Senin, 02 Februari 2015

ketika menyimpan kebencian



Dalam sebuah kelas, sang guru membuat satu game/permainan yang cukup menatrik. Setiap siswa  diminta membawa kantong plastik yang berisi pisang yang tertulis nama orang yang paling mereka benci, ke kelas pada esok hari. Jadi, jumlah pisang yang perlu dibawa bergantung kepada jumlah orang yang dibenci. Keesokan harinya, setiap siswa  membawa kantong plastik berisi pisang masing-masing. Ada yang membawa tiga biji, ada juga lima biji dan paling banyak delapan biji. Semuanya sudah ditulis nama orang yang paling mereka benci.

“Sekarang simpan pisang tersebut.  Jangan lupa untuk selalu dibawa kemana saja kalian pergi selama seminggu. Inilah permainannya. Selepas seminggu, kita akan tahu keputusannya” Demikian perintah sang guru.

Hari demi hari berlalu, pisang tersebut mulai berbintik-bintik dan akhirnya menjadi busuk. Para siswa mulai merengut dan marah. Mereka tidak menyukai permainan itu lagi karena selain kantong berat, juga memunculkan bau busuk.  Bahkan ada yang menangis, enggan meneruskan permainan.

Seminggu berlalu, pagi-pagi  para siswa sudah bersorak. Permainan sudah tamat. Tidak ada lagi beban dan bau busuk yang perlu dibawa.

“Okey semua, apa yang kalian rasakan selama seminggu ini ?” Tanya sang guru. Semuanya serentak mengatakan mereka benci permainan itu. Mereka hilang kawan, sering diejek dan terpinggirkan. Lebih buruk lagi, terpaksa tidur, makan, mandi, bermain dan menonton TV dengan bau busuk.

“Itulah sebenarnya yang berlaku kalau kita simpan perasaan benci pada orang lain ke dalam hati. Bau busuk kebencian itu akan mencemari hati dan kita akan membawanya ke mana saja kita pergi. Jika kamu sendiri tidak bisa tahan dengan bau pisang busuk hanya untuk seminggu, coba bayangkan apa akan terjadi kalau kamu simpan kebencian sepanjang hidup kamu” penjelasan sang guru.

Sang guru  mengingatkan para siswa supaya membuang jauh-jauh perasaan benci daripada membebani hidup. Memaafkan adalah yang terbaik. Menyayangi lebih baik daripada membenci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar