Alkisah, suatu hari Nabi Daud AS kedatangan seorang tamu, seorang janda yang
nangis tersedu-sedu.
Dengan emosi dan perasaan yang campur aduk, sang
perempuan itu berkata: Allah SWT itu sebenarnya adil atau tidak sih?
Nabi
Daud: “Memangnya kenapa bu? Kok datang-datang, dengan penuh emosi dan perasaan
berkata begitu?”
Perempuan: “Bagaiana aku tidak mempertanyakan, lha aku ini
seorang janda, miskin, bahkan sangat miskin, mengasuh tiga anak, ketiga-tiganya
perempuan, tidak bisa bekerja, kecuai hanya bisa menenun kain ala kadarnya,
sudah berhari-hari aku menenun kain, setelah berhasil menyelesaikan kain tenun
yang tidak seberapa, dengan penuh harapan kepada Allah, aku bawa kain tenun itu
ke pasar, dengan maksud hendak menjual kain tenun itu, e e e, tiba-tiba datang
burung dan langsung menyambar kain tenun saya, ia ambil kain tenun itu dan
dibawanya kabur entah ke mana.
Pertama aku marah kepada burung itu, tapi
apa yang aku perbuat terhadapnya?! Lalu aku pun terduduk lemas, menangisi dan
meratapi nasib yang begitu berat. Sudah beberapa hari ini aku menangis. Sampai
akhirnya aku teringat nabiyallah, nabi Daud AS, maka aku datang ke sini, hendak
menumpahkan seluruh rasa dan perasaanku kepada nabiyallah, semoga rasa dan
perasaan ku ini juga nabiyullah sampaikan kepada Allah SWT, itulah kisahku wahai
nabi Allah, sebab aku tidak tahu lagi bagaimana aku harus menghidupi tiga
putriku”.
Tiba-tiba Nabi Daud kedatangan rombongan pedagang. Semua ada 10
orang. Lalu dengan tergopoh-gopoh masing-masing pedagang menyerahkan menyerahkan
100 dinar. Mereka berkata: “Wahai Nabiyallah, uang ini adalah nadzar kami, sebab
kami tidak tahu harus diberikan kepada siapa, maka kami serahkan semuanya kepada
nabi Allah, dengan harapan, nabi Allah menyerahkannya kepada yang berhak
menerimanya”.
Nabi Daud: “Memang apa yang terjadi, kok kalian bernadzar
sedemikian besar?”.
Lalu mereka pun bercerita bahwa mereka sedang berada
di tengah lautan, tiba-tiba datang badai yang mengombang ambingkan kapal mereka,
membenturkannya ke sana sini, sehingga kapal itu bocor dan mereka sangat kuatir
bahwa kapal mereka akan karam. Tiba-tiba datang seekor burung yang membawa
segulung kain tenun dan menjatuhkannya kepada kami, maka dengan kain itu kami
berhasil menambal kebocoran yang ada, dan tidak lama setelah itu badai reda,
maka kami sepakat bernadzar akan memberikan uang masing-masing 100 dinar. Karena
kami tidak tahu harus diserahkan kepada siapa, maka maka kami menyerahkannya
kepada nabi Daud AS”.
Maka Nabi Daud AS berkata kepada perempuan itu:
“Wahai hamba Allah, Allah SWT menghargai kain tenunmu dengan harga 1000 dinar,
lalu kamu katakan Allah SWT tidak adil!! Ambil 1000 dinar ini, dan pergunakan
untuk menafkahi anak-anak dan dirimu!”.
Saudaraku…
Allah SWT
menurunkan cobaan kepada kita dengan ha-hal yang membawa kebaikan bagi kita,
namun, sayangnya, kita sering menduganya dengan kebalikannya..
Kalau saja
bukan karena bala’ yang menimpa, mungkin nabi Yusuf AS menjadi anak manja di
sisi orang tua dan saudara-saudaranya.
Oleh karena itu, yakinlah bahwa ada
banyak kebaikan menunggu kita di balik suatu bala’ atau musibah yang menimpa
kita, asalan kita bersabar…
Ya Allah .. tumpahkan kepada kami kesabaran yang
melimpah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar