Senin, 29 September 2014

Jangan MAKSIAT

Khalid bin Walid adalah seorang petarung tiada banding di zaman Rasulullah hingga sahabat. Berbagai peperangan yang dipimpinnya selalu meraih kemenangan. Semua musuh-musuhnya dapat ditaklukan dengan pedangnya. Maka pantaslah jika Kholid mendapat julukan dari Rasulullah “Si Pedang Allah”

Saksikanlah perang Yarmuk!! 10ribu pasukan muslimin dibawah komando Kholid mampu menghancurkan 240ribu pasukan Romawi. Disaat yang sama, pada saat perang Yarmuk tersebut, ia memiliki pasukan khusus sebanyak 100 pasukan. Ketahuilah, 100 pasukan khusus ini mampu menghantam habis 40ribu pasukan Romawi. Luar biasa!!

Bagaimana Kholid bisa begitu hebat?

Setelah Kholid dan pasukannya berhasil menghancurkan pasukan Persia di Irak, Kholid kemudian mendapat perintah dari Khalifah Abu Bakar ra. Agar segera berangkat ke Syam untuk menghadang pasukan Romawi yang sudah begitu nafsu ingin membumikan kaum Muslimin pada saat itu. Maka Kholid dan 10ribu pasukannya pun berangkat ke Syam. Ketika Kholid hendak berangkat, Abu Bakar as memberikan nasihat yang begitu singkat dan padat. Namun begitu dalam makna dan efek dari sebuah nasihat tersebut. “Ya Kholid....Jangan Maksiat!!” begitulah nasihat Abu Bakar as kepada Kholid bin walid.

Diperjalanan menuju Syam, Kholid merasa gundah, resah dan gelisah. Ada apakah gerangan, yang membuat hati Kholid tiada menentu??

Kholid menghentikan langkahnya, diikuti oleh seluruh pasukannya. “yaa jundullah....siapa diantara kalian yang tidak memiliki wudhu?” Kholid berteriak kepada pasukannya. Setelah dicek, ternyata ada 1 dari 10ribu pasukannya yang tidak memiliki wudhu!

1 orang pasukannya yang tidak memiliki wudhu telah membuat hati Kholid gelisah. 1 orang yang tak memiliki wudhu adalah maksiat kepada Allah baginya..!!

Rupanya inilah rahasia kesuksesan Kholid dalam menghadapi musuh dalam peperangan yang jumlahnya berlipat lipat dari jumlah kaum muslimin. Keteguhannya dalam mengimani Allah dan Rasul-Nya, Keistiqomahannya dalam menjaga keikhlasan dalam beramal, sikapnya yang tak ingin menonjolkan diri sebagai panglima hebat, terbentenginya hati dari sifat melampaui batas, serta keteguhannya dalam shaff barisan dalam kondisi bagaimanapun barisan itu, menjadi rahasia kemenangan yang selalu terulang.

Bagi Khalid, Tsabat (keteguhan hati) adalah kunci utama dalam meraih kemenangan dalam pertempuran. Satu atau dua tentara yang melarikan diri dari pertempuran akan berdampak negatif pada keteguhan hati pasukan, bahkan lebih parah dan berbahaya dari serangan musuh.

Kisah Kholid yang luar biasa ini hendaknya menjadi renungan kita bersama. Ketika kita menganggap sebuah pengorbanan dalam dakwah ini sudah begitu luar biasa, saat harta kian terkuras, ketika tenaga kian habis, ketika pikiran terus diberikan dalam menyusun puzzle puzzle dakwah, siang malam bertarung mencoba memberikan yang terbaik untuk dakwah ini, dan berharap penuh agar ALLAH memberikan kemenangan atas segala perjuangan yang telah dipersembahkan, seolah layak mendapatkan apa yang diinginkan karena telah merasa berkorban dengan sepenuh daya dan kekuatan..lantas, kemenangan itu tak kunjung hadir, kemenangan itu hanya sekedar angan yang tak jua datang. Semua perjuangan dan pengorbanan siang malam itu...hanya menyisakan air mata; tangis haru penuh pertanyaan...serta sesaknya dada akibat tersianya seluruh pengorbanan ”ya Allah...kurangkah apa yang telah kami lakukan, tidak cukupkah pengorbanan yang telah kami berikan??, kami korbankan apa yang telah kami miliki, harta, waktu, tenaga, keluarga, pikiran serta semua potensi sudah kami persembahkan, lalu mengapa Engkau tidak memberikan kemenangan??”

Lihatlah 10ribu pasukan dengan keteguhan iman yang tak usah dipertanyakan lagi kualitasnya, mereka adalah barisan dengan keteguhan hati yang luar biasa, ternyata 1 orang yang tak memiliki wudhu saja menjadi kegelisahan dan kekhawatiran bagi kafilah dakwah itu. Pantaslah Kholid mendapat kemenangan demi kemenangan. Bagaimana dengan kafilah dakwah kita hari ini??

Jika pengorbanan terasa sudah begitu hebat, yakinkah tidak ada yang maksiat diantara kita?? Jika 1 orang tak berwudhu diantara 10ribu pasukan menjadi kekhawatiran Khalid bin walid..bagaimana dengan kita? Sudah pantaskah kita mendapatkan kemenangan dari-Nya?? Yakinkah diantara pengorbanan yang luar biasa itu tak ada maksiat kepada-Nya??

Mari kita bermuhasabah. Mengevalusi kerja dakwah dan amal amal kita yang selama ini mungkin harus “didandani” kembali. Keikhlasan dalam beramal, kesabaran dalam menghadapi fitnah, keteguhan hati ditengah terjangan ujian dan hantaman mihnah, harus menjadi PR yang sama sama harus kita jawab. Mari kita evalusi diri kita masing-masing. Bukan mengevalusi orang lain, bukan menyalahkan saudara seiman, tapi mari kita berkaca pada cermin kejujuran, sudah sempurnakah amal kita sendiri? Tidak ada maksiatkah selama perjuangan? Jika tidak memiliki wudhu saja adalah sebuah maksiat, bagaimana dengan yang melalaikan sholat??

jangan maksiat...wahai saudaraku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar