Minggu, 08 Februari 2015

Berbaik sangka_lah (husnuzhon)

Berbaik Sangkalah Saudaraku...

Kita tdk bisa membaca hati manusia, apalagi hanya dari dunia maya

Belum tentu orang yg menuliskan rutinitas amalnya adalah riya’. Bisa jadi ia berniat menyemangati kawannya.

Belum tentu orang yg mengabarkan rizqi yg diterimanya adalah berbangga-2an dgn harta. Bisa jadi, ia ingin menyiarkan syukur atas karuniaNYA

Mereka yg menuliskan pengalamannya di sosial media, belum tentu ingin menjadi selebritis dunia maya. Bisa jadi ada inspirasi yg hendak dibagikannya.

Mereka yg mengabarkan sedang mengisi kultum entah di mana, belum tentu ingin dipuji amal dakwahnya. Bisa jadi ia ingin memberi harapan pada rekannya, bahwa di sana dakwah masih menyala

Mereka yg menyampaikan secuplik ilmu yg diketahuinya, belum tentu ingin diakui banyak ilmunya. Bisa jadi ia terpanggil untuk menyampaikan sedikit yg ia punya

Mereka yg gemar mengkritisi kekeliruan yg dilihatnya, belum tentu merasa dirinya paling benar sedunia. Bisa jadi, itu karena ia sungguh mencintai saudaranya.

Mereka yg gemar menuliskan apapun yg dipikirkannya, belum tentu ingin diakui sebagai perenung berwibawa.

Bisa jadi, ia adalah pelupa & mudah ingat dgn membagikannya.

Mereka yg selalu merespon apa yg dilihatnya, belum tentu ingin eksis di dunia maya. Bisa jadi ia memang senang berbagi yg dia punya.

Tapi baik sangka, tak berarti membiarkan kawan-2 melakukan sesuatu yg nampak keliru di mata kita.

Baik sangka, harus disertai dgn saling mengingatkan agar tidak tergelincir niatnya,agar tidak terhapus pahala amalnya.

Isi hati adalah misteri. Namun apa yg nampak keliru di mata kita, di situlah tugas kita tuk meluruskannya.

Baik sangka itu menentramkan. Namun mengingatkan juga kebutuhan.

Baik sangka itu indah, tapi bukan berarti membiarkan saudara terlihat salah.

Baik sangka, dan nasihat-nasihati adalah kewajiban sesama muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar