Rabu, 28 September 2016

'Membagi-bagi' Takdir



إخوة يوسف عندما كانت لهم مصلحة مع أبيهم
قالوا: 《أخانا》....(فأرسل معنا أخانا)..
وعندما انتهت المصلحة
قالوا: 《ابنك》....(إِنَّ ابْنَكَ سَرَقَ)..
عند الكثيرين يتغيّر الخطاب بتغير المصالح،
حين يمرض من نحب نقول «ابتلاء»
وحين يمرض من لا نحب نقول «عقوبة»
 وحين يصاب من نحب بمصيبة نقول «لأنه طيب»،
وحينما يصاب بمصيبة من لا نحب نقول «لأنه ظلم الناس».
 احذر من توزيع أقدار الله على «هواك»،
كلنا حاملون للعيوب ولولا رداء من الله اسمه 《الستر》 لإنحنت أعناقنا من شدة الخجل ..!

اللهم استر عوراتنا وامن روعاتنا وحصّن السنتنا من الوقوع في اعراض الناس...

Saudara-saudara Yusuf ketika mereka punya kepentingan dengan Ayah mereka, mereka berkata: "Saudara kami".... "Biarkan saudara kami pergi bersama kami".

Tapi, ketika kepentingannya selesai, mereka berkata: "Anakmu"..... "Sesungguhnya anakmu telah mencuri".

Kebanyakan orang memang berbeda bahasanya seiring dengan berbedanya kepentingan.

Ketika orang yang dicintai mengalami sakit, maka dia katakan itu ujian. Tapi kalau yang dibenci yang sakit, maka dia katakan itu hukuman.

Bila orang yang dikasihi kena musibah, maka komentarnya: "Itu karena dia orang baik".
Sebaliknya, bila orang yang tidak disukai kena musibah, maka komentarnya: "Itu karena dia telah menzalimi orang lain".

Hati-hatilah membagi-bagi takdir Allah berdasarkan hawa nafsu. Semua kita membawa aib masing-masing. Kalau bukan karena Allah yang menutupinya, pastilah semua kita akan tertunduk sangat malu.

Yaa Allah, tutuplah aurat kami, amankanlah rasa takut kami, dan jauhkanlah lisan kami agar tidak terjatuh merusak kehormatan orang lain....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar