Zainab Ats Tsaqafiyah RA adalah seorang wanita bangsawan yang
kaya-raya, yang berasal dari kabilah Bani Tsaqif di Thaif. Ia menikah
dengan Abdullah bin Mas'ud, seorang sahabat Nabi SAW yang tadinya
hanyalah seorang buruh penggembala kambing, tetapi Islam telah
memuliakannya dengan kemampuannya di dalam Al Qur'an, bahkan Nabi SAW
memuji bacaannya, tepat seperti ketika Al Qur'an diturunkan. Tentu saja
Ibnu Mas’ud hanyalah dari kalangan biasa dan miskin, bahkan kondisi fisiknya ada kekurangan (cacat).
Walau dengan ‘derajat’ duniawiah yang begitu jauh berbeda, Zainab
bersedia dinikahi Ibnu Mas’ud, karena ia menyadari kekayaan dan
kebangsawanannya belum tentu bisa menjamin keselamatannya di akhirat
kelak. Tetapi dengan menjadi istri dan pendamping seorang sahabat yang
begitu dimuliakan Rasulullah SAW, ia yakin akan memperoleh ‘freepass’
masuk surga, asal dengan ikhlas mengabdi pada suaminya tersebut.
Suatu ketika Zainab mendengar Nabi SAW bersabda, "Wahai kaum wanita,
bersedekahlah kamu sekalian, walaupun harus dengan perhiasanmu…!!"
Ketika tiba di rumah dan bertemu dengan suaminya, Abdullah bin Mas'ud,
ia menceritakan sabda Nabi SAW tersebut dan berkata, "Sesungguhnya
engkau adalah orang yang tidak mampu, tolong datang dan tanyakan kepada
Nabi SAW, apa boleh aku bersedekah kepadamu, jika tidak boleh, aku akan
memberikannya kepada orang lain…!!"
Tetapi Ibnu Mas'ud merasa
tidak enak dan malu menanyakan hal tersebut kepada Nabi SAW, karena ia
dalam posisi berhak tidaknya menerima sedekah dari istrinya sendiri.
Apalagi ia mempunyai kedekatan khusus dengan beliau. Karena itu ia
berkata kepada istrinya, "Kamu sendiri saja yang datang kepada beliau
dan menanyakannya…!!"
Dengan perintah atau ijin suaminya
tersebut, Zainab datang ke rumah Nabi SAW, ternyata di sana telah ada
seorang wanita Anshar menunggu Nabi SAW hadir/datang untuk menanyakan
hal yang sama dengan dirinya. Seperti telah memperoleh isyarat, Nabi SAW
memerintahkan Bilal keluar menemui dua wanita tersebut, dan Zainab
berkata, "Wahai Bilal, sampaikan kepada Rasulullah SAW, dua orang wanita
menanyakan kepada kepada beliau, apa boleh kami memberikan shadaqah
kami kepada suami dan anak-anak yatim yang kami asuh? Tetapi, tolong
jangan dijelaskan siapa kami!!"
Bilal masuk kembali menemui
beliau dan menyampaikan pertanyaan mereka berdua. Tetapi Nabi SAW justru
menanyakan identitas mereka berdua sehingga Bilal tidak mungkin
menyembunyikannya, ia berkata, "Seorang wanita Anshar dan Zainab, ya
Rasulullah!!"
"Zainab yang mana?" Tanya Nabi SAW.
"Istri Abdullah bin Mas'ud…!!"
Nabi SAW bersabda, "Jika itu yang dilakukannya, kedua wanita tersebut
akan mendapat dua macam pahala, pahala membantu kerabatnya, dan pahala
shadaqah….!!"
Bilal menyampaikan jawaban Nabi SAW, dan tentu saja Zainab
beserta wanita Anshar tersebut sangat gembira. "Ijtihad" mereka tentang
shadaqah ternyata dibenarkan beliau, bahkan memperoleh pahala berlipat.