Selasa, 27 Januari 2015

Dua pintu surga kita

Seorang tabi’in yang mulia bernama Iyas bin Mu’awiyah menangis sejadi-jadinya ketika meninggal salah satu dari orang tuanya. Maka dikatakan pada beliau, “Mengapa Anda menangis sedemikian rupa?”

Maka ia menjawab, “Tidaklah aku menangis karena kematian, karena yang hidup pasti akan mati. Akan tetapi yang membuatku menangis karena dahulu aku memiliki dua pintu ke surga, maka tertutuplah satu pintu pada hari ini dan tidak akan di buka sampai hari kiamat. Aku memohon pada Allah Ta’ala agar aku bisa menjaga pintu yang ke dua…”

Maksud Iyas bin Muawiyah adalah bahwa kedua orang tua adalah dua pintu menuju surga, yang mana kita dapat menikmati bau harumnya surga itu setiap pagi dan petang.

Rosululloh Shallahu‘alaihi wasallam bersabda :

“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, maka jangan sia-siakanlah pintu itu atau jagalah ia.” (HR. Tirmidzi).

Benar, pintu surga yang paling tengah, yang paling indah, yang paling elok. Maka masihkah engkau sia-siakan pintu itu? Bahkan engkau haramkan dirimu untuk memasukinya, dengan mengangkat suaramu di hadapannya, dengan membentaknya di kala tulang-tulangnya semakin lemah karena dimakan usia? Sementara tubuhmu yang kini berotot kekar, dahulu telah dibasuh kotoranmu dengan tangannya yang kini tak bertenaga.

Duhai sungguh ruginya… Celaka! Celaka! Celaka! Jika kau berani Durhaka!

Rosululloh Shallahu‘alaihi waSallam bersabda, “Celaka, celaka, celaka !”

Dikatakan pada beliau, “Siapa wahai Rosululloh?”

Maka Rosululloh Sholalllahu'alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja yang menjumpai kedua orang tuanya, baik salah satu atau kedua-duanya di kala mereka lanjut usia, akan tetapi (perjumpaan tersebut) tidak memasukannya ke Surga.”
(HR.Muslim)

“Duhai Allah, berilah kami Rizki untuk berbakti kepada kedua orang tua kami dan kumpulkanlah kami bersama mereka di surga-Mu..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar