Selasa, 31 Desember 2013

Keutamaan di Shaff Pertama

Menempati shaf pertama dalam shalat berjama’ah, bagi muslim laki-laki, memiliki keutamaan yang luar biasa. Berikut ini 5 keutamaan shaf pertama yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih (minimal hasan) sebagaimana telah dihimpun Imam An Nawawi dalam kitab Riyadhush Shalihin:

1. Mendapatkan shalawat dari Allah dan Malaikat

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصُّفُوفِ الأُوَل
ِ
“Sesungguhnya Allah dan Malaikat bersalawat untuk shaf-shaf pertama” (HR. Abu Dawud; hasan)

2. Pahalanya sangat besar

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا
“Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala azan dan shaf pertama, kemudian untuk mendapatkannya harus diundi, niscaya mereka akan mengadakan undian.” (Muttafaq ‘alaih)

3. Seperti shaf Malaikat

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَال أَلاَ تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا. فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا قَالَ يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الأُوَلَ وَيَتَرَاصُّونَ فِى الصَّفّ
ِ
Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kami dan bersabda, ‘Tidakkah kalian ingin bershaf seperti shaf Malaikat di hadapan Tuhannya?’ Kami (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana Malaikat bershaf di hadapan Tuhannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka menyempurnakan shaf-shaf awal dan merapatkan shaf.” (HR. Muslim)

4. Shaf terbaik bagi laki-laki

خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا

“Shaf kaum lelaki yang paling baik adalah shaf pertama dan shaf yang paling jelek adalah shaf terakhir. Sedangkan shaf kaum wanita yang paling baik adalah shaf terakhir dan yang paling jelek adalah shaf pertama.” (HR. Muslim)

5. Terhindar dari kemunduran

تَقَدَّمُوا فَائْتَمُّوا بِى وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ لاَ يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمُ اللَّه
ُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat para sahabat mundur ke belakang. Maka beliau pun bersabda, “Majulah dan ikutilah aku. Shaf yang di belakangnya mengikuti shaf depannya. Kaum yang selalu mundur (dalam bershaf), Allah akan memundurkan mereka.” (HR. Muslim)

Minggu, 29 Desember 2013

Menjadi yang TERBAIK

Seorang profesor di suatu universitas akan memberikan ujian akhir kepada para mahasiswanya. Ia mengajukan suatu tawaran istimewa kepada mereka.

Ia berkata, “Siapa yg mau mendapat nilai C otomatis dalam ujian ini, angkat tangan dan kamu tidak perlu mengikuti ujian. Saya akan langsung memberikanmu nilai C.” 

Satu tangan terangkat. Kemudian yang lainnya, hingga setengah dari para mahasiswa tersebut telah memilih untuk tidak mengikuti ujian itu. Mereka akan menerima nilai C secara otomatis dan Mereka pun pulang dengan gembira.

Profesor itu kemudian membagikan lembaran ujian kepada mahasiswa yang masih tinggal di kelas itu. Ia meletakkan lembaran-lembaran tersebut di meja dan meminta mereka tidak membaliknya sebelum diperintahkan.

Ia memberi selamat kepada para mahasiswa tersebut, karena mereka tidak mau menerima nilai rata-rata dan bahwa mereka bersedia melakukan hal-hal yang luar biasa dalam hidup mereka.

Kemudian profesor itu memerintahkan mahasiswanya untuk memulai ujian mereka. Para mahasiswa kaget ketika menemukan bahwa lembaran ujian mereka hanya tertulis kalimat singkat: “Selamat. Anda baru saja mendapatkan nilai A.”

Moral: 

1. Terlalu sering kita mengambil jalan pintas yang mudah dan menerima keadaan biasa-biasa saja saat seharusnya kita bisa membangun potensi diri kita. 

2. Sering kali kita berpikir bahwa nilai C tidak begitu buruk dan cukup pantas untuk kita peroleh. Hidup biasa-biasa saja, tanpa mengeluarkan potensi maksimal dalam hidup kita, merupakan suatu penghinaan bagi ALLOH atas karya-NYA yang luar biasa dalam diri kita.

3. Lakukanlah yang terbaik untuk apapun yang sedang menjadi tanggung jawabmu saat ini! Sebab Alloh telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa perjuangan kita tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

NOTE : Sumber email broadcast, semoga bermanfaat.. 

Selasa, 24 Desember 2013

agar hidup kita BAHAGIA

Lima perkara, yang mesti selalu kita amalkan agar hidup kita (selalu) bahagia :

√ Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberikannya ganti yang lebih baik

√ Jadilah sebagaimana yang Allah inginkan, maka hal itu akan menjadi lebih dari apa yang kita  harapkan insyaallah

√ Mungkin saja kita  membenci sesuatu, padahal perkara itu baik buat kita

√ Siapa yang obsesinya adalah keridhaan Allah Ta’ala, maka Allah akan mencukupkannya…


√ Sesuai dengan kadar takutmu kepada Allah, para hamba akan segan terhadapmu. Dan sesuai dengan kadar kecintaanmu pada Allah, demikian pula para hamba akan mencintaimu

antara (air) PIPIS bayi lelaki dan perempuan


“Air kencing bayi laki-laki (dibersihkan dengan) disiram/diperciki air dan air kencing bayi perempuan dicuci.” Qatadah rahimahullah berkata:” Ini kalau keduanya belum memakan makanan, sedangkan jika sudah memakan makanan maka dicuci air kencing dari keduanya.” (HR. Ahmad dalam Musnad beliau no. 563, dan sanadnya dinyatakan shahih oleh Syu’aib al-Arna’uth dalam Ta’liq beliau terhadap al-Musnad).

ISLAM telah merinci dengan perincian yang sangat rinci dalam masalah najis. Karena sesungguhnya najis adalah tempat-tempat di mana di dalamnya terdapat banyak sumber penyakit.
Dalam Islam pembersihan/penyucian pun bermacam-macam. Hal itu tergantung pada jenis najis dan bentuknya.

Diantara najis-najis ada yang bisa dihilangkan dan dibersihkan dengan mencucinya dengan air—dan ini kebanyakannya—atau menuangkan air di atasnya. Dan diantaranya pula ada yang dibersihkan dengan menggosoknya dengan tanah, atau dengan menghilangkan atau dengan mengubahnya ke zat lain. Dan cara-cara lainnya untuk membersihkan.

Dan Islam membagi najis menjadi dua, yaitu najis mutawasitoh (sedang) dan mukhaffah (ringan). Dan dari pembedaan dan pembagian ini ada yang berkaitan dengan pembedaaan antara air kencing bayi laki-laki—yang hanya mengonsumi ASI saja—dengan air kencing bayi perempuan.
Islam menjadikan air kencing bayi laki-laki sebagai bagian dari najis mukhaffah (ringan) dan cukup dibersihkan dengan percikan air di atasnya, sementara syari’at menjadikan air kencing bayi wanita sebagai bagian dari mutawasitoh (sedang) dan tidak sempurna cara penyucian/pembersihannya kecuali dengan mencuci sisa-sisanya dengan air.

Tentang air kencing bayi laki-laki dan perempuan, sebuah eksperimen ilmiah modern  telah mengungkap rahasia di balik pembedaan antara air kencing bayi laki-laki dan bayi perempuan, dan menetapkan bahwasanya di sana ada perbedaan di antara keduanya.

Penelitian ilmiah modern –yang dilakukan di bidang ini- mengungkapkan adanya perbedaan antara urin (air kencing) bayi laki-laki dan bayi perempuan. Dan salah satu penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Ashil Muhammad Ali dan Ahmad Muhammad Shalih dari Universitas Dohuk, Irak.

