Kamis, 07 Februari 2013

karena ada kebaikan dibalik musibah yang menimpa kita

Alkisah, suatu hari Nabi Daud AS kedatangan seorang tamu, seorang janda yang nangis tersedu-sedu.
Dengan emosi dan perasaan yang campur aduk, sang perempuan itu berkata: Allah SWT itu sebenarnya adil atau tidak sih?
Nabi Daud: “Memangnya kenapa bu? Kok datang-datang, dengan penuh emosi dan perasaan berkata begitu?”
Perempuan: “Bagaiana aku tidak mempertanyakan, lha aku ini seorang janda, miskin, bahkan sangat miskin, mengasuh tiga anak, ketiga-tiganya perempuan, tidak bisa bekerja, kecuai hanya bisa menenun kain ala kadarnya, sudah berhari-hari aku menenun kain, setelah berhasil menyelesaikan kain tenun yang tidak seberapa, dengan penuh harapan kepada Allah, aku bawa kain tenun itu ke pasar, dengan maksud hendak menjual kain tenun itu, e e e, tiba-tiba datang burung dan langsung menyambar kain tenun saya, ia ambil kain tenun itu dan dibawanya kabur entah ke mana.

Pertama aku marah kepada burung itu, tapi apa yang aku perbuat terhadapnya?! Lalu aku pun terduduk lemas, menangisi dan meratapi nasib yang begitu berat. Sudah beberapa hari ini aku menangis. Sampai akhirnya aku teringat nabiyallah, nabi Daud AS, maka aku datang ke sini, hendak menumpahkan seluruh rasa dan perasaanku kepada nabiyallah, semoga rasa dan perasaan ku ini juga nabiyullah sampaikan kepada Allah SWT, itulah kisahku wahai nabi Allah, sebab aku tidak tahu lagi bagaimana aku harus menghidupi tiga putriku”.

Tiba-tiba Nabi Daud kedatangan rombongan pedagang. Semua ada 10 orang. Lalu dengan tergopoh-gopoh masing-masing pedagang menyerahkan menyerahkan 100 dinar. Mereka berkata: “Wahai Nabiyallah, uang ini adalah nadzar kami, sebab kami tidak tahu harus diberikan kepada siapa, maka kami serahkan semuanya kepada nabi Allah, dengan harapan, nabi Allah menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya”.
Nabi Daud: “Memang apa yang terjadi, kok kalian bernadzar sedemikian besar?”.

Lalu mereka pun bercerita bahwa mereka sedang berada di tengah lautan, tiba-tiba datang badai yang mengombang ambingkan kapal mereka, membenturkannya ke sana sini, sehingga kapal itu bocor dan mereka sangat kuatir bahwa kapal mereka akan karam. Tiba-tiba datang seekor burung yang membawa segulung kain tenun dan menjatuhkannya kepada kami, maka dengan kain itu kami berhasil menambal kebocoran yang ada, dan tidak lama setelah itu badai reda, maka kami sepakat bernadzar akan memberikan uang masing-masing 100 dinar. Karena kami tidak tahu harus diserahkan kepada siapa, maka maka kami menyerahkannya kepada nabi Daud AS”.

Maka Nabi Daud AS berkata kepada perempuan itu: “Wahai hamba Allah, Allah SWT menghargai kain tenunmu dengan harga 1000 dinar, lalu kamu katakan Allah SWT tidak adil!! Ambil 1000 dinar ini, dan pergunakan untuk menafkahi anak-anak dan dirimu!”.

Saudaraku…
Allah SWT menurunkan cobaan kepada kita dengan ha-hal yang membawa kebaikan bagi kita, namun, sayangnya, kita sering menduganya dengan kebalikannya..
Kalau saja bukan karena bala’ yang menimpa, mungkin nabi Yusuf AS menjadi anak manja di sisi orang tua dan saudara-saudaranya.
Oleh karena itu, yakinlah bahwa ada banyak kebaikan menunggu kita di balik suatu bala’ atau musibah yang menimpa kita, asalan kita bersabar…
Ya Allah .. tumpahkan kepada kami kesabaran yang melimpah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar