Rabu, 09 November 2016

tentang SUDUT PANDANG

"BAIK atau BURUK tergantung dari CARA KITA memandangnya".

Seorang penulis terkenal duduk di ruang kerjanya, dia mengambil penanya & mulai menulis :

Tahun lalu, saya harus dioperasi untuk mengeluarkan batu empedu saya. Saya harus terbaring cukup lama di ranjang saya.

Di tahun yang sama, saya berusia 60 th dan harus keluar dari pekerjaan di perusahaan percetakan yang begitu saya senangi dan sudah saya tekuni selama 30 tahun.

Di tahun yang sama saya ditinggalkan papa saya tercinta.

Dan masih di tahun yang sama, anak saya gagal di ujian akhir kedokteran karena kecelakaan mobil. Biaya bengkel akibat kerusakan mobil adalah bentuk kesialan lainnya di tahun itu.

Akhirnya dia menulis : Sungguh....Tahun yang sangat buruk !

Istri sang penulis masuk ke ruangan & menjumpai suaminya yang  sedang sedih & termenung. Dari belakang sang istri melihat tulisan sang suami. Perlahan-lahan ia mundur dan keluar darr ruangan. Kurang lebih 15 menit kemudian dia masuk lagi dan meletakkan sebuah kertas berisi tulisan sebagai berikut :

Tahun lalu akhirnya saya berhasil menyingkirkan kantong empedu saya yang selama bertahun-tahun membuat perut saya sakit.

Tahun lalu saya bersyukur bisa pensiun dengan kondisi sehat walafiat.
Sekarang saya bisa menggunakan waktu saya untuk menulis sesuatu dengan fokus yang lebih baik & penuh kedamaian.

Pada tahun yang sama papa saya yg berusia 95 th, tanpa kondisi kritis, meninggal dunia.

Dan masih di tahun yang sama, anak saya seperti mendapatkan keajaiban dalam hidupnya ketika terjadi kecelakaan.  
Mobil kami memang rusak berat akibat kecelakaan tersebut, tapi anak saya selamat tanpa cacat sedikitpun...

Pada kalimat terakhir ia menulis:
Tahun itu adalah tahun dengan berkahnya luar biasa dan kami lalui dengan takjub.

Sang penulis tersenyum & mengalir rasa hangat di dadanya atas interprestasi rasa syukur atas tahun menakjubkan yang dilewatinya.

"Be grateful for what you have & stop complaining - it bores everybody else, does you no good, & doesn't solve any problems."

"Be positive"

#copasanGrupWasap

Lelaki, antara Istri dan Ibunya...

Sabda Rasulullah saw:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيُّ النَّاسَ أَعْظَمَ حَقًّا عَلَى الْمَرْأَةِ؟ قَالَ «زَوْجُهَا» قُلْتُ: فَأَيُّ النَّاسَ أَعْظَمَ حَقًّا عَلَى الرَّجُلِ ؟ قَالَ «أُمُّهُ» «ومنها» =رواه البزار والحاكم=

Dari Aisyah ra, berkata: Aku bertanya, Ya Rasulallah, siapa orang yang paling berhak diagungkan oleh seorang wanita, Rasulullah menjawab: Suaminya. Aku tanya lagi, Siapa orang yang paling berhak diagungkan seorang laki-laki. Rasulullah menjawab: Ibunya.
=HR. Al Bazzar dan Hakim=

Selasa, 08 November 2016

Ketika ALLAH menyatakan PERANG

Mencermati apa yang tengah rame dan terjadi di negeri ini, tiba-tiba saya jadi ingat sebuah hadits di kitab Arba'in..

Maklumat PERANG dari Allah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : (إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِـيًّا فَقَد آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ

رواه البخاري

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah Taala berfirman, Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang kepadanya...
(H.R. Bukhari)



Ketika ulama dan umat sudah bergerak dan mengoptimalkan segala kemampuannya..
Maka selanjutnya menjadi tugas Allah utk memberikan pertolonganNYA...

Finhashiyyah


Dahulu, di zaman Nabi Muhammad, ada seorang lelaki yang bernama Finhash( فِنْحَاصٌ ).

Orang ini adalah salah satu tokoh intelektual kaum Yahudi yang didengarkan ucapannya dan menjadi panutan.

Suatu hari, Abu Bakar menasehatinya agar masuk Islam, namun secara kurangajar dia merespon dengan kata-kata yang ringkasnya kira-kira seperti ini:

“Hai Abu Bakar, tuhanmu itu dalam Al-Qur’an itu ‘kan bilang mau pinjam uang kepada orang-orang beriman. Kalau dia pinjam uang, berarti dia miskin dong”

Orang ini memaksudkan ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

{مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً} [البقرة: 245]

245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak?

Ayat yang sebenarnya sangat jelas dalam cita rasa bahasa Arab dengan kualitas sastra tinggi bermakna anjuran berinfak dijalan Allah (ini bahasa majasi/metafor yang sudah biasa diulas sangat bagus oleh ulama-ulama tafsir) kemudian DIPUTAR BALIKKAN MAKNANYA dengan tujuan yang busuk.

Memutar balikkan kata-kata!

Inilah sifat Finhash.

Kekurangajaran Finhash ini sampai diabadikan dalam Al-Qur’an:

{لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ } [آل عمران: 181]

181. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Aku akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Aku akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang membakar"

Rupanya, kecenderungan menyimpang dalam dien seperti Finhash ini di zaman sekarang pelan-pelan banyak menginfeksi orang.

Secara tidak sadar, mulai banyak yang terjangkiti finhashiyyah, dan celakanya yang terkena justru banyak kalangan yang dianggap kaum intelektual dan tokoh.

Yang jadi korban selalu orang awam.

Contoh ungkapan memutar balikkan kata-kata:

Tuhan tidak perlu dibela, karena Dia Maha Kuasa. Bukankah Dia Raja alam semesta?

“Islam tidak perlu dibela, karena sudah mulia. Islam itu rusak karena pemeluknya”

Nabi Muhammad tidak perlu dibela, beliau sudah mulia. Penghinaan tidak mengurangi keagungan beliau”

dsb

Sungguh, ungkapan di atas adalah pemutar balikan kata-kata.

Akrobat intelektual. Mirip seperti cara argumentasi “slengekan” ketika orang mengatakan:

“Istri orang, sebenarnya adalah istri kita juga,
Karena kita adalah orang”

Orang yang berpengetahuan akan mudah mengidentifikasi kebatilan ucapan tersebut, namun orang awam bisa jadi ada yang terfitnah.

Orang beriman membela Allah itu jangan dibayangkan bahwa yang dibela adalah lemah sehingga butuh perlindungan. Membela Allah adalah bahasa metafor, maknanya adalah tidak terima penghinaan terhadap Allah, dan itu adalah bukti cinta. Allah tidak menuntut kita melindungi-Nya, tetapi menuntut kita menyembah-Nya. Aksi terpenting penyembahan kepada-Nya adalah menjadikan puncak cinta hanya kepada-Nya. Adalah cinta palsu jika diam saja ketika yang dicintai dihinakan.

Membela Islam itu jangan dibayangkan islam seperti makhluk hina yang perlu dilindungi. Membela islam adalah bahasa metafor. Maknanya menjalankan perintah Allah sebagai bentuk ketaatan untuk meninggikan kalimat-Nya.

Membela Nabi Muhammad itu bukan karena dengan penghinaan maka keagungan beliau menjadi berkurang. Menjaga kehormatan Nabi Muhammad adalah tuntutan iman dan konsekuensi cinta kepada Allah. Dusta besar jika ada orang yang mengaku cinta Allah, tetapi tidak cinta kepada nabi Muhammad.

Bahasa majasi dalam Al-Qur’an itu banyak. Untuk memahaminya perlu bahasa Arab yang cukup, ilmu balaghoh, pengetahuan syair jahiliyyah, dan penjelasan ulama yang otoritatif.

Contoh ayat yang sering didengar:

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]

7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu

Betapa rusaknya jika ayat ini dipahami bahwa Allah itu lemah sehingga perlu ditolong.

Memutar balikkan kata-kata adalah sunnahnya kaum Yahudi. Firman Allah dalam Al-Qur’an:

{يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ } [المائدة: 13]

“mereka mengubah kalimat-kalimat dari tempatnya”

###

Waspada dengan Finhash-Finhash zaman sekarang.

Jika ada tokoh yang dikagumi, atau kaum intelek yang didengarkan ucapannya namun memiliki kecenderungan finhashiyyah, segera saja ditinggalkan.

Ganti panutan.

Agar tidak salah jalan.

Wallahua’lam.

Abu Khalid Al-Fatih

Selasa, 01 November 2016

Belajar dari LEBAH

Belajar dari Lebah...
Ia tak pernah memulai mengganggu...
ia tak pernah memulai menyerang...

ia menyerang manakala diganggu dan diancam...
dan untuk mempertahankan kehormatannya, ia rela mati dengan melepas sengat nya ke (tubuh) pihak yang diserang...

ia memberikan sesuatu yang bermanfaat..
kehidupannya penuh dengan martabat...

Kita dan WAKTU

Pepatah mengatakan :
Sifat hujan pada dasarnya sama, tapi hujan yang sama itu membuat semak berduri tumbuh di rawa-rawa dan hujan yang sama juga menumbuhkan bunga-bunga di taman.

 
Setiap kita pada dasarnya sama, mempunyai waktu selama 24 jam dalam satu hari. Tetapi yang berbeda adalah pemanfaatan waktu itu sendiri oleh masing-masing individu.
Barangsiapa dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka ia akan beruntung dan bahagia.
Namun ada pula yang menyia-nyiakan waktu, yang berdampak buruk bagi hidupnya, dan hanya akan melahirkan penyesalan.
Karena waktu adalah kehidupan, maka kehidupan kita adalah sejauh mana kita bisa  menghargai dan mengatur waktu.

kisah ZUHUD sang Gubernur

Khalifah Umar bin Khattab mengangkat Said bin Amir menjadi gubernur di Provinsi Homsh. Ia pun datang menghadap khalifah bersama satu delegasi dari provinsi tersebut. Umar meminta mereka menuliskan daftar fakir miskin dari Homsh yang berhak diberi bantuan dari kas negara.

Umar heran karena di antara nama yang ditulis terdapat nama Said bin Amir. “Siapa Said bin Amir ini?” tanya Umar. “Gubernur kami,” jawab mereka. “Apakah gubernur kalian fakir?” selidik Umar.

Mereka membenarkan, “Demi Allah, kami jadi saksi.” Umar menangis, kemudian memasukkan seribu dinar ke dalam sebuah kantong dan meminta mereka menyerahkannya kepada sang gubernur.

Menerima sekantong uang berisi seribu dinar, Said langsung membaca: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, seolah satu musibah besar menimpanya. Istri gubernur bertanya: “Apa yang terjadi? Apakah Amirul Mukminin wafat?” “Lebih besar dari itu,” jawab Said. “Telah datang dunia kepadaku untuk merusak akhiratku.” “Bebaskan dirimu dari malapetaka itu,” saran istrinya, tanpa mengetahui bahwa malapetaka itu adalah uang seribu dinar. Said bertanya: “Apakah kamu mau membantuku?” Istrinya mengangguk. Ia meminta istrinya untuk segera membagikan seribu dinar itu untuk fakir miskin, tanpa sisa untuk keluarganya.

Sekian lama berlalu, Umar mengunjungi Said bin Amir. Sudah menjadi kebiasaannya, jika berkunjung ke suatu provinsi, mengadakan dialog terbuka antara masyarakat, gubernur, dan dirinya sendiri. Dialog tersebut bertujuan untuk mengetahui langsung aspirasi masyarakat dan keluhan mereka terhadap pelayanan gubernur. Ada tiga keluhan masyarakat terhadap sang gubernur. Setiap keluhan disampaikan, Umar meminta Said menjawabnya.

Pertama, Said selalu 'masuk kantor' setelah matahari tinggi. Kedua, Said tidak bersedia menerima kedatangan siapa pun menghadapnya pada malam hari. Ketiga, tidak menerima tamu satu hari dalam setiap bulan.
Sebenarnya, Said malu berterus terang, tetapi untuk menghilangkan salah paham, ia pun rela menjelaskannya secara terbuka.

Pertama, keluarganya tidak punya pembantu. Setiap pagi, dirinya membuatkan roti untuk keluarganya sehingga setelah matahari tinggi baru bisa bekerja melayani masyarakat.


Kedua, siang hari dia menyediakan waktu melayani masyarakat, tetapi malam hari adalah waktu khususnya untuk Allah SWT.


Ketiga, satu hari dalam sebulan dia tidak keluar melayani masyarakat karena hari itu dia harus mencuci pakaiannya.


Mendengar penjelasan Said, Umar berkata: “Alhamdulillah, penilaianku tidak salah terhadapmu.”


Demikianlah sikap hidup zuhud sang gubernur yang sebenarnya juga tidak jauh dari gaya hidup atasannya sendiri, yaitu Amirul Mukminin, Umar bin Khattab. Semoga kisah yang dapat kita baca dalam buku Al-’Arabiyah li an-Nasyi’in ini dapat menjadi renungan bagi kita semua.

Subhanallah .. semoga masih ada teladan dari pemimpin-pemimpin kita seperti sang gubernur Said bin amir.