Dan kesimpulan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Telah selesai proses pengkajian persentase keberadaan bakteri dalam urin/air kencing bayi dalam masa menyusu dan bayi yang baru lahir, di mana mereka mengumpulkan sampel urin bayi secara acak yang berjumlah 73 bayi (35 perempuan dan 38 laki-laki). Mereka mengklasifikasikan/mengelompokkannya ke dalam empat kelompok umur; umur di bawah satu bulan, umur satu bulan sampai dua bulan, kemudian (dari dua bulan) sampai tiga bulan dan kemudian lebih dari tiga bulan dengan kemungkinan meningkatnya konsumsi makanan.

Sampel dikumpulkan dan diangkut langsung untuk diperiksa secara laboratoris dan proses terus berlanjut selama beberapa bulan, dengan mempertimbangkan kemungkinan tingkat maksimum sterilisasi dan menghindari kontaminasi.

Dan kajian tersebut menggunakan metode yang digunakan Dr. Hans Christian Gram, yang ditemukan pada tahun 1884 dalam pewarnaan bakteri (metode Gram staining), yang mana warna ungu menunjukkan bakteri Gram positif dan warna merah untuk negative. Semua sampel yang diuji dengan memilih bidang bakteri mikroskopis untuk menghitung jumlah bakteri dengan menggunakan standar pembesaraan 100 kali lipat. Dan ditemukan bahwa semua Gram negatif, dan diklasifikasikan bahwa ia masuk sebagai bakteri Escherichia Coli.

Dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Pertama: Pada kelompok usia nol sampai 30 hari, prosentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 95,44% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 41,9 sedangkan pada bidang yang sama untuk bayi laki-laki hanya berjumlah 2 saja.

Kedua: Pada kelompok umur (dari satu bulan sampai dua bulan) prosentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 91,48% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 24,1 sementara jumlah dalam bayi laki-laki hanya 2,25.

Ketiga: Pada kelompok usia 2-3 bulan, prosentase keberadaan bakteri dalam urin bayi perempuan 93,69% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 24,1 sementara jumlah pada kasus bayi laki-laki hanya 1,6.

Keempat: Pada kelompok usia lebih dari 3 bulan, prosentase bakteri dalam urin bayi perempuan 69% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah bakteri di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan 13,9 sementara dalam kasus urin bayi laki-laki jumlahnya 6,8.

Dan di antara perbandingan di antara jenis yang sama kita cermati bahwa prosentase jumlah bakteri pada perempuan (urin bayi perempuan) terus menurun dengan bertambahnya usia, di mana prosentase tersebut pada kelompok usia kurang dari satu bulan adalah 41,9.

Sedangkan pada kelompok usia di atas tiga bulan kita cermati bahwa prosentasenya turun menjadi 13,9 bertolak belakang dengan apa yang diamati pada laki-laki. Di mana prosentase bakteri dalam kelompok usia kurang dari dua bulan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang ada pada kelompok usia di atas tiga bulan ( yaitu 6,8).

Dan disimpulkan dari hal ini bahwa prosentase bakteri pada perempuan adalah tinggi sejak hari-hari awal usianya, tanpa melihat perkembangan usia dan terlepas dari apakah ia sudah mulai mengonsumsi makanan atau tidak. Adapun laki-laki maka keberadaan bakteri jauh lebih rendah pada hari-hari pertama usianya.

Dan prosentase ini mulai meningkat secara bertahap dengan berlalunya waktu, terutama ketika melewati bulan ketiga dari usianya, yang mana meningkatnya kemungkinan mulai peningkatan prosentase tersebut dengan mengonsumsi makanan. [nooran]

sumber : http://rumahkeluarga-indonesia.com/fakta-di-balik-air-pipis-bayi-laki-laki-dan-perempuan-6376/

Selasa, 17 Desember 2013

Memberi dan Menerima

Pada saat kita memberi,
kita akan menerima.

Saat kita menolong orang lain,
pada saat yang sama
kita sedang menolong
diri sendiri.

Apa yang kita lakukan untuk orang lain, sebenarnya kita sedang melakukan untuk diri kita sendiri.

Inilah Rahasia Kehidupan yang tersembunyi bagi banyak orang.

Bukan karena mereka tidak melihat kebenaran ini, tapi mereka tidak mempercayainya.

Karena itu banyak orang lebih berbahagia menerima daripada memberi.
Lebih suka ditolong daripada menolong. Hidup hanya berpusat kepada diri sendiri.

Ada ilustrasi menarik, seorang buta sedang berjalan dengan tongkatnya di malam hari. Tangan kanannya memegang tongkat, sementara tangan kirinya membawa lampu. Pemandangan ini cukup mengherankan bagi seorang pria yang kebetulan melihatnya.

Supaya tidak penasaran, pria iτu bertanya, “Mengapa anda berjalan membawa lampu?”

Orang buta itu menjawab, “Sebagai penerangan”.

Dengan heran pria itu bertanya lagi,
“Tetapi bukankah anda buta dan tetap tidak bisa melihat jalan meski ada lampu penerangan?”

Orang buta itu tersenyum sambil menjawab,
“Meski saya tidak bisa melihat,
orang lain melihatnya.
Selain membuat jalanan menjadi terang,
hal ini juga menghindarkan orang lain untuk tidak menabrak saya”.

Disaat kita melakukan sesuatu untuk orang lain, sebenarnya kita sedang melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri.

Kita diingatkan untuk tidak jemu2 berbuat baik. Ini sebuah Rahasia Kehidupan untuk hidup yang diberkati, berkelimpahan dan
hidup bahagia.

Meski demikian,
rahasia kehidupan ini tersembunyi bagi orang-orang yang egois, kikir, pelit dan melakukan sesuatu berdasarkan apa yang untung bagi diri sendiri.

Apa yang kita lakukan untuk orang lain,
Suatu saat pasti akan kembali kepada Diri kita.

Semakin banyak
kita bisa memberikan
apa yang kita miliki,
semakin banyak
pula kita menebar
benih cinta kasih.

Andaikata dari situ kita memperoleh keberkahanNYA,
itu karena Kasih & KaruniaNya.
Karena Berkah Allah SWT selalu berawal dari pemberian. []

Sabtu, 14 Desember 2013

Ketika Bertambah Usia

Manusia terbaik adalah yang mengisi waktu-waktunya dengan amalan yang mengantarkan kepada kebaikan dunia dan akhiratnya.

Nabi saw bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ“

Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Bakrah z, lihat Shahih Al-Jami’ no. 3297)

Orang yang banyak kebaikannya, setiap kali dipanjangkan umurnya maka akan banyak pahalanya dan dilipatgandakanderajatnya. Maka bertambahnya umur akan bertambah pula pahala dan amalannya.

"Tidak ada hebatnya menjadi tua jika itu berarti bertambah bawel, bertambah rewel, bertambah sensitif..
Karena seharusnya become older become wiser

Mukmin itu, ketika bertambah usianya..maka bertambah kebaikannya..

Kamis, 05 Desember 2013

Kisah Abu Hurairah dan Ibunya


Suatu kali Abu Hurairah dipanggil oleh ibunya.

Lalu ia menjawab: Iya bu...

Setelah itu ia merasa kalau suaranya lebih tinggi sedikit dari suara ibunya.

Karena itu ia langsung mengambil posisi untuk beristighfar.

Selanjutnya ia pergi kepasar untuk membeli dua orang budak. Lalu keduanya dimerdekakan, berharap pahala dari Allah sebagai tanda taubat dari maksiat meninggikan suara kepada ibunya.

Coba bandingkan diri kita dengan beliau yang mulia ini!!

Ya Allah, jadikanlah kami anak-anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya selagi hidup dan setelah mereka tiada.