tak lama kemudian ia diterima Rasulullah karena kecerdasannya, kepandaiannya menulis dan menghafal Qur’an. Beberapa tahun berikutnya, ia terkenal sebagai
sekretaris wahyu. Karena ibu, namanya akrab di telinga kita hingga kini:  Zaid bin Tsabit.

~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
jadilah seperti Shafiyyah binti Maimunah yang rela
menggendong anaknya yang masih balita ke masjid
untuk shalat Subuh berjamaah. Keteladanan dan kesungguhan Shafiyyah mampu membentuk karakter anaknya untuk taat beribadah, gemar ke masjid dan mencintai ilmu. Kelak, ia tumbuh menjadi ulama hadits dan imam Madzhab.
Ia tidak lain adalah Imam Ahmad .

~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah ibu yang terus mendoakan anaknya..
Seperti Ummu Habibah .
Sejak anaknya kecil, ibu ini terus mendoakan anaknya. Ketika sang anak berusia 14 tahun dan berpamitan
untuk merantau mencari ilmu, ia berdoa di depan anaknya : “Ya Allah Tuhan yang menguasai seluruh alam !
Anakku ini akan meninggalkan aku untuk berjalan
jauh, menuju keridhaanMu .
Aku rela melepaskannya untuk menuntut ilmu peninggalan Rasul-Mu . Oleh karena itu aku bermohon kepada-Mu ya Allah, permudahlah urusannya . Peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya agar aku dapat melihat sepulangnya nanti dengan
dada yang penuh dengan ilmu yang berguna,
aamiin !”.
Doa-doa itu tidak sia-sia. Muhammad bin Idris, nama anak itu, tumbuh menjadi ulama besar.
Kita mungkin tak akrab dengan nama aslinya, tapi kita pasti  mengenal nama besarnya: Imam Syafi’i .

~Jika suatu saat nanti kau jadi ibu..
Jadilah ibu yang menyemangati anaknya untuk menggapai cita-cita. Seperti ibunya Abdurrahman . Sejak kecil ia menanamkan cita-cita ke dalam dada anaknya untuk menjadi imam masjidil haram, dan ia
pula yang menyemangati anaknya untuk mencapai
cita-cita itu . “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah menghafal Kitabullah, kamu adalah Imam Masjidil Haram…”, katanya memotivasi sang anak . “Wahai Abdurrahman, sungguh-sungguhlah, kamu
adalah imam masjidil haram…”, sang ibu tak bosan-
bosannya mengingatkan . Hingga akhirnya Abdurrahman benar-benar menjadi
imam masjidil Haram dan ulama dunia yang disegani . Kita pasti sering mendengar murattalnya diputar di
Indonesia, karena setelah menjadi ulama, anak itu
terkenal dengan nama Abdurrahman As-Sudais.

~ Jika suatu saat nanti kau jadi ibu...
Jadilah orang yang pertama kali yakin bahwa anakmu
pasti sukses .
Dan kau menanamkan keyakinan yang sama pada
anakmu .
Seperti ibunya Zewail yang sejak anaknya kecil telah menuliskan “Kamar DR. Zewail” di pintu kamar anak itu . Ia menanamkan kesadaran sekaligus kepercayaan diri .
Diikuti keterampilan mendidik dan membesarkan
buah hati, jadilah Ahmad Zewail seorang doktor .
Bukan hanya doktor, bahkan doktor terkemuka di
dunia . Dialah doktor Muslim penerima Nobel bidang Kimia tahun 1999.
Semoga terinspirasi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar